Batik Cirebon
- Penelitih lingkungan mengungkapkan bahwa pengunaan pewarna alami
dalam industri batik, yang merupakan mahakarya Indonesia dengan nilai
budaya yang tinggi, membawa dampak positif baik dari segi ekonomi maupun
dari segi lingkungan.
Hal
itu diungkapkan Elzavira Felaza, dari Teknik Lingkungan UI dalam
paparannya pada hajatan tahunan PPI UK yang mengelar pertemuan ilmiah
Indonesian Scholar International Convention (ISIC) membahas kesiapan
Indonesia dalam menghadapi tantangan Asean Economic Community (AEC) di
Oxford, Inggris, akhir pekan.
Mengikuti
Indonesian Scholars International Convention 2014, Elzavira Felaza
kepada Antara London, Rabu mengatakan bahwa merupakan pengalaman yang
sangat berharga dan juga pengalaman pertama dalam menulis hasil
penelitihan serta mempresentasikan di Inggris.
Batik Cirebon
- Pada pertemuan ilmiah pelajar Indonesia yang dibuka Dubes RI untuk
Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb, Elzavira
Felaza menyampaikan hasil penelitihannya yang berjudul Konservasi alam
Indonesia dan budaya melalui pemberdayaan teknologi adat di UKM industri
kreatif.
Dikatakannya
alam dan budaya merupakan potensi unik yang dapat optimalkan oleh
Indonesia untuk menghadapi tantangan pasar global. Berdasarkan data dari
BPS di tahun 2013, UKM berkontribusi 56 persen dari Gross Domestic
Product (GDP) Indonesia.
Menurut
Elzavira Felaza, salah satu jenis dari UKM yang memiliki pengaruh besar
di Indonesia adalah UKM industri kreatif batik. Penggunaan pewarna
alami dalam industri batik membawa dampak positif baik dari segi ekonomi
maupun dari segi lingkungan.
UKM
batik ramah lingkungan yang menggunakan bahan dari pewarna alami
merupakan salah satu cara untuk menjaga alam dan juga budaya. Ditambah
lagi dengan peluang Indonesia dari segi keanekaragaman hayati, dimana
saat ini terdapat 150 jenis flora di Indonesia yang memiliki potensi
menjadi sumber zat pewarna alami.
Untuk
memahami proses tradisional batik dan juga pewarna alami yang
digunakan, penelitian telah dilakukan dengan studi kasus di salah satu
UKM batik di Yogyakarta, ujarnya.
Batik
dengan proses pembuatan tradisional dan penggunaan pewarna alam akan
menghasilkan keuntungan, yaitu nilai jual yang lebih tinggi karena
keunikan budaya dan bahan yang ramah lingkungan akan lebih menarik bagi
pasar global yang saat ini juga menaruh fokus pada industri ramah
lingkungan.
Untuk
optimalisasi usaha ini, diperlukan kolaborasi dari berbagai sektor,
seperti perdagangan, pertanian serta pendidikan dan budaya. Dari sektor
perdagangan dapat membuat regulasi terkait dengan pemberian label pada
batik tradisional dengan pewarna alami sehingga pasar akan lebih
memahaminya.
Sektor
pertanian dapat membantu penanaman dari sumber zat pewarna alami
tersebut, karena usaha ini bukan tentang menghabiskan sumber daya alami
Indonesia, namun mengoptimalkan penggunaannya dengan tujuan budidaya.
Sektor
pendidikan dan budaya dapat membantu dengan memberikan lebih banyak
edukasi terkait dengan nilai budaya dari batik kepada masyarakat
Indonesia dan juga global, sehingga masyarakat akan lebih memahami dan
menghargai nilai budaya batik tersebut.
Dikatakannya
dengan usaha ini maka diharapkan Indonesia dapat menjaga alam, budaya
dan juga dapat bersaing dengan baik di pasar bebas ASEAN dan AEC.
Elzavira
Felaza mengakui mengikuti Indonesian Scholars International Convention
2014 merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya . "Sejujurnya,
ini merupakan pengalaman pertama saya dalam menulis paper apalagi
mempresentasikan paper dengan Bahasa Inggris," ujar Elzavira Felaza.
"I
feel honoured to be presenting my paper in Oxford and to win the best
presenter, well... I didn't see it coming and I didn't even think I had
it in me," ujar Elzavira Felaza yang menyampaikan kesan kesan dalam
mengikuti ISIC 2014.
Diakuinyan
banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil dalam
mengikuti kegiatan ini, baik saat acara maupun saat penelitian. Pada
saat penelitian narasumber memberikan banyak inspirasi dan
diharapankannya hasil penelitihannya akan terwujud dan bisa membawa ide
unik dan ramah lingkungan dari usaha yang telah dilakukan untuk
dipresentasikan di konferensi.
Menurut
Elzavira Felaza, seluruh presenter dan juga speakers dalam conference
ini memberikan banyak inspirasi dan diharap output dari konferensi ini
benar-benar dapat digunakan untuk membantu Indonesia menghadapi pasar
global. (Batik Cirebon)
0 comments:
Posting Komentar