Rabu, 09 Juli 2014

Batik Trusmi - Menjaga Daya Saing Batik Tulis dengan Batik Printing

Batik Trusmi - Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) menyesalkan banyaknya masyarakat menggunakan batik printing di banding dengan batik tulis. Padahal rata-rata industri di Indonesia memberdayakan batik berupa batik tulis. Sepeti batik trusmi di cirebon maupung pengrajin batik di solo maupun pekalongan.

Pemerintah perlu melindungi industri batik tulis dengan membuat UU agar timbul keseimbangan antara industri batik tulis dengan batik printing. Maka dari itu batik tulis akan ditempatkan lebih tinggi di banding industri textil lain. Hal itupun di lakukan guna melindungi pengrajin batik tulis agar tidak punah. Undang-undang di perlukan karena memang batik mempunyai spesifikasi sendiri di banding dengan produk textil lainnya.

Selain itu pemerintah juga dirasa kurang ikut andil untuk mempromosikan batik tulis, akibatnya banyak industri yang memproduksi batik printing secara berlebih akibatnya regenerasi pengrajin batik tulis semakin menurun. Undang-undang perbatikan di nilai lebih manusiawi untuk di terapkan di bandingkan harus melarang peredaran batik printing di pasaran.

Jika dilihat dari potensi pembeli muda, mereka itu termasuk future buyer, produk yang sedang ngetrend saat ini maka produk itulah yang akan terus dia beli. Maka dari itu perlu promosi yang berkesinambungan.

Sesuai data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, batik merupakan produk fashion utama nasional. Bila di hitung-hitung khusus untuk perajin batik bisa saja membuka 3,5 juta lapangan kerja baru. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto pun mencapai nilai Rp 181 Trilliun.

Yang menjadi masalah sekarang adalah persaingan industri batik semenjak di bukanya pasar global semakin ketat. Badan Pusat Statistik mengumumkan impor batik printing dari negeri tirai bambu mencapai 1.037 ton dengan nilai Rp. 285 Milliar.

Itulah mengapa industri batik nasional dirasa terancam dengan batik murah impor yang jelas kualitasnya lebih rendah, maka sekali lagi promosi perlu gencar di lakukan oleh pemerintah untuk batik sebagai produk fashion nasional. Pemahaman masyarakatpun perlu di tingkatkan agar masyarakat lebih paham mengapa batik tulis lebih mahal harganya. (batik trusmi)

0 comments:

Posting Komentar