Batik Cirebon - Saat membahas perkembangan batik di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang, Eko haryanto langsung terdiam beberapa saat.
Pengusaha
Usaha Kecil menengah yang mencintai Batik Semarang itu kemudian
mengakui, dia sedang resah atas sikap dan perkembangan batik di
Semarang.
Untuk
saat ini, sudah terlalu banyak batik printing alias produk tekstil yang
‘hanya bermotif batik’. Secara perlahan, batik printing pasti akan
membunuh batik tradisional.
Untuk
penerapan tenaga kerja sendiri, usaha batik tradisional dinilai lebih
bermanfaat. Selain menjaga keberlangsungan batik tulis, juga setidaknya
bisa menyerap tenaga kerja minimal 15 orang. Berbeda dengan batik
printing, yang hanya membutuhkan seorang operator printer saja.
Batik Cirebon - Keadaan
Kampung Batik sekarang berbededa dengan kampung batik zaman dahulu.
Pada rentang waktu 2006 hingga 2010, Kebanyakan pengusaha kampung batik
masih di dominasi oleh batik tradisional, baik itu tulis maupun cap.
Pada
2011, batik printing mulai muncul. Untk orang awan bisa dipastikan
sulit membedakan antara batik tradisional dan printing. Padahal batik
tradisional mempunya nilai historis yang tinggi dan tentu saja di buat
dengan cinta budaya sang pengrajin.
Jangan
sampai pengakuan UNESCO di sia-siakan, dengan mendominasinya batik
printing bukan tidak mungkin lama kelamaan status tersebut akan di cabut
dari Indonesia.
Batik
Cirebon - Dalam industri batik, ada beberapa profesi. Mulai dari
peracik malam, pencanting, tukang cap, hingga desainer batik. Penilaian
per orang di sesuaikan keterampilannya. Dengan demikian, batik
tradisional memang lebih banyak menyerap tenaga kerja dan lebih
mensejahterakan daerah tersebut.
Yang
di ujikan bukanlah teori, namun di nilai dari aspek kemampuan
sehari-hari. Tidak begitu di permasalahkan meski pembatik tidak pernah
baca tulis.
Jika
semua industri memiliki sertifikasi, maka orang asing pun tidak akan
meremehkan Industri batik di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah akan
lebih di permudah untuk mendata berapa banyak pengrajin yang kompeten
di Indonesia, pun dengan pengalamannya minimal 2 tahun. Dengan data yang
akurat dan tepat pemerintah bisa memanfaatkan para pengrajin ini ketika
di butuhkan nantinya. Dan bukan tidak mungkin para pengrajin ini
menjadi master batik di Indonesia dan mempermudah pembuatan kampung
batik. ( batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar