Batik Cirebon
- High Tea Batik Undercover yang digelar di Kawasan Heritage Punakawan
(Ragam Kriya Nusantara) Jalan KHA Dahlan Yogya, Sabtu (31/1) menjadi
salah satu upaya bersama untuk lebih memahami makna filosofi batik
secara mendalam. Acara yang digagas GKR Pembayun ini mencoba merangkul
semua kalangan untuk mencoba mengedukasi batik secara menyeluruh
mengingat Yogya telah mendapat predikat sebagai Kota Batik Dunia.
Diungkapkan
Pembayun, predikat sebagai Kota Batik Dunia penting untuk dijaga.
Bersama-sama 'nyengkuyung' penghargaan yang sudah diberikan kepada DIY.
Begitu pula keistimewaan Yogya. Karenanya, semua tradisi juga harus
dikembalikan dan didekatkan ke masyarakat agar mereka ingat dan bisa
meneruskan kepada anak-anak mereka.
"Karenanya,
kita tidak hanya mempromosikan batik saja tapi juga paham filosofinya.
Jadi yang mengenakan batik juga harus tahu arti dibalik motif batik yang
sedang dikenakan," ujarnya.
Batik Cirebon
- Pada kesempatan itu, dibagikan buku tentang cerita RAj Arti Ayya
Fatimasari Wironegoro tentang Tradisi Tetesan yang dijalaninya saat
genap berusia 10 tahun, 22 Desember 2013 lalu. Hadir pula peragaan
busana dari perancang busana Afif Syakur dan Inung Marwoso, bahkan GKR
Pembayun dan GKR Condrokirono menjadi model busana karya Afif Syakur
bersama rekan mereka Okky Liguna dan Sasha Napitupulu.
Acara
yang baru diselenggarakan untuk pertama kalinya ini, rencana akan
digelar rutin sebulan sekali. Sedangkan perancang busana yang terlibat
tentunya memiliki karya yang masih berkaitan dengan batik.
"Awalnya,
acara ini hanya mengundang 50 tamu, tapi ternyata banyak yang berminat
sehingga yang datang mencapai sekitar 100 orang. Kedepan, jika sudah
bisa menjadi agenda rutin, tentunya saya akan senang sekali. Mungkin
tidak hanya mengulas batik, tapi juga lurik, tenun dan sebagainya,"
papar Pembayun. ( Batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar