Batik Cirebon
- Pada artikel sebelumnya sering di tegaskan bahwa batik adalah seni
yang ‘fleksibel’. Memang benar, layaknya sebuah lukisan, inspirasi untuk
membatik pun bisa didapatkan dari mana saja. Kenapa kata-kata ini
selalu ada pada setiap artikel ? Tentu saja tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan semangat anak muda untuk turut ambil andil dalam seni
batik. Penegasan ini sangat penting sekali, generasi muda perlu
mengetahui bahwa batik bukan seni kuno yang membosankan. Batik sama
dengan seni melukis, namun medianya saja yang berbeda, dan kekhasan
tersendiri dari batik adalah lilin/malam yang di gunakan untuk mewarnai
batik. Inilah uniknya, di perlukan sumber daya manusia yang telaten dan
teliti untuk membuat seni batik yang berkelas premium.
Ada
sedikit hal menarik dari salah satu penggiat batik, ‘Rasa Raharja’.
Kemaun Rasa Raharja patut untuk di apresiasi. Ia terus memutar otak
untuk membuat batik yang tak lazim. Ia menemukan motif ini dari
percobaan yang di lakukan berulang-ulang. Alasannya ia mau mencari dan
menemukan teknik ini adalah guna mendapatkan nuansa baru yang tak lazim
yang memang di cari banyak orang.
Batik Cirebon
- Siapa yang menyangka, ternyata sepotong ranting beruas banyak mampu
menginspirasi Rasa Raharja menemukan teknik membatik yang disebutnya
teknik ‘gepyok’. Dari teknik tersebut, akhirnya batik itu disebut di
beri nama ‘batik gepyok’.
"Batik
ini terlahir dari eksperimen berulangkali guna mendapatkan nuansa baru
batik tulis ditengah keinginan mendapatkan batik bernuansa beda dari
yang lazim ada. Lazimnya, batik dibuat dengan menorehkan lilin dengan
canting, namun batik gepyok dibuat dengan menyabetkan atau
'menggepyokkan' ranting pohon yang berlumuran lilin ke kain," kata
Instruktur aneka jenis keterampilan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
Balai Latihan Kerja/BLK Kebumen, Rasa.
Batik Cirebon
- Menurut Rasa gepyokan ini memunculkan kesan seperti lukisan abstrak.
Semakin bagus bentuk rantingnya, batiknya pun semakin bagus. Kendati tak
berambisi menjadikan batik sebagai lahan bisnisnya, karya batik Rasa
sebagian besar dititipkan di sanggar seni milik adiknya di kota Semarang
dan sudah banyak dikoleksi para pecinta batik. "Sering saat menonton
televisi saya lihat di layar kaca muncul tokoh yang mengenakan kemeja
batik karya saya," ujar Rasa.
Alumni
Sekolah Menegah Perkebuan Menengah Atas (SPbMA) ini mulai menjadi
instruktur BLK tahun 1982, sebagai instruktur PHP (Pengolahan Hasil
Pertanian). Seiring perjalanan waktu, pria asal Semarang ini mampu
melatih berbagai jenis ketrampilan selain PHP, diantaranya membatik,
menganyam, sablon dan pembuatan taman. Didorong jiwa seninya, Rasa
berusaha keras menguasai aneka ketrampilan tersebut. ( Batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar