Sabtu, 14 Maret 2015

Batik Cirebon - Dolar Terus Menguat, Pengrajin Batik Tradisional di Pantura Bangkrut

Batik Cirebon - Beberapa ratus pengrajin batik serta kain tenun sarung tradisional di selama Pantura, Tegal serta Pekalongan gulung tikar. Sesaat beberapa yang lain terancam bangkrut disebabkan nilai ganti dolar Amerika Serikat (AS) yang selalu naik.
Terkecuali kenaikan harga beli bahan baku benang, pembelian bahan baku yang memakai kurs USD ini mengakibatkan pengrajin tradisional ini tak dapat bertahan disebabkan kesusahan beli bahan baku.
Batik Cirebon - "Kita beli bahan baku benang juga sebagai bahan basic kain batik serta sarung gunakan dolar, lantaran bahan bakunya benang rayon impor dari Tiongkok serta Kanada. Produksi jadinya kita jual gunakan rupiah. Terang kami banyak tidak untung hingga beberapa besar tutup usahanya, ” ucap Jamaludin Alkatiri (55), salah seseorang entrepreneur sarung tenun asal kota Tegal, Sabtu (14/3/2015).
Hal yang sama saja dikemukakan oleh Umi Azizah (50), pengrajin batik catat serta batik cap asal Pekalongan. Menurut Umi, harga bahan baku benang impor sekarang ini juga telah naik. Dia juga menggangap lumrah bila beberapa besar pengrajin batik serta tenun sarung tak dapat bertahan lantaran ketidakmampuan beli bahan baku kain.
Batik Cirebon - Sekarang ini harga bahan baku benang rayon USD1, 8 per kg (kg). Pada awal mulanya cuma USD1, 2 per kg. Hal itu diperparah dengan nilai dolar yang terus-terusan naik. " Mengakibatkan, harga bahan baku terus-terusan naik, sesaat harga jual memakai rupiah, " kata Umi.
Di lokasi Pantura, Tegal sampai Pekalongan, menurut umi sekurang-kurangnya ada seputar 2. 000 pengrajin kecil ataupun besar yang mengantungkan hidupnya pada usaha kerajinan batik serta sarung tenun. Saat ini, beberapa dari mereka telah hentikan usahanya sembari menanti turunnya harga dolar. ( Batik Cirebon )

0 comments:

Posting Komentar