Minggu, 29 Juni 2014

Mahasiswi Kedokteran UGM Kembangkan Batik Indonesia Histologi

batik indonesia
Batik Indonesia - Lima mahasiswi jurusan Kedokteran Umum Universitas Gajah Mada Yogyakarta yaitu Amalia Rani Setyawati, Suci Ardini Widyaningsih, Nisa Karima, Nurulita Ainun Alma, dan Hilda Dwi Mahardiani, membuat kreasi batik histologi atau jaringan tubuh makhluk hidup yang mengantar kelimanya meraih dana DIKTI (Direktorat Pendidikan Tinggi) tahun 2013 dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K).
Ide pembuatan batik indonesia bermotif jaringan tubuh tersebut bermula ketika mereka mempelajari histologi pada semester awal perkuliahan. Dosen menjelaskan tentang berbagai struktur jaringan tubuh, salah satunya alat penyaring darah pada ginjal atau ginjal glumerulus.
Oleh dosen dijelaskan struktur ginjal glumerulus bentuknya memang indah, bahkan bagus kalau misalnya dituangkan menjadi motif batik. Dari pengalaman itu kelima mahasiswi mulai proses pembuatan kreasi batik histologi, dan diberi nama Batik Kumahargyan yang berarti indah dan dihormati.
Nisa Karima mengatakan, tujuan pengembangan batik dengan motif histologi tersebut sebagai pelatihan wirausaha sekaligus menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat melalui batik.
"Selain mencoba berwirausaha, kami juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat tentang apa sih sebenarnya yang ada didalam tubuh manusia. Kenapa tubuh bisa bergerak, kenapa kita bisa bernafas. Kita ingin memperkenalkan itu kepada masyarakat melalui metode yang sebenarnya sangat mudah yaitu pakaian yang mereka pakai sehari-hari yang bisa mereka lihat kapan saja,” kata Nisa Karima.
Untuk sementara ini, batik Kumahragyan diproduksi dalam dua desain yaitu motif musculus skeletal yang menggambarkan system pergerakan otot, rangka dan tulang dalam berbagai warna, serta motif fertilisasi implantasi yaitu proses pembuahan dan penempelan janin dalam dinding rahim dalam warna-warna gradasi. Pemasarannya selain dijual kepada kenalan para mahasiswa dan dosen juga dijual secara online melalui facebook dan twitter.
Menurut Amalia Setyawati, dipilihnya dua motif tersebut melalui konsultasi kepada berbagai pihak.
“Awalnya ada banyak model sekitar lima atau enam, terus kita survey ke teman-teman, tanya ke keluarga, akhirnya kita ambil dua model ini. Fertilisasi-implantasi dan musculus skeletal itu ternyata paling banyak peminatnya,” jelas Amalia Rani.
Dosen Fakultas Kedokteran UGM yang juga spesialis ginekologi, dokter Ova Emilia mendukung usaha yang dilakukan para mahasiswanya.
“Orang kan tidak tahu kalau dilihat itu otot ya seperti kalau orang beli daging. Tapi kalau kita pandang di mikroskop itu cantik. Jadi sel-selnya itu ada kekhasan. Ada yang namanya otot polos, otot lurik, yang belum semua orang tahu bahwa itu semua indah,” kata dokter Ova Emilia.
Menurut ketua Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad, Nyonya Ety Suliantoro Sulaiman, sejak dahulu kala motif batik sangat beragam dan merefleksikan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, batik indonesia motif Semen menggambarkan tentang reproduksi manusia.
“Dari dulu itu banyak disain-disain kuno yang ternyata (berupa) sel-sel saja. Dari mana mereka tahu wong dulu itu belum ada mikroskop tetapi ada yang namanya sel telur wanita, sel telur pria, (motif) Semen itu kan jadi macem-macem,” kata nyonya Ety Suliantoro Sulaiman.
Batik motif jaringan tubuh manusia tersebut dikerjakan para perajin batik di wilayah Pandak Bantul Yogyakarta. Dalam setiap kemasan batik disertakan informasi terkait arti pola histologi dan informasi kesehatan lainnya.

Jumat, 27 Juni 2014

Pakai Batik Indonesia ke Puncak Elbrus, Tim Mapala UMY Pecahkan Rekor Muri

batik indonesia
Batik Indonesia - Tim Elbrus Mapala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Setelah menyabetnya usai mencapai puncak Gunung Elbrus di Moskow Rusia, anak bangsa ini menorehkan rekor kategori 'Mengenakan Batik Indonesia di Puncak Gunung Tertinggi'.
Tim Mapala UMY dinilai telah berhasil memperkenalkan batik di dunia internasional, khususnya kepada penduduk Muslim Rusia. Selain berhasil membawa batik ke puncak Elbrus, dengan mengenakannya saat berada di puncak.
"Yang kami nilai, Mapala UMY ini bisa mendapatkan Muri adalah usahanya, dalam kontribusi mempertahankan dan memperkenalkan batik kepada dunia internasional. Walaupun batik sudah diakui oleh UNESCO, tetapi perjuangan Tim Elbrus Mapala UMY yang sudah memperkenalkan batik kepada masyarakat Rusia, dan juga membawanya hingga ke puncak Elbrus, belum pernah ada yang melakukannya," ujar Senior Manager Muri Paulus Pangka, Rabu 25 Juni 2014.
"Dan ini merupakan hal pertama kali yang dilakukan oleh Mapala UMY," tambah Paulus.
Selain itu, lanjut Paulus, ia menyampaikan terima kasih dan rasa bangga yang sangat besar kepada tim itu. Juga rasa syukur, atas kontribusi mereka dalam melestarikan budaya bangsa ke dunia internasional.
"Saya sangat bangga, dan juga sangat bersyukur sekali, dan ucapan terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada Tim Elbrus Mapala UMY, yang sudah ikut berkontribusi melestarikan budaya bangsa. Selain itu, juga saya bangga karena semangat positif pemuda dalam dunia olahraga kependakian internasional seperti yang dilakukan oleh teman-teman Mapala UMY ini," ujar Paulus.
Manager dari Tim Ekspedisi Gunung Elbrus Soewarjono Lempo menjelaskan, pihaknya sengaja menjadikan batik sebagai salah satu dari rangkaian misi mereka.
"Misi kami adalah memperkenalkan batik indonesia dan mengenakannya hingga sampai ke puncak Elbrus. Kenapa kita gunakan batik? Karena batik ini adalah salah satu identitas Yogya dan Indonesia. Jadi pada saat pendakian, kita siasati pakai batik di bagian luar, karena disana minus 43 derajat Celcius," beber Soewarjono yang juga anggota Mapala UMY.
"Sangat dingin sekali, jadi ya misinya adalah mengantarkan batik ke puncak Eropa. Hal ini adalah upaya melestarikan batik di dunia internasional," imbuh Soewarjono.
Tim ekspedisi pendakian gunung Rusia setinggi 5642 Mdpl di atas permukaan laut itu terdiri dari: Soewarjono Lempo, Singgih Ainun Muttaqin, Muhammad Fauzan, dan Saigunsi Bonita Arini.

Selasa, 24 Juni 2014

Batik Indonesia Sangat Dikenal Masyarakat Venezuela

Batik Indonesia – Tak banyak yang tahu, Prianti Gagarin Djatmiko Singgih, Duta Besar Republik Indonesia di Republik Bolivar Venezuela yang berkedudukan di Caracas, memiliki kepedulian yang tinggi untuk mempromosikan batik Indonesia. Dalam kaitan ini, KBRI Caracas secara konsisten berupaya mempromosikan batik Indonesia melalui berbagai cara, antara lain sering menggelar peragaan busana batik, memasukkan kurikulum mata pelajaran pengenalan wastra batik Indonesia di sekolah mode Venezuela “Instituto Brivil”, penyelenggaraan workshop batik di KBRI Caracas dan Instituto sampai promosi wastra nusantara di berbagai media di Venezuela. “Bahkan, pernah kami menyelenggarakan kompetisi desain busana dengan menggunakan kain batik,” ungkap Prianti saat menjadi salah satu narasumber di Talk Show bertema “Indonesian Heritage Preservation and Economic Impact”, Selasa (24/6) di Perpustakaan Bank Indonesia, Surabaya, gelaran Lions Club Surabaya (LCS) “Kresna”. Ditambahkan Prianti, bahwa batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai tradisi yang tinggi dan harus dilestarikan.
 “Dan sekarang, dalam waktu 2,5 tahun terakhir, batik Indonesia sudah sangat dikenal di Venezuela dan negara-negara di sekitarnya,” kata diplomat yang selalu terlihat energik ini. Sementara itu, Silvia Zulaika, Presiden Lions Club Surabaya “Kresna” selaku ketua panitia acara mengungkapkan bahwa pihaknya sengaja menggelar talk show ini sebagai bentuk komitmen untuk melestarikan budaya Indonesia, tak terkecuali Batik. “Tak hanya tugas pemerintah, namun kita harus bersama-sama mengajak serta menumbuhkan kesadaran bagi semua elemen masyarakat, khususnya perempuan, untuk melakukan upaya pelestarian seni budaya bangsa Batik Indonesia, dengan berbagai cara sesuai profesi dan bidang masing–masing,” papar Silvia. Selain itu, lanjut Silvia, Lions Club Surabaya “Kresna” adalah satu-satunya bagian dari Organisasi Pengabdian Masyarakat LIONS CLUB International yang memiliki visi menyelaraskan kegiatan sosial kemasyarakatan dengan kegiatan pelestarian budaya, sebagaimana disinggung dalam salah satu tujuan Lions Clubs nomer 4, yaitu menaruh perhatian secara aktif terhadap kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang seni budaya, sosial dan tata susila. Dalam talk show yang juga menghadirkan Freddy Istanto, Direktur Surabaya Heritage Society ini, juga digelar fashion show koleksi Batik Chic, dengan menampilkan busana batik khas Sidoarjo. Tak ketinggalan, demo Sketching dan Painting dari LK Bing dan Denny Samawa yang concern terhadap bangunan cagar budaya di Surabaya pada khususnya.

Kamis, 12 Juni 2014

Batik Cirebon - Orang Jepang Pun Suka Batik Indonesia

anak jepang mengenakan batik indonesiaBatik Cirebon - Orang Jepang Pun Suka Batik Indonesia.Kain Batik Indonesia dan pakaian batik Indonesia motif mega mendung sangat disukai orang Jepang. Kali ini sampai dengan 9 Juni nanti pameran batik Indonesia diselenggarakan di Entetsu Hyakkaten, Galeri Rose lantai 9, dan di Lantai 7 Art Salon. Bukan hanya kain batik, tetapi pakaian batik dan produk yang menggunakan kain batik dari berbagai daerah seperti Cirebon dll juga dipamerkan di sana.

"Saya senang batik Indonesia karena ibu saya desainer batik. Dia berusia 63 tahun senang sekali mendesain baju batik dan berbagai pakaian batik," papar Hirokazu Fukagawa, eksekutif Imari, yang menyelenggarakan pameran tersebut khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (6/6/2014) pagi.Kain, baju, pakaian, tas, payung dan berbagai produk lain, ada sekitar 40 buah dipamerkan di sana semua dari batik.

"Saya suka batik Yogyakarta karena warnanya alami sekali, warna indigo paling suka saya," lanjut Hirokazu lagi.Selain batik Yogya, dia juga memilkiki batik dari daerah lain di Indonesia, seperti dari Solo, Pekalongan, Cirebon dan sebagainya.

"Tahun lalu sekitar Juni saya ke Pekalongan dan Yogya melihat tempat produksi batik langsung. Senang sekali saya bisa melihat langsung tempat-tempat pembuatan batik di Indonesia," ungkapnya.Upayanya mempromosikan batik sedikitnya sudah 10 tahun lalu bahkan juga dipamerkan di departemen store Takashimaya Nihonbashi tahun 2004 terus menerus setiap tahun sampai sekarang.

"Tahun ini sekitar Desember nanti mungkin kami akan pameran lagi di Tokyo di Takashimaya," katanya.Menurutnya, banyak orang Jepang semakin suka kain batik Indonesia saat ini, dalam bentuk pakaian dan sebagainya."Sejuk, apalagi mulai memasuki musim panas enak menggunakan baju batik rasanya," katanya.