Sabtu, 03 Januari 2015

Apa Keunggulan Batik Trusmi (Batik Cirebon-an) ?

batik cirebon mega mendung

Batik yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, pada dasarnya memiliki keunikan tersendiri dan bagus, dan beragam corak motif pun dimilikinya. Dengan demikian, batik-batik yang ada di daerah tidak bisa dibanding-bandingkan dengan motif dari daerah lain. Kekayaan tersebut patut untuk di syukuri, karena hanya Indonesia yang memilikinya.
Batik Cirebon umumnya bisa di klasifikasikan ke dalam kelompok Batik Pesisiran, tapi juga sedikit di pengaruhi sedikit unsur kelompok Batik Keraton. Ini karena, Cirebon memiliki dua buah keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Hanoman. Saat ini, masih ada beberapa motif yang di kerjakan oleh masyarakat Desa Trusmi, salah satunya yaitu adalah mega mendung. Mega mendung memang menjadi icon Cirebon, dan menjadi salah satu motif yang paling banyak di minati.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki Batik Cirebon, adalah sebagai berikut:
Batik Cirebon bernuansa klasik tradisional, serta menyertakan motif wadasan (batu cadas) serta unsur ragam hias berbentuk awan (mega).
Umumnya bagian latar dasar batik memiliki warna yang lebih mudah di bandingkan motif garis utamanya.
  1. Bagian latar atau dasar kain nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan.  Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
  2. Garis-garis motif pada Batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses Batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan cantik tembok atau bleber.
  3. Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
  4. Memiliki warna dominan kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan warna dasar warna kain krem atau putih gading.
Ada sedikit hal yang unik, untuk kelompok motif Batik Cirebon Pesisiran batik ini sangat di pengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing.
Perkembangannya saat ini adalah pewarnaan yang lebih beraneka ragam dan menggunakan unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan etnis (asimilasi). Sehingga Batik Cirebonan cenderung menerima pengaruh budaya luar yang dibawa oleh pendatang. Hal ini membuat Batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan penggunaan banyak warna.
Produksi Batik Cirebon-an pada saat ini terdiri dari Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Kombinasi Tulis-Cap. Pada tahun 1990-2000 ada sebagian masyarakat pengrajin Batik Cirebonan yang memproduksi dengan teknik sablon tangan (hand-printing). Namun belakangan ini teknik sablon tangan hampir punah dikarenakan kalah bersaing dengan teknik sablon mesin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar.
Pertumbuhan Batik Trusmi bergerak dengan cepat mulai tahun 2000, hal ini bisa dilihat dari bermunculan showroom-showroom batik yang berada di sekitar jalan utama desa Trusmi dan Panembahan. Pemilik showroom batik Trusmi hampir seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Trusmi asli walaupun ada beberapa yang dimiliki oleh pemodal dari luar Trusmi.

0 comments:

Posting Komentar