Jumat, 26 Desember 2014

Batik Cirebon - Batik Indonesia Sulit di Tiru, Pengrajin Harus Pede


Batik Cirebon - Bank Indonesia mengeluarkan statement bahwa negara lain akan sulit untuk meniru produk lokal asli asal Indonesia, terutama untuk produk unggulan ‘Batik’.
Banyak kerajinan dan seni asli Indonesia yang tidak bisa di tiru oleh negara lain, untuk membuatnya dibutuhkan keahlian khusus yang cukup tinggi, Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir percaya, hal itu hanya di miliki oleh pengrajin Indonesia. Pengrajin Indonesia di kenal ulet dan terampil, juga sabar dalam membuat kain batik yang memakan waktu berbulan-bulan itu.
Maka dari itu, pengrajin asal Indonesia haruslah percaya diri dan tidak perlu berkecil hati menghadapi MEA. MEA ini akan berlangsung akhir 2015. Percaya diri ini dalam artian memang produk lokal ini unik dan eksklusif, negara lain tidak memilikinya. Sehingga produk batik ini bisa menjadi pembeda dengan produk yang di jual oleh negara lain.
Batik Cirebon - Pihaknya berharap, masyarakat terutama pengusaha agar tidak mudah terpengaruh oleh pendapat sejumlah pihak yang mengatakan bahwa Indonesia belum siap menghadapi MEA.
Mau tidak mau, pengrajin Indonesia harus siap. Justru jika tidak siap maka kita bisa menjadi sasaran pasar bagi bangsa lain mengingat Indonesia merupakan negara padat penduduk sehingga potensi pasarnya sangat besar.
Batik yang telah lama di akui oleh dunia Internasional, ternyata memberikan manfaat besar untuk pengrajin lokal. Karena produk batik sendiri sudah menarik minat pasar asing, sehingga hal ini bisa memudahkan untuk pemasarannya.
Batik Cirebon - Hal terpenting yang perlu di jaga adalah daya saing. Daya saing ini meliputi kualitas dan harga produk. Untuk pasar Internasional memang kualitas sangat penting, untuk menjaga daya saing agar tidak terlalu jauh tertinggal dengan produk lain.
Selama produk kita bersifat komparatif dengan produk lain ditambah memiliki nilai yang lebih rendah maka kita siap menghadapi persaingan dengan produk-produk dari negara lain.
Bahkan, pihaknya menilai persaingan membuat kerja sumber daya manusia menjadi lebih efisien karena harus selalu memastikan kualitas. Kualitas SDM menjadi lebih baik dan kreatif jika menghadapi persaingan.
Pada dasarnya jika kita siap menghadapi MEA maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin baik, dengan demikian masyarakat juga akan semakin sejahtera. ( batik Cirebon )

0 comments:

Posting Komentar