Jumat, 17 Oktober 2014

Batik Cirebon - Pewarna Batik Alami dipakai di Kalimantan

Batik Cirebon
Batik Cirebon
Batik Cirebon - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) membuat pewarna batik alami dari buah mangrove. Ini merupakan solusi atas pencemaran lingkungan akibat penggunaan pewarna sintetis pada industri batik.
Menurut Ketua Pusat Studi Zat Pewarna UNS Paryanto, pewarna alami ini sudah diujicobakan pada batik khas Bontang, Kalimantan Timur. Dia berharap, inovasi ini bisa diterima secara luas, terlebih lagi kota Solo adalah sentra industri batik yang sangat besar.
"Sebagian produsen batik di Solo dan sekitarnya mulai memperkenalkan produk batik dengan pewarna alam. Misalnya di Boyolali, sudah mulai  mengembangkan  warna alam dari kesumba, di bawah bimbingan UNS," papar Paryanto, di Solo Jawa Tengah.
Batik Cirebon - Paryanto menjelaskan, pihaknya juga melakukan pembinaan dalam pengembangan inovasi pewarna batik dari buah mangrove ini di Bontang, Kalimantan Timur. Di sana ada batik Etam yang sampai saat ini memproduksi batik dengan warna alami dari mangrove jenis Rhizopora Mucranata.
Proyek pembuatan pewarna alami dari mangrove ini melibatkan tiga mahasiswa Teknik Kimia UNS angkatan 2010. Mereka adalah Amirza Rahmana Prabowo, Jagis Rama Wijaya dan Josita Kusumadewi.
Ketiganya tertarik meneliti mangrove ketika praktik di Bontang, Kalimantan Timur, dan melihat persediaan buah ini begitu melimpah. Diperkirakan, Indonesia menjadi rumah bagi sekira 64 spesies mangrove.
Pewarna batik alami ini memang harus terus di kembangkan. Melihat penggunaan pewarna batik sintetis sudah begitu mengkhawatirkan. Limbah yang di hasilkan oleh pewarna sintetis ini cukup merusak lingkungan. Di tengah perkembangan batik yang sangat pesat ini, penggunaan pewarna sintetis akan semakin banyak dan limbah pun bisa saja semakin bertambah banyak dan semakin mencemari lingkungan.
Kontribusi mahasiswa UNS ini sangat bagus, mereka masih sangat muda namun kontribusinya sangat baik. Walau bagaimanapun, pewarna alam akan lebih di hargai oleh alam. Dan hasil limbahnya pun tidak begitu mencemari lingkungan. Perlu adanya inovasi-inovasi baru dari mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk terus mengembangkan batik. Baik dari segi pewarna maupun dari segi design yang terus perlu di perbaharui agar peremajaan batik tetap hidup tidak di makan waktu. (batik cirebon)

0 comments:

Posting Komentar