Batik Cirebon
- Batik tidak lagi identik dengan orang-orang tua, apalagi dengan kesan
di monopoli orang tua. Batik Trusmi salah satunya untuk sekarang baik
sudah jauh dari kesan kuno. Makin variatifnya, model dan motif batik
membuat anak muda Indonesia tidak perlu lagi berpikir untuk
mengenakannya. Batik sudah sangat berkembang, sehingga untuk sekarang
ini batik mempunyai banyak pilihan.
Batik bisa di sesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, banyak mahasiswa yang mengenakan batik saat kuliah.
Kesan
batik untuk di gunakan pada acara formal saja pun kini telah
menghilang. Penggunaan batik kini lebih masif dan bisa di gunakan di
berbagai acara.
Kecenderungan
trend batik di berbagai kota di Indonesia sangat berbeda-beda. Hal ini
memang di karenakan kota-kota di Indonesia memiliki motif batik sendiri.
Batik
di zaman modern ini lebih mudah untuk di pilih. Kesan formal pada yang
sudah lama melekat sudah lenyap seiring dengan variatifnya busana khas
Indonesia ini. Anak muda terutama, bisa bebas memilih batik mulai dari
kemeja, g`aun, rok, tunik hingga jilbab dan aksesoris.
Seperti
yang telah di lakukan beberapa bulan lalu, berbagai inovasi yang dibuat
anak muda terus berkembang. Seperti yang di lakukan mahasiswa UNY
misalkan, menciptakan batik dengan motif kartun atau rumus kimia. Motif
batik modern bisa lebih lengkap di lihat pada karnaval batik trusmi. 100 model mengenakan batik dengan sentuhan modern dan jauh dari kesan kuno.
Motif
batik mega mendung di kenakan oleh 100 model yang mengikuti karnaval.
Karena memang, mega mendung adalah icon kota Cirebon. Baju batik yang di
kenakan para peserta karnaval batik Cirebon
adalah sentuhan dari para desainer kreatif dan penuh inovasi dari kota
Cirebon. Seperti yang kita ketahui, 2 Oktober adalah hari batik
nasional. Sangat penting sekali untuk membuat acara seperti itu di
daerah yang terkenal akan batiknya. Tujuan utamanya tentu saja agar
regenerasi batik mampu terus berlanjut. Dan yang terpenting menghapus
pandangan anak muda sekarang bahwa membatik adalah profesi orang
rendahan.
0 comments:
Posting Komentar