Kamis, 06 November 2014

Batik Cirebon - Hidupkan Kembali Motif Batik Kuno

Batik Cirebon - Tingginya animo masyarakat terhadap batik, menginspirasi sejumlah pembatik anggota kelompok batik Keraton Kasepuhan, menghidupkan kembali motif batik kuno asli Cirebon.
Motif batik kuno yang bakal dihidupkan lagi yakni koleksi Keraton Kasepuhan dan kerabatnya.
Menurut Sultan Sepuh XIV Kasepuhan, sementara ini, inventarisasi yang dilakukan, belum sampai kepada koleksi batik kuno berusia ratusan tahun, milik Keraton Kasepuhan.
"Motif batik kuno, bukan hanya yang disimpan Keraton Kasepuhan tetapi juga milik kerabat keraton. Namun saat ini, upaya inventarisasi baru sampai yang dimiliki kerabat keraton," ujar Sultan Sepuh seusai
Batik Cirebon - kegiatan pelatihan teknis dan kewirausahaan UKM Kelompok Batik Keraton Kasepuhan yang digelar Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java di Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan Rabu (5/11/2014).
Menurut Arief, sejumlah koleksi kain batik milik Keraton yang sudah berusia ratusan tahun diantaranya yang pernah dikenakan putri Ong Tien dan baju panglima dengan motif batik kaligrafi.
Dikatakan Arief, untuk menghidupkan motif batik kuno, bukan upaya mudah. "Selain pembatik harus menguasai teknik melukis, membatik dan pewarnaan dengan warna alam, pembatik juga harus menelusuri nama atau sebutan motifnya, baik dari sumber primer maupun dari naskah-naskah lama," katanya.
Dikatakan Arief, upaya menghidupkan motif batik kuno, merupakan bagian dari upaya pelestarian peninggalan seni budaya asli Cirebon.
Asal usul batik Cirebon, katanya, bersumber dari keraton, yang kemudian menyebar luas ke masyarakat.
Hanya dulu, motif batik harus disesuikan dengan status atau kelas sosial pemakai dan acara atau kegiatannya.
"Prosesi tertentu juga harus dengan motif tertentu. Misalnya siraman, pernikahan, 7 bulan kehamilan atau kematian tentu motifnya berbeda sesuai dengan jenis prosesninya," katanya.
Sulitnya menghidupkan motif batik kuno diakui salah seorang pembatik, Asih Kurniasih. "Terutama menelusuri nama motif batiknya, butuh perjuangan tersendiri karena harus sabar, teliti dan cermat dalam mencari atau bertanya kepada sesepuh," katanya.
Batik Cirebon - Saat ini, katanya, kelompok batik Keraton Kasepuhan, sudah berhasil menginventarisir sejumlah motif batik kuno milik kerabat keraton.
Dua motif diantaranya bahkan sudah berhasil dihidupkan lagi. "Saat ini dua motif itu yakni naga utah dan kliwed, sudah mulai diproduksi," katanya.
Sementara itu, Community Development and Relations Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, Sudaryoko menyatakan, pelatihan merupakan bagian dari pembinaan yang dilakukan PHE ONWJ.
"Pembinaan dilakukan berkesinambungan, bukan hanya pelatihan saja, namun juga suntikan motivasi dari para motivator dan pemasaran serta aspek lainnya," katanya.
Dikatakannya, sejarah sebuah produk budaya juga memiliki nilai tinggi, baik nilai ekonomi maupun bisnisnya.
"Tren saat ini, nilai sejarah sebuah produk budaya juga memiliki nilai ekonomi dan bisnis tinggi. Aspek itu yang kami sentuh," katanya.
Semua bentuk pelatihan, tambahan motivasi dan lainnya dilakukan, dengan harapan, dalam 5 tahun sampai 10 tahun ke depan, mereka sudah mandiri.
"Selain mandiri, mampu menularkan ilmu yang sama kepada kelompok lainnya," jelasnya. (batik Cirebon)

0 comments:

Posting Komentar