Jumat, 31 Oktober 2014

Batik Cirebon - Mengenal Batik Khas Kabupaten Tangerang

Batik Cirebon

Batik Cirebon - Ragam batik di Indonesia begitu kaya. Kalau dilihat kembali, Provinsi Banten juga memiliki karya batik nan indah. Kalau selama ini yang baru dikenal hanya batik Cirebon atau pun Tangerang Selatan, maka tak ada salahnya berkenalan dengan batik dari Kabupaten Tangerang, salah satu kabupaten yang juga terdapat di Provinsi Banten.
"Saat ini kami (perajin batik) baru mengeksplorasi dua motif batik yaitu wareng dan kacang," ujar Ketua UMKM Kabupaten Tangerang, Sri Maryanti saat ditemui di Gebyar Wisata Banten 2014, Minggu (26/10/2014).
Sri lantas memperlihatkan beberapa kain batik dengan dua motif yang disebutkannya. Kedua motif batik tersebut memiliki warna dengan nuansa gelap dan motif diagonal.
"Dua batik ini memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat yang menetap di Kabupaten Tangerang," tambahnya.
Menurut Sri, kacang merupakan tanaman yang kerap kali ditemui pada tiap halaman rumah di Kabupaten Tangerang yang kebetulan memiliki jenis tanah yang gembur. Sedangkan wareng berarti galak. Biasa disematkan pada ayam jantan. "Ayam wareng atau ayam galak juga menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang yang dulunya suka mengadu ayam," terangnya kembali.
Sayang, menurut Sri, motif-motif yang dihasilkan oleh perajin batik Kabupaten Tangerang belum terlalu beragam. "Saat ini mungkin hanya dua motif, mungkin ke depannya bisa bertambah dan juga mungkin dapat berubah karena memang belum dipatenkan," ungkapnya.
Belum adanya hak paten memang menjadi kendala yang membatasi Kabupaten Tangerang untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi batik sebagai identitas. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Pariwisata Disporabudpar, Murtasiah.
"Untuk urusan ekonomi kreatif, kami memang masih dalam tahap membangun. Batik pun belum dipatenkan karena motif Kabupaten Tangerang masih dinilai mirip dengan batik mataram, walaupun kalau dilihat lebih seksama tentu sangat berbeda. Perlu sinergi beberapa pihak untuk dapat hak paten," katanya.
Walaupun begitu, pengrajin batik di sana tetap menggali identitasnya dengan tetap mengeksplorasi ciri khas Kabupaten Tangerang yang dapat dijadikan motif batik.
"Sebenarnya tak hanya batik yang kami angkat, dari dulu Kabupaten Tangerang juga dikenal dengan kerajinan tas berbahan dasar reptil. Ini akan terus kami lestarikan. Kalau batik juga kami akan gali terus hingga nanti dapat kami patenkan motif yang tepat," tutup Sri.(batik Cirebon)

Kamis, 30 Oktober 2014

Batik Cirebon - Monumen Batik Yogyakarta Kerap Jadi Sasaran Vandalisme

Batik Cirebon - Monumen Batik di Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta kerap menjadi sasaran vandalisme oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga kaca yang menutup kain batik di monumen kerap pecah.
"Kami sebenarnya sudah melakukan pengawasan secara rutin, namun terkadang kaca penutup monumen sudah ditemukan pecah sehingga harus dilakukan perbaikan secara rutin," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, Syarif Teguh, di Yogyakarta, Rabu (29/10).
Selain kaca penutup kain batik yang kerap ditemukan pecah, kawasan Monumen Batik tersebut juga sering dijadikan tempat buang air kecil sehingga berbau pesing dan mengganggu wisatawan yang berada di lokasi tersebut.
Batik Cirebon - Syarif berharap, masyarakat memiliki kesadaran untuk tidak melakukan berbagai kegiatan yang dapat merusak dan mengganggu keindahan kawasan yang menjadi ikon wisata Kota Yogyakarta itu, apalagi monumen tersebut terletak tidak jauh dari Gedung Agung.
Sementara itu, Kepala Seksi Tata Perkotaan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Wahyu Setyowati, mengatakan, pada tahun ini kembali melakukan kegiatan pemeliharaan Monumen Batik untuk memperbaiki beberapa kerusakan.
"Perawatan selalu dilakukan setiap tahun. Ada saja kaca yang pecah sehingga harus diganti dengan yang baru. Tahun ini, kaca diganti dari jenis akrilik," katanya.
Di kawasan monumen tersebut terdapat enam titik monumen yang di bagian bawahnya digunakan untuk menampilkan berbagai jenis batik khas Yogyakarta.
"Anggaran pemeliharaan tahun ini adalah sekitar Rp 50 miliar. Pemeliharaan hanya untuk memperbaiki bagian yang rusak, tidak ada penambahan baru," katanya yang berharap kegiatan pemeliharaan bisa diselesaikan pertengahan November.
Pembangunan Monumen Batik di Kota Yogyakarta tersebut dicanangkan bertepatan dengan penetapan batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.
Monumen tersebut diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa batik adalah budaya asli milik bangsa Indonesia, sekaligus memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk semakin mencintai dan membanggakan batik. (batik Cirebon)

Rabu, 29 Oktober 2014

Batik Cirebon - Cukup di Drapping, Batik dan Brokat Tampil Cantik

Batik Cirebon - Batik yang dibuat khusus dengan motif yang disesuaikan dengan bahan brokat karya Embran Nawawi tampil sebagai busana cantik hanya dengan cara drapping. Embran sengaja menggandeng perancang Denny Darmawan untuk mengolah batik karyanya dengan cara drapping itu.
Empat model pada Selasa (28/10/2014) sore itu mengenakan busana dari bahan batik dan brokat di hadapan para tamu undangan di Artotel Surabaya. Secara bergantian para model menunjukkan busana dan pola drapping yang dikenakan dengan memutar badan di hadapan tamu undangan yang duduk di meja-meja hidangan.
Batik Cirebon - Keempat busana yang dikenakan masing-masing memiliki perbedaan pola lipatan dan letak smoke. Mesi sama-sama berasal dari bahan batik dan brokat yang sama tapi peletakan titik center point dari masing-masing busana bisa menghadirkan gaya berbeda.
Denny Darmawan yang digandeng Embran untuk mendesain teknik drapping dari batik-brokat menjelaskan teknik drapping akan sangat membantu bagi penyuka batik yang suka bergonta-ganti model pakaian. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit sebuah busana batik baru sudah bisa tercipta hanya dengan mencubit, mengikat, atau memberi tusukan jarum sedikit.
“Ini saya mengangkat tema flower dengan konsep gaun malam. Tinggal menentukan di mana center pointnya, di pinggang? di dada? Lalu saya buat smoke, bikin bunga di center pointnya dengan menonjolkan motif batiknya,” terang Deny.
Di tiga busana yang ditunjukkan Deny lebih mengekspose smoke atau bentukan seperti bunga mekar dari bahan kain batik. Tapi satu busana, smoke dibuat dengan menonjolkan kain brokat. Lipatan-lipatan yang dibuat secara sederhana tetap diatur sedemikian rupa agar motif batik lebih terekspos. (Batik Cirebon)

Selasa, 28 Oktober 2014

Batik Cirebon - Pewarna Alami Pada Batik Bawa Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Batik Cirebon - Penelitih lingkungan mengungkapkan bahwa pengunaan pewarna alami dalam industri batik, yang merupakan mahakarya Indonesia dengan nilai budaya yang tinggi, membawa dampak positif baik dari segi ekonomi maupun dari segi lingkungan.
Hal itu diungkapkan Elzavira Felaza, dari Teknik Lingkungan UI dalam paparannya pada hajatan tahunan PPI UK yang mengelar pertemuan ilmiah Indonesian Scholar International Convention (ISIC) membahas kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan Asean Economic Community (AEC) di Oxford, Inggris, akhir pekan.
Mengikuti Indonesian Scholars International Convention 2014, Elzavira Felaza kepada Antara London, Rabu mengatakan bahwa merupakan pengalaman yang sangat berharga dan juga pengalaman pertama dalam menulis hasil penelitihan serta mempresentasikan di Inggris.
Batik Cirebon - Pada pertemuan ilmiah pelajar Indonesia yang dibuka Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb, Elzavira Felaza menyampaikan hasil penelitihannya yang berjudul Konservasi alam Indonesia dan budaya melalui pemberdayaan teknologi adat di UKM industri kreatif.
Dikatakannya alam dan budaya merupakan potensi unik yang dapat optimalkan oleh Indonesia untuk menghadapi tantangan pasar global. Berdasarkan data dari BPS di tahun 2013, UKM berkontribusi 56 persen dari Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.
Menurut Elzavira Felaza, salah satu jenis dari UKM yang memiliki pengaruh besar di Indonesia adalah UKM industri kreatif batik. Penggunaan pewarna alami dalam industri batik membawa dampak positif baik dari segi ekonomi maupun dari segi lingkungan.
UKM batik ramah lingkungan yang menggunakan bahan dari pewarna alami merupakan salah satu cara untuk menjaga alam dan juga budaya. Ditambah lagi dengan peluang Indonesia dari segi keanekaragaman hayati, dimana saat ini terdapat 150 jenis flora di Indonesia yang memiliki potensi menjadi sumber zat pewarna alami.
Untuk memahami proses tradisional batik dan juga pewarna alami yang digunakan, penelitian telah dilakukan dengan studi kasus di salah satu UKM batik di Yogyakarta, ujarnya.
Batik dengan proses pembuatan tradisional dan penggunaan pewarna alam akan menghasilkan keuntungan, yaitu nilai jual yang lebih tinggi karena keunikan budaya dan bahan yang ramah lingkungan akan lebih menarik bagi pasar global yang saat ini juga menaruh fokus pada industri ramah lingkungan.
Untuk optimalisasi usaha ini, diperlukan kolaborasi dari berbagai sektor, seperti perdagangan, pertanian serta pendidikan dan budaya. Dari sektor perdagangan dapat membuat regulasi terkait dengan pemberian label pada batik tradisional dengan pewarna alami sehingga pasar akan lebih memahaminya.
Sektor pertanian dapat membantu penanaman dari sumber zat pewarna alami tersebut, karena usaha ini bukan tentang menghabiskan sumber daya alami Indonesia, namun mengoptimalkan penggunaannya dengan tujuan budidaya.
Sektor pendidikan dan budaya dapat membantu dengan memberikan lebih banyak edukasi terkait dengan nilai budaya dari batik kepada masyarakat Indonesia dan juga global, sehingga masyarakat akan lebih memahami dan menghargai nilai budaya batik tersebut.
Dikatakannya dengan usaha ini maka diharapkan Indonesia dapat menjaga alam, budaya dan juga dapat bersaing dengan baik di pasar bebas ASEAN dan AEC.
Elzavira Felaza mengakui mengikuti Indonesian Scholars International Convention 2014 merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya . "Sejujurnya, ini merupakan pengalaman pertama saya dalam menulis paper apalagi mempresentasikan paper dengan Bahasa Inggris," ujar Elzavira Felaza.
"I feel honoured to be presenting my paper in Oxford and to win the best presenter, well... I didn't see it coming and I didn't even think I had it in me," ujar Elzavira Felaza yang menyampaikan kesan kesan dalam mengikuti ISIC 2014.
Diakuinyan banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil dalam mengikuti kegiatan ini, baik saat acara maupun saat penelitian. Pada saat penelitian narasumber memberikan banyak inspirasi dan diharapankannya hasil penelitihannya akan terwujud dan bisa membawa ide unik dan ramah lingkungan dari usaha yang telah dilakukan untuk dipresentasikan di konferensi.
Menurut Elzavira Felaza, seluruh presenter dan juga speakers dalam conference ini memberikan banyak inspirasi dan diharap output dari konferensi ini benar-benar dapat digunakan untuk membantu Indonesia menghadapi pasar global. (Batik Cirebon)

Senin, 27 Oktober 2014

Batik Cirebon - Para Menteri Gunakan Batik Saat Dilantik

Batik Cirebon - Para menteri Kabinet Kerja 2014-2019 menggunakan batik saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Senin, 27 Oktober 2014. Ke-34 menteri tersebut mengenakan atasan batik dominasi berwarna cokelat yang dipadu bawahan berwarna hitam. Para menteri pria juga memakai peci hitam.
Hanya Menteri Kelautan dan Perikanan yang menggunakan kebaya cokelat dan kain. Menteri perempuan lainnya hanya mengenakan bawahan hitam dan atasan batik. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menggunakan luaran batik dipadu celana bahan dan blus dalam hitam.
Batik Cirebon - Pelantikan dimulai pada pukul 11.30 di Istana Negara. Pelantikan juga dihadiri para pimpinan lembaga negara, di antaranya Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva. Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga terlihat hadir dalam pelantikan.
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dibuka menguat 0,26 persen ke level 5.086,25 pada pagi ini setelah penutupan perdagangan pekan lalu indeks melemah 0,6 persen ke level 5.073,07.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, merasa optimistis laju indeks akan menguat. "Koreksi wajar pada akhir pekan lalu menggambarkan pergerakan yang normal," ujar dia. Menurut analisis dia, fase konsolidasi akan berlanjut dengan potensi terjadi penguatan pada awal pekan ini.
William memprediksi laju indeks akan berada di level 5.054-5.165. "Tekanan terbatas untuk menuju support belum teruji," ujar dia. Melihat timeframe jangka pendek, kata William, IHSG sudah mulai memasuki jalur uptrend.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks bergerak pada kisaran 5.062,9-5.107,26. Dari sembilan sektor yang diperdagangkan, hanya satu sektor yang menguat 1,58 persen, sedangkan delapan sektor lainnya melemah. Pelemahan terbesar dialami sektor perdagangan dan jasa yang tercatat melemah 2,1 persen. (Batik Cirebon)

Sabtu, 25 Oktober 2014

Batik Cirebon - Melihat Geliat Batik di Beberapa Daerah di DIY

Batik Cirebon - Rasanya tak sulit menemukan showroom maupun perajin batik di Kelurahan Wijirejo, Pandak. Di sepanjang Jalan Wijirejo, banyak ditemukan galeri batik. Di sisi kanan dan kiri jalan raya yang menjadi pembatas Pedusunan Pijenan dan Pedusunan Ngeblak ini, berdiri puluhan showroom batik.
Showroom-showroom ini hampir setiap hari buka menjajakan ratusan produk batik. Tapi, jangan kaget ketika mendapati produk kain batik di showroom tersebut identik dengan motif-motif tertentu yang lagi in. “Namanya batik kontemporer,” ujar Topo Harto Prayitno, seorang perajin batik senior di Kelurahan Wijirejo saat ditemui Radar Jogja.
Batik Cirebon - Ya, para perajin batik di kelurahan ini memang cukup terbuka dengan perkembangan mode. Hampir seluruh perajin selalu me-mantau perkembangan tren mode, baik lokal maupun internasional. Saat musim bola misalnya, para perajin memproduksi batik dengan motif klub sepakbola.
Kemudian, saat musim kam-panye lalu, para perajin juga menciptakan motif batik khas partai politik. Tak jarang mereka juga mema-dukan motif kontemporer dengan goresan-goresan khas batik Jawa. “Juga mengombinasikan motif batik pesisir (Rembang, Tuban, dan Madura) dengan motif asli Jogja,” urainya. Berbagai kreasi dan inovasi motif batik itu hanya untuk satu tujuan, memenuhi kebutuhan pasar.
Meski begitu, pria yang akrab disapa Topo HP ini menegaskan, para perajin tetap memproduksi batik asli Jogja. Di antaranya Parangrusak, Cakarayam, Blarak-sempal, Teruntum, Gerompol, Sidomukti, Sidoasih, dan Alas-alasan.“Motif asli yang turun-temurun dari nenek moyang kami, ya batik Jogja atau batik Jawa,” paparnya.
Batik Cirebon - Ada pembeda yang mencolok antara batik kontemporer dan batik Jawa, yakni nilai filosofi goresan. Di balik setiap goresan batik kontemporer tak ada nilai filosofinya. Goresan-goresan pada batik kontemporer hanya berdasarkan tren dan kepan-tasan. Adapun batik Jawa penuh dengan muatan filosofi. “ Contoh motif Parangrusak. Motif ini dibuat setelah HB VIII bertapa di Parangkusumo,” ungkap-nya.Bapak tiga anak ini bercerita, dulu hanya ada dua showroom batik di sepanjang Jalan Wijirejo. Kehidupan para perajin pun ibarat hidup segan mati pun enggan.
Kondisi ini kemudian berubah drastis setelah Ma laysia mengklaim batik sebagai salah satu tradisi mereka.Respons positif pemerintah Indonesia atas klaim sepihak Negeri Jiran tersebut berdampak pada tingginya perhatian terhadap para perajin batik.Berbagai pelatihan hingga kemudahan diberikan kepada para perajin.
Alhasil, jumlah perajin dan pemilik showroom batik di Kelurahan Wijirejo pun meningkat drastis. Ada 20 perajin batik di Kelurahan Wijirejo saat ini.“Terus terang kami sangat ber-terimakasih kepada Malaysia, karena mereka kami seperti ini sekarang,” bebernya.
Maklumlah, menggeliatnya usaha kerajinan batik berdampak pada meningkatnya taraf per-ekonomian para perajin. “Ya, pokoknya setiap perajin sekarang pasti punya mobillah,” tuturnya bangga. (batik Cirebon)

Jumat, 24 Oktober 2014

Batik Cirebon - Batik Besurek Bengkulu Gagal Masuk Warisan Budaya Indonesia

Batik Cirebon - Kain Batik Besurek Bengkulu gagal masuk warisan budaya Indonesia sebab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu tidak mengirimkan utusan pada saat sidang warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di Jakarta belum lama ini. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Bengkulu, Edi Nedvian, yang dihubungi di Bengkulu, Jumat (24/10) membenarkan hal tersebut.
"Tahun ini, kami kembali gagal memasukkan kain batik Besurek sebagai warisan budaya Indonesia tidak benda, tetapi kami tidak berputus asa, karena masih ada waktu untuk menjadikan batik Besurek Bengkulu menjadi warisan budaya Indonesia," ujarnya.
Dalam sidang penetapan warisan budaya Indonesia non benda yang dilaksanakan Kemdikbud di Jakarta pertengahan Oktober ini, Bengkulu mengusulkan tiga jenis kain batik masuk warisan budaya Indonesia, yakni batik Besurek, kain Lantung, dan kain Umeak Jang dari Kabupaten Rejang Lebong.
Batik Cirebon - Namun, ketiganya gagal disahkan oleh Kemdikbud sebagai warisan budaya Indonesia tidak benda karena dalam pembahasan tersebut, tidak dihadiri oleh wakil Pemprov Bengkulu, sehingga usulan tidak dibahas sama sekali.
Sebelumnya, pada tahun 2013 lalu, Disparbud Bengkulu juga mengusulkan kesenian tradisional Tabot masuk dalam warisan budaya Indonesia, tetapi usulan serupa juga gagal.
"Jadi, sampai sekarang belum satupun kesenian dan kain tradisional hasil ciptaan masyarakat Bengkulu masuk sebagai warisan budaya Indonesia. Padahal, di daerah ini cukup banyak jenis kesenian dan kain tradisional yang berhasil diciptakan masyarakat Bengkulu," ujarnya.
Edi mengatakan, meski gagal meloloskan kain batik Besurek masuk dalam daftar warisan budaya Indonesia tidak benda, pihaknya akan kembali mengusulkan ke Kemdikbud pada tahun 2015 mendatang.
"Tahun depan kami akan kembali mengusulkan kain batik Besurek masuk dalam warisan budaya Indonesia. Kami targetkan kain batik Bengkulu harus masuk warisan budaya dan mulai mengusulkan sampai sidang akan kami kawal sampai disahkan," ujarnya.
Salah seorang budayawan Bengkulu, Agus Setyanto menyayangkan pihak Disparbud dan Pemprov Bengkulu yang gagal mengusulkan kain batik Besurek masuk dalam warisan budaya tidak benda Indonesia pada tahun 2014.
Sebab, usulan ini sudah sejak lama dirintis ketika ia masih menjabat Kepala Disbudpar Provinsi Bengkulu, tetapi pada saat detik-detik pengesahan warisan budaya Indonesia oleh Kemdikbud, wakil Pemprov Bengkulu tidak hadir dalam acara tersebut.
Semestinya, kata dosen Universitas Bengkulu (Unib) ini, pada saat acara penetapan warisan budaya Indonesia di Kemdikbud, wakil dari Pemda dan Disparbud Bengkulu harus ada sehingga usulan daerah ini dibahas dan ditetapkan.
Namun, faktanya Pemprov dan Disparbud Bengkulu tidak mengirimkan utusan untuk menghadiri sidang penetapan warisan budaya tidak benda di Kemdikbud, sehingga usulan batik Besurek menjadi warisan budaya gagal ditetapkan, katanya.
Untuk itu, dia berharap bukan saja batik Besurek diusulkan menjadi warisan budaya Indonesia, tetapi juga kesenian tradisonal Tabot. Sebab, kesenian Tabot Bengkulu sudah dikenal masyarakat luas di Tanah Air.
"Jadi, sangat pantas kalau kesenian Tabot kembali diusulkan Pemprov Bengkulu ke Kemdikbud agar masuk dan tercatat sebagai warisan budaya Indonesia," ujarnya. (Batik Cirebon)

Kamis, 23 Oktober 2014

Batik Cirebon - Batik Pakidulan Produk Baru Ramah Lingkungan

Batik Pakidulan - Batik Cirebon

Batik Cirebon - Pada pertengahan Oktober 2014, di Jakarta Trade Expo, salah satu mitra binaan terbaik Bio Farma memamerkan hasil karyanya yaitu Batik Pakidulan. Stand pameran Mitra Binaan Bio Farma yang berasal dari Desa Taman Jaya ini berhasil menarik perhatian International Buyer.  Menurut R. Herry, Kepala Divisi CSR Bio Farma,  Bio Farma memiliki banyak expertise di bidang Green.  Seperti pengelolaan air, udara, pengolahan limbah dan lingkungan. ''Keunggulan tersebut yang terus menerus ditularkan kepada mitra binaan kami. Contohnya adalah pembudidayaan ikan Koi Mizumi dengan teknologi biosecure, serta yang terbaru Batik Pakidulan,'' papar Herry dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (23/10).
Batik Pakidulan merupakan produk batik ramah lingkungan karya mitra binaan CSR Bio Farma yang telah menerapkan green process. Yaitu pewarna ramah lingkungan dengan Teknologi Nano yang sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Batik Pakidulan tersebut terinspirasi dari keindahan dan eksotisme pesona alam, keanekaragaman hayati dan budaya di kawasan Geopark Ciletuh.
Batik Cirebon - Salah seorang pengrajin Batik Pakidulan, Aliyudin Firdaus sangat senang berkesempatan diikutsertakan dalam pameran Trade Expo tersebut. Ia memiliki tiga motif andalan. Antara lain motif Curug yang menggambarkan ekspresi keprihatinan jika terjadi pencemaran lingkungan air terjun di kawasan Geopark Ciletuh.  Motif Panenjoan yang merupakan ekspresi artistik pemandangan eksotis, amphitheatre raksasa di kawasan geologi purba di Geopark Ciletuh. Serta motif Hujungan yang  merupakan ekspresi pulau – pulau kecil yang ada di Hujungan,  pemandangan batuan geologi Jampang purba yang berusia 65 juta tahun di kawasan Geopark Ciletuh.
Herry mengungkapkan Bio Farma berharap agar Batik Pakidulan  dapat turut serta mewarnai dan melengkapi koleksi batik Indonesia. Apalagi dengan keunggulan dan pendaftaran produk hak cipta. Sehingga hasil kary nya mendapat apresiasi dan mendapat perlindungan. (batik cirebon)

Batik Cirebon - Usaha Pengrajin Batik Kian Berkembang

Batik Cirebon - Usaha para pengrajin batik di Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City, semakin berkembang. Pengrajin batik yang berasal dari berbagai daerah, bisa langsung memasarkan aneka produk kerajinan batiknya kepada pembeli, guna meraih keuntungan signifikan.
Nani Indrawati, salah seorang pengrajin batik Lasem yang sudah hadir di PBN sejak tahun 2010, mulai menikmati keuntungan usahanya. Toko Surya Kencana miliknya, semakin ramai di kunjungi pembeli dari Jakarta dan luar Jawa.
"Saat ini, usaha makin maju dan sudah punya empat toko yang tersebar di lantai dasar satu pusat perbelanjaan ini," ujar Nani yang ditemui beberapa waktu lalu.
Batik Cirebon - Menurut Nani, usaha kerajinan batik Lasem miliknya melayani pembeli dari Surabaya, Semarang, Sumatera dan Kalimantan. "Pembeli dari luar kota biasanya membeli dalam bentuk grosiran untuk dijual kembali, baik dalam bentuk kain maupun baju laki-laki, dan perempuan," jelas Nani.
Diakuinya, harga baju batik Lasem dijual berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 750.000. "Untuk omset perbulan sekitar Rp 500.000.000," kata Nani.
Usaha kerajinan batiknya, menurut Nani, telah mempekerjakan dan sekaligus menghidupi sekitar 150 orang pembatik di daerah Lasem, Pemalang, Jawa Tengah. "Usaha kerajinan batik kami sudah 35 tahun di Lasem, dan hubungan kerja dengan para pembatik saling memberi manfaat dan keutungan," ungkapnya.
Menikmati keuntungan sebagai pengrajin batik, juga diakui oleh Suyanto, salah seorang pengrajin batik Solo yang sudah berjualan di Thamrin City sekitar empat tahun lalu.
Usaha kerajinan batik Solo, menurut pemilik Toko Batik Sen'd ini, telah menghidupi ratusan pembatik di Solo yang bermitra dengan usahanya. "Usaha kerajinan Batik kami sudah puluhan tahun di Solo," ungkap Suyanto.
Suyanto sendiri menjual aneka jenis kain batik, baju laki-laki dan perempuan, souvenir batik, tas, dan dompet batik, dengan harga mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 3.000.000 per helai. "Toko kami biasanya ramai dikunjungi pembeli dari Jakarta dan luar Jawa, seperti Bengkulu, Padang, Jambi," ujarnya
Batik Cirebon - Sebagai pengrajin yang langsung menjual Batik, menurut Suyanto, dirinya bisa mendapatkan keuntungan signifikan. Omset penjualan di tokonya bisa mencapai Rp 600.000.000 per bulan. Sedangkan dari Butik miliknya bisa mencapai Rp 900.000.000 per bulan. "Saya punya beberapa toko batik di sini. Padahal, awalnya saya hanya punya satu toko," ungkap dia.
Suyanto mengakui, batik sudah menjadi trend dan disukai berbagai lapisan masyarakat untuk keperluan kerja dan acara-acara resmi. Sehingga, kata dia, permintaan akan batik semakin meningkat dari waktu ke waktu. "Usaha pengrajin batik semakin menguntungkan sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap batik," ujarnya.
Batik Cirebon - Menurut Public Relation and Promotion Manager Thamrin City, Lucy Ratna, menghadirkan para pengrajin batik di Jakarta merupakan komitmen pihaknya untuk mengangkat batik sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia. Terlebih, kata dia, kegairahan ini diinspirasi oleh pengakuan terhadap Batik Indonesia oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia
Thamrin City, kata dia, sudah memiliki Pusat Batik Nusantara (PBN) yang menjadi pusat jual beli produk batik nasional. Tak kurang, 950 pengrajin dan pedagang batik berbisnis dan mengembangkan batik nusantara, dengan misi menjadikan batik sebagai tren fashion di dunia.
Batik Cirebon - Hingga saat ini, lanjut dia, PBN sudah menghadirkan berbagai pengrajin batik yang berasal dari Pekalongan, Yogyakarta, Bantul, Lasem, Solo Raya, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Purbalinggga, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Sumenep, dan Jepara.
"Semakin lengkap, koleksi batik yang ada di Thamrin City dengan hadirnya Batik Batavia, Papua, Kalimantan Selatan dan Batik Tanah Lake dari Padang," ucap Lucy.
Kehadiran para pengrajin batik di Jakarta sebagai pusat bisnis dan perdagangan tentu saja mempermudah, dan mendekatkan interaksi antara pengrajin, dan konsumen batik potensial di ibukota.
"Jakarta merupakan pasar yang sangat potensi bagi para pengrajin dan para pengusaha batik asal dari daerah, karena jumlah penduduk dan perputaran uang di Ibukota negar ini sangat besar, selain itu akan semakin mempermudah warga Jakarta untuk mendapatkan batik berkualitas dengan variasi batik yang beragam pula," tambahnya. (Batik Cirebon)

Rabu, 22 Oktober 2014

Batik Cirebon - Batik Jokowi-JK Karya Seniman Cirebon

batik cirebon
Batik Cirebon - Katura, seorang seniman batik asal Cirebon, Jawa Barat, menyampaikan pesan bagi pasangan presiden dan wakil presiden Jokowi-JK melalui guratan batik. Di atas selembar kain, Katura mengingatkan Jokowi-JK untuk memenuhi janji-janji mereka.
Dia membutuhkan waktu tiga hari untuk mendesain batik gunungan yang mengandung gambaran utuh tentang Jokowi-JK.
“Dalam pewayangan, gunungan merupakan pertanda dimulainya pentas,” ungkap Katura di galerinya, Jalan Buyut Trusmi, Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (20/10/2014).
Batik Cirebon - Batik seluas 2,1x1,1 meter persegi buatannya itu merepresentasikan awal pentas Jokowi-JK di kancah politik Indonesia.
Gunungan juga melukiskan alam semesta Indonesia dengan kekayaan flora dan faunanya. Sosok Ganesha yang sakral dalam pewayangan juga dilukiskan di bagian tengah gunungan.
Dari empat gambar tangan, dua di antaranya tampak tengah memikul. Gambar itu menunjukkan Ganesha tengah menyangga bumi. Menurut Katura, gambaran itu merepresentasikan bagaimana pemimpin sebagai penyangga negara harus kuat sehingga tak goyah saat diterpa gempa atau guncangan.
Di atas sekitar gunungan, Katura menambahkan motif dahan dengan dedaunan. Hal yang unik, pada dahan tersebut terdapat tikus-tikus dengan lembaran uang pada moncongnya. Bagian itu menyiratkan gambaran problematika bangsa berupa korupsi.
Di bagian bawah kain, tepat di bawah tulisan Jokowi-JK, tergurat tulisan lain yang diartikan Katura secara khusus. Dari filosofi Jawa, dia memecah setiap kata Jokowi-JK menjadi pesan singkat sarat makna, yakni ojo koyo wingi-wingi (jangan seperti sebelumnya) sebagai kepanjangan Jokowi, serta “Jujur Kerja” keras sebagai kepanjangan JK.
Pria yang juga pernah membuat batik bermakna saat pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono lima tahun lalu itu berpesan agar Jokowi-JK tak melupakan janji. Apalagi, selama ini ekspektasi rakyat atas kinerja mereka terbilang tinggi. Terkadang, lanjut dia, realisasi tak sesuai ekspektasi. Karena itu, Jokowi diharapkan belajar dari kekurangan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Secara keseluruhan, batik gunungan penuh makna itu berlatar warna abu-abu. Latar warna ini pun tak lepas dari makna.
“Indonesia hingga kini masih samar-samar. Pemimpin baru ini mau membawa ke mana, itu masih ditunggu,” cetusnya.
Katura menegaskan, batik tersebut dibuat tidak bermuatan tendensi apa pun. Dia juga meyakinkan belum pernah bertemu langsung dengan Jokowi.
“Kalau ada yang mau beli dengan harga berapa pun saya kasih,” tandas pebatik yang hasil karyanya sudah diekspor ke Jepang itu. (batik cirebon)

Selasa, 21 Oktober 2014

Batik Cirebon - Kota Yogyakarta di Nobatkan Sebagai Kota Batik Dunia

Batik Cirebon - Map Yogyakarta

Batik Cirebon - Daerah Istimewa Yogyakarta dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia, oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC), pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok pada 18-23 Oktober 2014.
Penghargaan diserahkan Presiden WCC Wang Shan kepada HRH GKR Pembanyun.
Batik sebagai karya tradisional Indonesia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Yogyakarta. Selain memiliki nilai seni tinggi serta sejarah tak ternilai, batik juga telah mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Kota Gudeg tersebut.
"Karena itu, sangat penting bagi Indonesia, untuk hadir dalam peringatan 50 tahun WCC," kata Wakil Senior Presiden WCC Asia Pasifik Ghada Hijjawi-Qaddumi pada kesempatan terpisah.
Batik Cirebon - Sebelumnya, Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Roni Guritno mengatakan Yogyakarta bersaing dengan enam kota di enam negara di Asia Pasifik dalam ajang itu.
Ia mengemukakan pusat kerajinan batik di Indonesia terpusat di Yogyakarta. Yogyakarta lengkap, baik dari sisi sejarah, seni, hingga perajin batik yang memiliki nilai ekonomi.
Batik Cirebon - Dengan penobatan tersebut Dewan Kerajinan Dunia akan mempublikasikan kota batik ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat dunia akan semakin mengenal Yogyakarta dan sekitarnya dengan batik khasnya.
"Dewan ini memang fokus ke kerajinan khas, makanya batik yang kami maksud adalah batik tulis, dan di sentra batik Giriloyo produknya sudah sangat dikenal masyarakat luas," kata Roni.
Sebelum penetapan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, tim penilai Dewan Kerajinan Dunia telah meninjau sentra batik tulis di kota tersebut, sehingga tim melihat langsung seluruh rangkaian proses pembuatan batik tulis, sebagai bahan penilaian.
Yogya, kota yang terkenal dengan sebutan kota pelajar ini memang sangat pantas di hargai sebagai kota batik dunia. Mengingat kota ini masih sangat kental dengan filosofisnya yang tradisional. Kota keraton Yogya ini di prediksi akan semakin di kenal dunia lewat predikat ini. Akan sangat banyak turis-turis asing yang akan mengunjungi Yogya untuk mengetahui tentang batik yang terkenal dan unik ini. Seperti di ketahui, Yogya sudah ramai di kunjungi para wisatawan, dengan penobatan kota batik ini akan banyak turis manca negara yang akan mengunjungi. (batik cirebon)

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kemeja Batik Cirebon yang Naik Kelas

Batik Cirebon
Kemeja batik umumnya sering identik dengan kemeja gombrang yang di pakai dengan cara di keluarkan atau di masukkan k celana. Dengan koleksi yang paling barunya, Batik Trusmi (Batik Cirebon) menyodorkan batik yang naik kelas dan lebih modern di Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon.
Dahulu kemeja batik berukuran gombrang, maka dari itu banyak yang menilai bahwa batik hanya cocok untuk orang tua saja. Dulu, kepopuleran mengenakan batik yang di masukkan ke dalam celana di publish oleh Alm. Mas Iwan Tirta. Namun kini dengan sedikit sentuhan modern batik lebih ngepas di badan, atau dalam istilahnya modernnya ‘slim-fit’. Sehingga batik pun cocok di pakai untuk berbagai usia.
Batik Cirebon jauh berbeda dengan kemeja batik yang banyak di jumpai di pasaran, yaitu dengan ukuran gombrang dan terlihat ke-tuaan. Batik Trusmi Cirebon menampilkan koleksinya dengan sentuhan seni dan filosofis batik yang modern. Beberapa contoh batik trusmi bisa di lihat ketika para model berlenggok pada acara karnval Batik Trusmi Sejuta Pesona Indonesia. Beberapa dari mereka juga ada yang mengenakan scarf batik. Bahkan batik bisa terkesan ‘ke-eropaan’.
Ini adalah upaya untuk melakukan 'leverage' terhadap kemeja batik itu sendiri. Maksudnya, dia ingin menghapus citra kemeja batik gombrong tanpa ukuran yang pas sebagai satu kewajaran. Artinya, standar baru kemeja batik dengan ukuran yang memeluk tubuh—atau bahkan ketat—kini harus memasuki era kejayaannya.
Ada beberapa motif yang menjadi benang merah koleksi Batik Trusmi ini. Salah satunya yaitu mega mendung. Mega mendung memang batik ciri khas dari Batik Cirebon. Dari kain batik megamendung ini dapat di ubah ke berbagai kerajinan batik maupun baju batik.
Batik memang merupakan fashion yang fleksibel. Batik di nilai mampu mengikuti perkembangan zaman. Kain batik memang kain tradisional. Namun jika di sentuh dengan sentuhan inovatif batik akan terlihat sangat modern dan cocok di pakai berbagai usia. Bahkan dengan lilitan scarf yang cocok trend fashion batik tidak kalah dengan luar negeri.

Jumat, 17 Oktober 2014

Batik Cirebon - Ragam Motif Batik di Jawa Barat

Batik Cirebon
Batik Cirebon - Ragam flora dan fauna Jawa Barat tertuang dalam motif-motif batik klasik maupun kontemporer yang ditampilkan dalam Pameran Batik Pesisir Selatan Jawa Barat di Museum Tekstil Jakarta pada Rabu.
Penyelenggara pameran dari Yayasan Batik Jawa Barat, Komarudin Kudiya, mengatakan batik Pesisir Selatan Jawa Barat yang dipamerkan hingga 26 Oktober itu membingkai kekayaan flora dan fauna wilayah pesisir dari Kabupaten Pangandaran, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Garut dan Ciamis.
Batik Cirebon - Di antara batik-batik yang dipamerkan, ada batik bermotif penyu dari Ujung Genteng, Sukabumi, dan batik motif jeruk dari Garut.
Kerapas penyu yang merupakan fauna asal Sukabumi jadi inspirasi dalam membuat motif batik dengan ragam warna yang didominasi merah, biru dan kuning muda. Sementara motif jeruk Garut tertuang dalam kain batik dengan paduan warna merah, kuning, hijau tua dan coklat.
Motif klasik asal Pesisir Selatan Jawa Barat yang dipamerkan antara lain motif cupat manggu putihan dan motif kolentang dari Kabupaten Ciamis. Lalu ada motif batik klasik ayam pelung dari Cianjur dan motif bango rawa dari Kabupaten Garut yang dipercaya dapat mendatangkan berkah.
Selain itu ada motif batik kontemporer bergambar pemetik teh dan beasan atau beras asal Kabupaten Cianjur dan motif ikan jangilus dari Kabupaten Sukabumi.
Perkembangan motif batik sangat berkembang pesat. Motif batik pun sudah merambah ke berbagai sudut pandang. Contohnya ini adalah batik bermotif flora dan fauna. Terlihat menarik, motif batik yang beragam tentu saja akan mengurangi rasa kebosanan para konsumen akan batik yang motifnya begitu saja. Motif batik baru bukan berarti menciptakan motif yang benar-benar baru, melainkan bisa juga sedikit memodifikasi dengan inovasi baru motif yang sudah ada. Dengan kreatifitas para pengrajin batik, kebosanan konsumen tentang batik bisa di kurangi. Imbas akhirnya adalah batik akan terus di minati konsumen, bukan hanya konsumen dalam negeri, namun konsumen luar negeri pun bisa saja akan semakin tertarik dengan batik. Dengan penyesuaian motif batik dengan di luar negeri, batik bisa berevolusi menjadi produk ekspor besar di Indonesia. (batik cirebon)

Batik Cirebon - Pewarna Batik Alami dipakai di Kalimantan

Batik Cirebon
Batik Cirebon
Batik Cirebon - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) membuat pewarna batik alami dari buah mangrove. Ini merupakan solusi atas pencemaran lingkungan akibat penggunaan pewarna sintetis pada industri batik.
Menurut Ketua Pusat Studi Zat Pewarna UNS Paryanto, pewarna alami ini sudah diujicobakan pada batik khas Bontang, Kalimantan Timur. Dia berharap, inovasi ini bisa diterima secara luas, terlebih lagi kota Solo adalah sentra industri batik yang sangat besar.
"Sebagian produsen batik di Solo dan sekitarnya mulai memperkenalkan produk batik dengan pewarna alam. Misalnya di Boyolali, sudah mulai  mengembangkan  warna alam dari kesumba, di bawah bimbingan UNS," papar Paryanto, di Solo Jawa Tengah.
Batik Cirebon - Paryanto menjelaskan, pihaknya juga melakukan pembinaan dalam pengembangan inovasi pewarna batik dari buah mangrove ini di Bontang, Kalimantan Timur. Di sana ada batik Etam yang sampai saat ini memproduksi batik dengan warna alami dari mangrove jenis Rhizopora Mucranata.
Proyek pembuatan pewarna alami dari mangrove ini melibatkan tiga mahasiswa Teknik Kimia UNS angkatan 2010. Mereka adalah Amirza Rahmana Prabowo, Jagis Rama Wijaya dan Josita Kusumadewi.
Ketiganya tertarik meneliti mangrove ketika praktik di Bontang, Kalimantan Timur, dan melihat persediaan buah ini begitu melimpah. Diperkirakan, Indonesia menjadi rumah bagi sekira 64 spesies mangrove.
Pewarna batik alami ini memang harus terus di kembangkan. Melihat penggunaan pewarna batik sintetis sudah begitu mengkhawatirkan. Limbah yang di hasilkan oleh pewarna sintetis ini cukup merusak lingkungan. Di tengah perkembangan batik yang sangat pesat ini, penggunaan pewarna sintetis akan semakin banyak dan limbah pun bisa saja semakin bertambah banyak dan semakin mencemari lingkungan.
Kontribusi mahasiswa UNS ini sangat bagus, mereka masih sangat muda namun kontribusinya sangat baik. Walau bagaimanapun, pewarna alam akan lebih di hargai oleh alam. Dan hasil limbahnya pun tidak begitu mencemari lingkungan. Perlu adanya inovasi-inovasi baru dari mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk terus mengembangkan batik. Baik dari segi pewarna maupun dari segi design yang terus perlu di perbaharui agar peremajaan batik tetap hidup tidak di makan waktu. (batik cirebon)

Rabu, 15 Oktober 2014

Batik Cirebon - Hanya Sedikit UKM yang Sudah Kantongi Batik Mark

batik cirebon


Batik Cirebon - Asosiasi Perajin Batik Jatim (APBJ) mencatat dari total 38 kabupaten/kota di Jatim yang melahirkan puluhan jenis batik, baru sekitar 50 UKM yang sudah mengantongi sertifikat Batik Mark.
Padahal, dikatakan Ketua APBJ Putu Sulistiani, sertifikat ini penting untuk menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Putu menegaskan, pemberian label Batik Mark bagi para UKM itu harus dikebut. Karena diharapkan dapat menjadi kunci bersaing dipasar bebas. "Sebab salah satu syarat untuk mengekspor batik adalah produsen harus memiliki sertifikat tersebut," jelas Putu.
Batik Cirebon - Untuk saat ini Putu mengaku mulai mendorong para pelaku UKM batik agar bisa memperoleh sertifikat Batik Mark. Para pelaku UKM, terutama yang kecil masih sulit mendapat label Batik Mark. Menurut dia, kendala umum mereka adalah kesulitan biaya sehingga perlu pendampingan. "Biaya untuk memperoleh Batik Mark cukup tinggi, mencapai Rp 1,7 juta per jenis batik," imbuh Putu.
Fokus APBJ saat ini adalah mengkaji selera pasar internasional terhadap jenis batik yang diminati. Kata dia, pasar batik masih didominasi konsumen lokal karena terkait unsur nasionalis.
Konsumen potensial dari luar negeri mempunyai selera tertentu yang disesuaikan dengan kondisi negaranya. "Kita harus kaji itu. Memang tidak mudah. Tapi kita harus mampu," tegasnya.
Ia menuturkan saat ini terdapat 180 UKM yang tergabung dalam APBJ. Kedepan ia berharap bisa merangkul lebih banyak UKM batik, agar bergabung dan mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang semakin terbuka di 2015 nanti.
Kedepan tentu saja besar harapan agar semua UKM atau pengrajin batik di seluruh Indonesia bisa mendapatkan batik mark. Ini sangat penting, batik mark juga di anggap bisa mempermudah konsumen untuk menilai apakah batik itu asli atau tidak. Pasar bebas di tenggarai akan sangat mempengaruhi penjualan batik nasional. Saingannya tentu saja dari China atau bahkan Malaysia. Batik mark di harapkan mampu menggerakan konsumen nasional agar mau memakai dan membeli batik produksi negara sendiri, agar pengrajin batik di dalam negeri akan terus memproduksi dan keberlangsungan batik di Indonesia akan semakin lama. (batik cirebon)

Senin, 13 Oktober 2014

Batik Cirebon - Ini Penyebab Orang AS Hingga Jerman Suka Batik Indonesia

Batik Cirebon

Batik Cirebon - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, pasar Amerika Serikat (AS) masih menjadi yang terbesar ekspor batik asal Indonesia. Ekspor batik Indonesia ke AS terus meningkat setiap tahun.
"Kita banyak ke Amerika ekspor baju batik. Batik terus naik. Alasannya kenapa? Karena desain daripada batik kita spesifik jadi ya kreativitas perajin kita cukup bagus," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak saat ditemui di Kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Kamis
Batik Cirebon - Nus menambahkan berbeda dengan batik asal Tiongkok dan Malaysia, batik asal Indonesia mempunyai ciri khas di ornamen desain lukisan batik. Setiap daerah di Indonesia mempunyai jenis batik sendiri dengan ornamen desain yang berbeda.
"Desain gambar dan kualitas jahitan cukup bagus. Kita, Anda lihat sendiri, batik Tiongkok itu desain yang membedakan. Kami optimistis batik kita tetap terus naik," imbuhnya. Selain disukai masyarakat AS, batik asal Indonesia juga digemari oleh warga Eropa seperti Jerman dan Belanda. "Pasar potensial Eropa dan ASEAN. Nomor satu Amerika," tegasnya.
Menurut catatan Kemendag, ekspor batik ke mancanegara tahun lalu jumlahnya cukup besar atau 10% dari total ekspor tekstil yang mencapai US$ 12 miliar. Total nilai ekspor batik sampai dengan akhir 2012 menembus US$ 278 juta atau melonjak tajam dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 5,88 juta.
Sedangkan dari periode Januari-Maret 2013, nilai ekspor batik sebesar US$ 50,07 juta. Jumlah ini juga meningkat dari periode yang sama 2012 sebesar US$ 42,26 juta. Amerika Serikat (AS) sebagai negara tujuan ekspor menyumbang kontribusi terbesar dari total penjualan ke luar negeri di kuartal I-2013 menjadi US$ 21,18 juta dari kuartal I-2012 sebesar US$ 17,46 juta.
Sementara negara ekspor batik kedua terbesar adalah Jerman dengan nilai penjualan dari US$ 2,68 juta (2012) menjadi US$ 4,52 juta (2013). Sedangkan Korea Selatan berada di urutan ketiga dengan nilai ekspor US$ 3,94 juta (2012) menjadi US$ 1,8 juta (2013).
Nilai ekspor batik akan terus meroket karena batik tak hanya diekspor dalam bentuk sandang untuk produk fashion, tetapi juga diekspor sebagai produk kerajinan.
Kemendag akan terus konsisten mendukung promosi pemasaran produk batik di pasar internasional dengan tetap menjaga agar batik bisa memenuhi standar ramah lingkungan dan bebas bahan kimia berbahaya. (batik Cirebon)

Minggu, 12 Oktober 2014

Batik Cirebon - Baju Anak Motif Batik di Ekspor ke Amerika

batik cirebon


Batik Cirebon - Produk pakaian anak dengan motif batik produksi Indonesia menembus pasar Amerika Serikat, dimana PT Angelina Kartika Timur telah menandatangani kontrak dagang dengan perusahaan asal Negeri Paman Sam, Jewel & Jem (J&J) senilai 300.000 dolar AS.
"Sebelumnya sudah beberapa kali ekspor ke AS, namun untuk butik saja. Kali ini bekerja sama dengan pelaku usaha yang akan memasok ke departemen store di Amerika, dan diharapkan kedepannya dapat meningkat," kata Wakil Direktur PT Angelina Kartika Timur, Elizabeth Angelina, di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).
Batik Cirebon -Produk yang diekspor ke AS tersebut, lanjut Eliza, merupakan produk gaun anak-anak dengan komposisi sebesar 70 persen untuk gaun anak motif polos dan 30 persen dengan motif batik, yang nantinya akan dijual dengan harga mulai dari 80-140 dollar AS.
"Untuk yang bermotif batik, memang baru 30 persen dikarenakan masih dalam proses memperkenalkan produk tersebut ke konsumen AS, apakah cocok atau tidak," ujar Elizabeth.
Elizabeth mengatakan bahwa kontrak tersebut ditandatangani setelah sebelumnya perusahaan Indonesia tersebut melakukan pameran di Las Vagas, AS, dan kali ini pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-29 merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya.
Batik Cirebon - Elizabeth menambahkan, ekspor kali ini mengantongi nilai kontrak sebesar 300 ribu dollar AS dan diharapkan dapat meningkat untuk masa mendatang, mengingat pasar Amerika Serikat untuk produk pakaian anak terbuka lebar.
"Populasi di AS sangat besar, daya beli juga baik, namun terkait harga kita harus kompetitif dan margin tidak dapat terlalu tinggi," ujar Elizabeth.
AS memang tujuan utama ekspor batik Indonesia. AS menjadi negara terbesar dalam hal ekspor batik. Presentase ekspor ke amerika sendiri terbilang cukup tinggi, yaitu AS menguasai 42,97% dari total ekspor batik nasional ke seluruh dunia. Negara tujuan ekspor lainnya ialah Jerman, Kanada, Belgia, dan Korea Selatan. Pada periode Januari-Juli 2014, ekspor batik ke AS mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai USD 85,5 juta atau meningkat 24,13% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar USD 68,8 juta. (batik cirebon)

Sabtu, 11 Oktober 2014

Batik Cirebon - Turis Jepang Minati Batik Klasik Cirebonan

Batik Cirebon – Perajin batik di kabupaten Cirebon, di daerah pantura khususnya mengaku batik tulis tradisional motif klasik Cirebonan cukup diminati oleh turis asal Jepang. Salah satu seorang perajin batikdi Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengatakan, batik klasik dengan motif khas Cirebon cukup di minati oleh turis asal Jepang.
Dikatakannya, berbagai motif batik tulis klasik seperti motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dipesan turis Jepang untuk dijadikan bahan pakain model Kimono.
Batik Cirebon - Menurut dia, permintaan batik tulis klasik tersebut cukup menggairahkan, karena kain batik tersebut semakin diminati oleh turis Jepang, Singapura, Taiwan, dan Eropa. Dalam satu pekan bisa terjual 90 lembar kain batik.
"Batik klasik Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, membutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya," kata dia.
Cirebon merupakan daerah penghasil batik yang memiliki motif unik dan khas. Yang harus dipertahankan sehingga mampu bersaing dan diminati oleh pasar ekspor seperti Singapura dan Eropa.
Sementara itu Akiko salah seorang turis asal Jepang mengaku motif batik klasik khas Cirebon memiliki gambar menarik, meski perpaduan warna cukup sederhana.
Ia mengatakan, bahan batik klasik cocok sebagai kain khas Jepang kimono, selain lembut dan halus bisa dikenakan saat musim panas. Akiko membeli tiga kain batik untuk dibawa pulang.
Jepang dan Indonesia sejak lama memang di kenal sudah bekerja sama dalam hal budaya. Ini sangat menarik. Ketika kimono (pakaian khas Jepang) menggunakan bahan batik khas Indonesia, Batik Cirebon khususnya.
Cirebon yang memiliki corak batik yang begitu khas perlu untuk terus di lestarikan, mengingat batik Cirebon sudah semakin langka pengrajinnya di kotanya sendiri. Perlu adanya pembekalan kepada anak muda agar berminat sebagai pengrajin batik.
Dewasa ini profesi pengrajin batik di anggap sebagai profesi rendahan. Paradigma tersebut tentu saja perlu di rubah, dengan cara merubah pola pandang mereka bahwa batik adalah kain yang berkelas, maka dari itu batik tidak akan kalah dengan kain modern.

Batik Cirebon - Cara Agar Batik Anda Awet

EBatik KP Batik Indonesia Tulis Cerah Trusmi Batik Cirebon


Batik Cirebon - Pakaian batik memerlukan perlakuan khusus agar awet dan warnanya tak pudar.
Berikut tips merawat kain batik agar  dari Mis Ari, Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Tekstil Jakarta.
"Pertama, menggunakan sabun yang banyak mengandung pemutih akan membuat warna cepat pudar. Usahakan menggunakan buah lerak yang asli kalaupun tidak bisa menggunakan deterjen yang menggunakan sari buah lerak," kata Mis Ari saat ditemui Antaranews i Jakarta.
Kedua, hindari merendam pakaian terlalu lama dan sebaiknya batik tidak dicuci dengan mesin.
"Cukup direndam sebentar dan kain dikucek perlahan agar kain tidak cepat berlubang karena rapuh."
Selanjutnya, kain tidak  dijemur di bawah sinar matahari langsung. Hal ini  agar kain tidak cepat rapuh dan warna baju tetap terjaga.
"Cukup diangin-anginkan biar kain tidak cepat rapuh dan warna kain tidak pudar," katanya.
Ketiga,  kain jangan disetrika dengan suhu terlalu panas terlalu sering.
"Usahakan seminimal mungkin kain terkena setrika, tujuannya sama dengan menghindari matahari langsung yaitu agar kain tidak cepat rapuh dan warna tidak cepat pudar," kata Mis Ari.
Batik Cirebon - Keempat, jangan melipat kain batik dengan lipatan-lipatan kecil karena hal ini dapat merusak kain dan jika dilakukan terus menerus dapat meninggalkan bekas pada kain.
"Usahakan jangan sering membuat lipatan 'wiron' kalaupun terpaksa segera buka lipatan setelah kain tidak digunakan lagi," katanya.
Kelima, simpan kain ditempat yang sejuk dan kering. Secara berkala di angin-anginkan agar kain tidak ditumbuhi jamur karena kondisi yang lembab.
"Jangan menggunakan pewangi yang mengandung alkohol terlalu banyak. Saat penyimpanan almari cukup diberi akar wangi dan taruhlah merica yang dibungkus kain kasa untuk mengusir serangga," katanya.
Tips yang terakhir, kain tidak perlu dicuci jika dirasa penggunaannya tidak terlalu berlebihan. Setelah dipakai cukup kain diangin-anginkan agar kain kembali kering.
Setelah membaca tips di atas, untuk merawat batik sebenarnya tidak terlalu sukar seperti yang di bayangkan. Batik memang perlu di jaga ke awetannya, agar terlihat tetap baru. (batik cirebon)

Kamis, 09 Oktober 2014

Batik Cirebon - Batik atau Hanya Kain Batik Bermotif Batik ?

Batik Cirebon - Pada 2 Oktober lalu, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Sebagai bentuk rasa cinta pada batik, banyak orang mengenakan batik di hari tersebut. Tapi, apakah yang Anda atau mereka kenakan adalah benar-benar pakaian yang terbuat dari kain batik? Atau hanya sekadar bermotif batik.
Saat ini sudah banyak sekali motif batik yang dijual di pasaran. Bahkan ada baju batik yang coraknya digabungkan dengan logo-logo klub bola ternama dunia. Pada dasarnya kita harus mengetahui apa definisi dari kain batik itu sendiri.
Batik Cirebon - Kain batik adalah kain yang dilukis atau digambar menggunakan canting, dengan bahan malam, dibuat langsung menggunakan tangan. Sehingga, bila ada kain bercorak batik, namun tidak dibuat menggunakan canting, kain tersebut sudah dikategorikan sebagai kain batik printing.
Dalam hal ini saja, sudah jelas terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Lalu, bila dari pembuatannya saja sudah berbeda, maka dari harganya pun sudah jelas berbeda. Dari harga saja, kalau kain itu batik yang dibuat dengan mencanting, harganya pasti akan jauh lebih mahal.
Batik Cirebon - Dari penjelasan di atas saja, sekarang kita sudah mengetahui dua perbedaan kain batik dan kain yang hanya bermotif batik. Kalau dari penjelasan kedua, yaitu harga, pastinya akan membuat kita bertanya-tanya. Mengapa ya batik tulis asli harus bernilai lebih tinggi? Selain karena prosesnya yang rumit, lamanya pengerjaan satu kain batik juga akan mempengaruhi harga jualnya.
Lalu, kira-kira bagaimana ya cara kita bisa membedakan mana batik tulis asli dan batik printing?
Pertama, terletak pada kerapihan motif. Karena membuat pola pada batik menggunakan canting dan langsung dibuat dengan tangan manusia, maka hasilnya tidak akan terlihat rapih sempurna. Garisnya akan terlihat tidak konsisten. Kalau terlihat rapih dan rata, berarti batik printing. Contohnya batik cirebon mega mendung. Dengan batik tulis megamendung terlihat lebih eksklusif.
Kedua, lihat pola yang berulang. Jika motifnya berulang, berarti batik printing. Karena itu jika menggunakan batik tulis itu sangatlah eksklusif. Tak ada batik yang akan terlihat sama persis meski satu jenis corak.
Setiap hasil cantingan akan memiliki ciri khasnya masing-masing, Tebal tipisnya garis akan berbeda tergantung pada tangan yang menggambarnya. Tak seperti batik printing yang sudah didesain sedemikian rupa agar terlihat rapih
Dan terakhir, lihat bagian dalam kain. Mungkin sebagian dari Anda tidak menyadari hal ini. Padahal ini adalah hal paling mudah untuk dilihat. Balik lah pakaian batik Anda. Jika bagian dalam kain batik Anda terlihat putih, sudah pasti pakaian Anda hanyalah batik printing. Tapi jika bagian dalamnya juga bermotif seperti bagian luar, atau bolak-balik, maka pakaian tersebut terbuat dari kain batik tulis. (batik cirebon)

Rabu, 08 Oktober 2014

Batik Cirebon - AS Tujuan Utama Ekspor Batik Indonesia

batik cirebon
Batik Cirebon - Indonesia patut berbangga karena memiliki batik sebagai warisan budayanya. Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, batik kini menjadi komoditas eskpor yang semakin dicintai dunia.
Pada hari batik nasional, negeri adidaya Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai negara tujuan ekspor batik nasional terbesar. AS menguasai 42,97% dari total ekspor batik nasional ke seluruh dunia. Negara tujuan ekspor lainnya ialah Jerman, Kanada, Belgia, dan Korea Selatan.
Batik Cirebon -Pada periode Januari-Juli 2014, ekspor batik ke AS mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai USD 85,5 juta atau meningkat 24,13% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar USD 68,8 juta.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Ari Satria, menyatakan batik telah menjadi ikon Indonesia. "Jika Korea Selatan punya smartphone, Indonesia punya batik. Ini keunggulan Indonesia," tegas Ari, pada Hari Batik Nasional, Kamis (2/10) di Jakarta.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, Indonesia berhasil meningkatkan ekspor batik yang diproduksi banyak UKM di Indonesia. Pada 2009, ekspor batik nasional senilai USD 23 juta dan naik tajam menjadi USD 289 juta pada 2013. Pada periode Januari-Juli 2014, ekspor batik Indonesia terus tumbuh 24,64% atau mencapai hampir USD 200 juta bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang baru mencapai USD 160 juta.
 Sejak batik Indonesia diberikan pengakuan oleh UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage pada 2009 lalu, Kemendag terus mempromosikan batik sebagai salah satu ikon kebudayaan nasional di dunia. Pengakuan dunia internasional atas batik pastinya akan membawa pengaruh positif dengan meluasnya pasar batik di berbagai pasar potensial Indonesia.
 Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nus Nuzulia Ishak, mengaku optimis ekspor batik akan terus meningkat seiring makin populernya batik di negara-negara besar dunia.
 "Kami cukup optimis nilai ekspor batik Indonesia akan semakin meningkat dan pangsa pasarnya semakin meluas ke depannya sehingga mampu meningkatkan devisa dan menggerakkan perekonomian nasional, khususnya bagi seluruh UKM yang memproduksi batik," tegas Dirjen Nus.
 Nilai ekspor batik akan terus meroket karena batik tak hanya diekspor dalam bentuk sandang untuk produk fesyen, tetapi juga diekspor sebagai produk kerajinan untuk keperluan rumah tangga.
Kemendag akan terus konsisten mendukung promosi pemasaran produk batik di pasar internasional dengan tetap menjaga agar batik bisa memenuhi standar ramah lingkungan dan bebas bahan kimia berbahaya. (batik cirebon)