Batik Cirebon
- Seni batik kini tidak terpaku pada pakem tradisional seperti
pedalaman dan pesisir. Justeru seni batik yang berani mengambil pakem di
luar hal-hal yang bersifat tradisional kini banyak dicari orang. Sebut
saja batik anti koruptor, batik ketidakadilan, batik permainan gaplek,
batik gedung sate, kujang pamor, super hero dan sebagainya.
“Saya
lebih suka bermain batik dengan gaya dan desain diluar pakem yang sudah
ada. Menuruti imajinasi yang ada di kepala,” kata Mulyawan Kurnia S.ST,
seniman batik sekaligus founder CV aa ade di sela Festival Batik
Nusantara 2014.
Meski
di luar pakem, justeru batik hasil karya Mulyawan, banyak dicari
penggemar batik. Ratusan desain batik yang unik kini menjadi buruan para
kolektor batik baik konsumen dalam negeri maupun luar negeri seperti
Singapura, Malaysia, Kanada dan Nigeria.
Batik Cirebon
- Selain bermain diluar pakem, Mulyawan yang akrab disapa Kang Mule
juga memiliki karakter sendiri pada pemilihan warna kain. Ia sangat
menghindari warna-warna gelap seperti hitam dan coklat tua karena
mencerminkan pembodohan.
“Saya
lebih suka warna-warna ceria dan berani, seperti warna pelangi, merah,
kuning, biru, hijau dan lainnya karena warna ceria menggambarkan
karakter cerdas dan dinamis,” lanjutnya.
Kang
Mule sendiri sebelumnya pernah menjadi volunteer di Museum Teksil
Jakarta. Pria asal Subang lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
(STTT) Bandung tahun 2004 tersebut kini mencoba memberikan jasa kursus
dan fashion batik. Juga menerima pesanan produksi kain batik, baju dan
seragam batik baik komunitas maupun perusahaan serta membuka gerai di
Blok M Plaza untuk melayani masyarakat.
Batik
Cirebon - Ia mengaku awalnya terjun ke industri batik dan mengeluarkan
brand rancangannya, setelah mengajar di Sekolah Desain Susan Budiharjo.
Sambil mengajar, ia berpikir keras bagaimana suatu saat bisa terjun
membuat karya sendiri.
“Saya
ingin menjadi something di hidup saya, bukan hanya nothing. Kurang
lebih setahun mengajar di sana, saya putuskan mulai membuat karya lewat
merek aa ade,” tukasnya.
Harga
kain batik rancangannya dibandrol mulai dari Rp150.000 hingga Rp3
jutaan per meter. Namun ada juga kain batik yang dilelang dan dibeli
salah satu petinggi partai seharga Rp 30 juta bermotif anti korupsi.
Festival
Batik Nusantara menurut Plt Kepala UP Museum Tekstil Jakarta Imron
merupakan bentuk apresiasi terhadap batik sebagai karya seni nasional.
“Batik
yang sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan
sejak 2 Oktober 2009 patut dijaga kelestariannya,” pungkasnya. ( batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar