Batik Cirebon
- Perajin "canting" yang digunakan untuk bikin batik catat khas
Indonesia di Kampung Joyotakan Kecamatan Serengan Solo, Jawa Tengah,
sampai saat ini terus bertahan manfaat melestarikan alat tradisional
yang turun alami penurunan dari nenek moyangnya.
Seseorang
perajin canting, Catur Haryantpo (35) warga RT 02 RW 04 Joyotakan
Serengan Solo, Kamis, menyampaikan keluarganya juga sebagai perajin "
canting " di Kota Solo ini, telah turun-temurun dari nenek moyangnya
seputar th. 1950-an sampai saat ini.
"Saya
telah generasi ke empat meneruskan orang tuanya, Pak Tukul yang telah
di kenal hanya satu perajin " canting " batik di kota ini, " kata Catur
Haryanto.
Batik Cirebon
- Menurutnya, dianya meneruskan juga sebagai perajin canting dari orang
tuannya, mulai sejak 2013 sampai saat ini serta tenaga kerjanya cuma
tiga orang saja, serta kemampuan produksi seputar 2. 000 biji alat "
canting ".
Ia
menuturkan, canting adalah alat tradisional yang dipakai untuk
mengambil cairan yang khas dipakai untuk bikin batik catat, kerajinan
khas Indonesia. " Canting " tradisional untuk memindahkan atau mengambil
cairan yang khas atau malam bahan bikin batik catat.
"Canting ini, alatnya kecil yang terbuat berbahan baku tembaga serta bambu juga sebagai pegangannya untuk membatik, " tuturnya.
Batik
Cirebon - Menurutnya, jumlah perajin di Solo dulu ada tiga orang
termasuk juga keluarganya, namun saat ini yang bertahan cuma satu di
kota ini, yaitu pengrajin" Canting Tukul " di Joyotakan.
Ia
menuturkan, hasil produknya banyak datang pesanan dari sekolah-sekolah
serta beberapa perajin batik catat baik dengan cara peorangan ataupun
grup atau kantor atau lembaga. Jumlah keinginan alat " canting " batik
ini, rata-rata seputar 3. 000 biji per bln..
"Kami
jual canting batik ini, cuma seharga Rp2. 000 per biji tanpa ada gagang
pegangan, serta Rp3. 500 per biji lengkap, " tuturnya. Bahkan juga,
alat canting batik yang memiliki ukuran besar dapat di jual seharga Rp7.
000 per bijinya bergantung pesanan.
Batik
Cirebon - Menyinggung masalah bahan baku tembaga di Kota Solo, Catur
Haryanto menuturkan, tak ada masalah lantaran pasokan cukup lancar serta
senantiasa ada cukup.
"Kami
cuma terkendala dana untuk dapat meningkatkan usahanya serta
melestarikan alat tradisional canting itu. Kami mengharapkan pemerintah
dapat menolong dana untuk meningkatkan usahanya, " tuturnya.
Catur
Haryanto menuturkan, langkah bikin alat canting itu bermula dari
lembaran tembaga dipotong-potong sesuai sama ukurannya. Lembaran tembaga
lalu ditipiskan lewat cara dipalu, serta lalu dipanaskan di bara api
untuk mempermudah membuat alat canting.
Alat canting yang telah dibuat lalu dipatri agar lengket serta tak bocor, dan diampelas dalam penyelesaian akhir.
Menurutnya,
kelebihan alat canting dengan bahan tembaga yaitu cucuk cukup lentur
serta bahan malam untuk membatik tahan panas. Demikian sebaliknya, bila
bahan kuningan malam cepat dingin serta gampang cucuk canting jadi buntu
hingga cairan tak dapat mengalir dengan baik.( Batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar