Minggu, 21 Desember 2014

Batik Cirebon - Kantor Perwakilan BI Malang Bantu Berdayakan UKM Batik


Batik Cirebon - Hari batik Nasional di peringati setiap tanggal 2 Oktober. Batik merupakan ciptaan nenek moyang bangsa Indonesia yang begitu membanggakan yang harus di lestarikan, serta sudah di akui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Saat ini telah berdiri Paguyuban Batik Jawa Timur. Motif batik Jatim tidak memiliki patokan pakem, lain halnya juga dengan batik Madura, biasanya hanya dengan motif garis tegas warna merah.
Pengembangan batik warisan budaya Indonesia haruslah berkesinambungan, pelestariannya juga tentu harus di perhatikan. Pameran dan event-event batik harus terus di gulirkan di setiap daerah, tentu saja dengan harapan ajang ini menjadi ajang promosi bagi para pengrajin batik. Dengan lebih sering di adakannya even pameran batik, bisa akan semakin menggenjot pemasaran batik di seluruh Indonesia.
Beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dudi Herawadi di sela-sela acara dialog, peragaan busana, dan gelar produk batik dengan tema Sinergitas Penguatan Produk Batik Jatim Kawasan Tengah Selatan (Katesa) Sebagai Komoditi Budaya dan Produk Unggulan Daerah di Hotel Atria Malang, Kamis (18/12).
Batik Cirebon - Event ini diikuti pengrajin batik se-wilayah kerja BI Malang yaitu, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Kepala Kantor Perwakilan BI Malang pada acara ini memburikan bantuan perlatan kepada pengrajin-pengrajin batik sebesar Rp. 10 juta.
Dengan bantian ini di harapkan para pengrajin batik bisa lebih maju dan berkembang lagi. Di ibaratkan seperti suntikan vitamin, jika supportnya bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus juga. Tentu saja juga dengan bantuan ini, perlu terus di galang sehingga nantinya batik akan mampu bersaing di pasar Internasional nantinya.
Sementara itu, Bupati Malang, Drs. H. Rendra Kresna, BcKU, SH, MM, MPM mengatakan jika batik tidak hanya hasil budaya tapi juga menjadi mata pencaharian masyarakat. Dari sejarahnya, batik berawal dari keraton-keraton dan yang membatik adalah putri-putri keraton dan hanya dari kalangan bangsawan saja. "Batik sekarang bisa dibuat di setiap daerah. Misalnya batik Madura bisa dibuat oleh orang Jawa," urainya.
Dahulu, batik sulit sekali untuk di kenali, namun sekarang bisa dibilang tidak ada istilah batik daerah, bisa lebih disebut sebagai batik Indonesia, karena batik sudah sangat nasionalis sekali untuk Indonesia. Untuk perkembangan batik, sangat perlunya di cari setiap peluang. Peran pemerintah pun harus serius menyikapi hal ini, pemerintah perlu membantu memasarkan. ( batik Cirebon )


0 comments:

Posting Komentar