Kamis, 26 Februari 2015

Batik Cirebon - Kerajinan Alat Canting Batik Tetap Dilestarikan


Batik Cirebon - Perajin "canting" yang digunakan untuk bikin batik catat khas Indonesia di Kampung Joyotakan Kecamatan Serengan Solo, Jawa Tengah, sampai saat ini terus bertahan manfaat melestarikan alat tradisional yang turun alami penurunan dari nenek moyangnya.
Seseorang perajin canting, Catur Haryantpo (35) warga RT 02 RW 04 Joyotakan Serengan Solo, Kamis, menyampaikan keluarganya juga sebagai perajin " canting " di Kota Solo ini, telah turun-temurun dari nenek moyangnya seputar th. 1950-an sampai saat ini.
"Saya telah generasi ke empat meneruskan orang tuanya, Pak Tukul yang telah di kenal hanya satu perajin " canting " batik di kota ini, " kata Catur Haryanto.
Batik Cirebon - Menurutnya, dianya meneruskan juga sebagai perajin canting dari orang tuannya, mulai sejak 2013 sampai saat ini serta tenaga kerjanya cuma tiga orang saja, serta kemampuan produksi seputar 2. 000 biji alat " canting ".
Ia menuturkan, canting adalah alat tradisional yang dipakai untuk mengambil cairan yang khas dipakai untuk bikin batik catat, kerajinan khas Indonesia. " Canting " tradisional untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas atau malam bahan bikin batik catat.
"Canting ini, alatnya kecil yang terbuat berbahan baku tembaga serta bambu juga sebagai pegangannya untuk membatik, " tuturnya.
Batik Cirebon - Menurutnya, jumlah perajin di Solo dulu ada tiga orang termasuk juga keluarganya, namun saat ini yang bertahan cuma satu di kota ini, yaitu pengrajin" Canting Tukul " di Joyotakan.
Ia menuturkan, hasil produknya banyak datang pesanan dari sekolah-sekolah serta beberapa perajin batik catat baik dengan cara peorangan ataupun grup atau kantor atau lembaga. Jumlah keinginan alat " canting " batik ini, rata-rata seputar 3. 000 biji per bln..
"Kami jual canting batik ini, cuma seharga Rp2. 000 per biji tanpa ada gagang pegangan, serta Rp3. 500 per biji lengkap, " tuturnya. Bahkan juga, alat canting batik yang memiliki ukuran besar dapat di jual seharga Rp7. 000 per bijinya bergantung pesanan.
Batik Cirebon - Menyinggung masalah bahan baku tembaga di Kota Solo, Catur Haryanto menuturkan, tak ada masalah lantaran pasokan cukup lancar serta senantiasa ada cukup.
"Kami cuma terkendala dana untuk dapat meningkatkan usahanya serta melestarikan alat tradisional canting itu. Kami mengharapkan pemerintah dapat menolong dana untuk meningkatkan usahanya, " tuturnya.
Catur Haryanto menuturkan, langkah bikin alat canting itu bermula dari lembaran tembaga dipotong-potong sesuai sama ukurannya. Lembaran tembaga lalu ditipiskan lewat cara dipalu, serta lalu dipanaskan di bara api untuk mempermudah membuat alat canting.
Alat canting yang telah dibuat lalu dipatri agar lengket serta tak bocor, dan diampelas dalam penyelesaian akhir.
Menurutnya, kelebihan alat canting dengan bahan tembaga yaitu cucuk cukup lentur serta bahan malam untuk membatik tahan panas. Demikian sebaliknya, bila bahan kuningan malam cepat dingin serta gampang cucuk canting jadi buntu hingga cairan tak dapat mengalir dengan baik.( Batik Cirebon )

0 comments:

Posting Komentar