Senin, 16 Maret 2015

Batik Cirebon - Batik Motif Keris Andalan Kota Madiun

Batik Cirebon - Seperti kota-kota yang lain, Madiun juga mempunyai batik bermotif keris sebagai ciri khas serta andalan Kota Madiun, yakni Batik Retno Kumolo. Siti Qomariah (64), salah seseorang pengrajin batik yang pertama kali mencetuskannya mulai sejak th. 2002.
Hingga sekarang ini, pemesanan batik senantiasa alami penambahan. Bukan sekedar dari dalam kota, pemesanan juga banyak yang datang dari luar kota bahkan juga telah mempunyai pelanggan terus, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Tangerang, Sidoarjo, serta Bondowoso. " Tiap-tiap bln. senantiasa ada yang pesan ke sini, baik itu batik catat serta batik printing. Dalam satu bulan dapat bisa pesanan 150-200 potong, " katanya waktu didapati di tempat tinggalnya, Jalan Tumpang Gang 1/30, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Madiun (14/01/2015).
Dalam satu bulan, omset penjualannya dapat meraih pada Rp 20 juta sampai 35 juta. Baik batik catat serta batik printing, harga-harganya beragam, dari mulai Rp 250. 000 per potong sampai Rp 1. 000. 000 bergantung keinginan. Type kain serta tingkat kesusahan dalam bikin batik itu juga diperhitungkan. " Harga nya bergantung dengan kesusahan pekerjaan, dari yang gampang, tengah, serta susah. Bahan yang paling murah yaitu kain katun sedang yang mahal yaitu kain sutra, " terangnya sembari tunjukkan hasil batiknya.
Batik Cirebon - Mulai th. 2005, di tempatnya telah jadi pusat kursus untuk Orang-orang Madiun sendiri. " Alhamdulillah hingga saat ini banyak anak-anak dari mulai TK hingga SMA belajar membatik di sini. Diluar itu sempat juga ada kursus ibu-ibu PKK se-kota Madiun serta Workshop Guru SMP Kesenian se-kota Madiun. Jika anak SMP serta SMA yg tidak dapat turut study tur, mereka dilarikan di sini, " tuturnya.
Batik Cirebon - Siti menerangkan, diberi nama batik Retno Kumolo lantaran mengambil histori Kota Madiun. Motifnya di inspirasi dari tokoh putri dari Adipati Madiun, Retno Dumilah. Hingga, motif yang paling diperlihatkan yaitu Keris Tundhung Medhiun serta Bunga Melati.
Ketrampilan dalam membatik ini, Siti memberikan bahwa Ia sudah belajar sepanjang 25 th. dari sekolah industri batik di daerah Widodaren, Ngawi. Terlebih, motif pakaian batiknya digunakan oleh pegawai negeri sehari-hari Jum'at dari dahulu hingga saat ini.
Batik Cirebon - Usaha yang telah cukup lama ini, Siti mengakui bahwa terkecuali bertahan dengan modalnya sendiri, kurangnya tenaga kerja juga jadi kesusahan dalam pengembangan batiknya di kota. Sekarang ini, karyawan di batik printing ada 4 orang serta batik catat bekasnya dipekerjakan oleh tetangganya sendiri. " Susah untuk menarik ketertarikan beberapa orang kota untuk membatik. Mereka mengeluh lantaran terkecuali senantiasa duduk lama juga tak tahan dengan uapnya, " tutur ibu dari 10 anak ini.
Siti cuma mengharapkan Pemerintah Kota Madiun dapat turut andil serta memberi perhatian pada usaha batik yang digelutinya hingga saat ini. Terkecuali belum memperoleh hak paten, Ia mengakui masih tetap susah untuk selalu mengembangkannya hingga kalah berkompetisi dengan batik di daerah lain.
Walau demikian, dalam usianya yang telah tua, Ia masih tetap semangat untuk selalu membatik serta melestarikan budaya asli Indonesia. Mandiri, usaha keras, jujur, serta sunggug-sungguh jadi prinsip Siti sampai kini. " Saya senantiasa mempunyai semangat anak muda. Juga sebagai wanita, berdoalah, supaya tangannya senantiasa dibarokahi. Walau dirumah walau demikian membuahkan, " katanya. ( Batik Cirebon )

0 comments:

Posting Komentar