Batik adalah salah satu produk kriya yang telah menjadi identitas budaya Indonesia yang banyak dikagumi bangsa-bangsa Mancanegara. Sebagai salah satu produk budaya , teknik membatik yang sudah dikenal dengan pewarnaan rintang yang memang warisan dari nenek moyang kita. Tradisi membuat motif batik dengan cara merintangi warna ini sejak zaman dahulu. Pada zaman dahulu bahan perintang terbuat dari beras ketan yang diolah sedemikian rupa, sehingga biasa dipakai untuk merintangi warna dan bahan pewarnanya menggunakan warna alam yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti pace (mengkudu), nila, kulit kayu nangka, tegeran, kulit delima, dsb. Namun, seiring perkembangan zaman, cara ini sudah tidak digunakan lagi. Untuk saat ini bahan perintang warna menggunakan lilin batik atau lilin malam. Malam adalah campuran beberapa komponen diantaranya: Gondorukem, Parafin, matakucing, minyak kelapa, dan bahan tertentu lainnya, kemudian diolah menjadi lilin malam. Kegiatan membatik terus berkembang dengan pesatnya, sehingga dikenal ada beberapa sentra perbatikan seperti: Madura, Tuban, Lasem, Juana Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon, Indramayu, Tasik, Garut, dsb. Pertumbuhan dan perkembangan batik sangat diwarnai oleh sistem nilai yang hidup di masyarakat, sehingga di setiap sentra perbatikan mempunyai ciri khas tersendiri, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
0 comments:
Posting Komentar