Batik Trusmi
– Beberapa tahun ke belakang, ekspor batik ke luar negeri di lakukan
dalam bentuk baju jadi. Padahal ekspor dalam bentuk baju jadi di nilai
kurang efektif. Mengingat ukuran dan selera yang berbeda antara konsumen
domestik dan juga konsumen asing. Jika di tilik memang ekspor baju
batik ke pasar domestik justru kurang di minati.
Selain
itu, gaya dan selera yang berbeda di pasar domestik membuat mereka
kebanyakan lebih percaya kepada desainer mereka sendiri, al hasil baju
batik yang di ekspor kurang begitu di minati. Berbeda jika kain batik
yang di ekspor, maka mereka bebas untuk mengkreasikan kain batik tanpa
mengurangi nilai historis batik itu sendiri. Hal ini juga akan menambah
omzet batik nusantara yang sebelumnya omzet batik nusantara Rp. 10
Trilliun.
Jika
di bandingkan memang, desainer luar negeri dengan lokal masih di nilai
lebih baik luar negeri, mereka mempunyai kelebihan membuat baju terlihat
lebih mahal meskipun kain yang di gunakan sederhana. Inilah yang bisa
menjadi nilai lebih dari batik, dengan tangan kreatif mereka, batik bisa
di sulap menjadi baju yang memiliki nilai jual tinggi. Setelah itu,
nama batik pun akan semakin terdongkrak seiring dengan desainnya yang
menarik. Selain itu, sentuhan batik oleh desainer ternama Internasional
tentu saja akan memiliki nilai plus yang tinggi dan semakin cepat di
ketahui fashion dunia. Dengan kata lain, pengrajin turut serta
melanggengkan batik trusmi, yang mendunia.
Harapan
lainnya tentu saja agar suatu saat ada pengrajin lokal yang bekerja
sama dengan desainer asing untuk melakukan ekspor kain batik. Menjadi
nilai lebih bagi pengrajin lokal. Perbedaan kurs lokal dan domestik akan
memberikan nilai kain batik yang tinggi. Sementara, menurut beberapa
pengusaha yang memiliki butik batik di Malaysia mengatakan, untuk harga
produk yang murah maupun mahal sejauh ini tidak terlalu di
permasalahkan. Menurut mereka, batik adalah produk kerajinan tangan,
jadi mereka tentu saja sangat menghargainya. Yang terpenting, harga
harus sesuai dengan apa yang di inginkan. Kita semua tahu bahwa batik
memiliki batik Cirebon memiliki ragam motif mega mendung dan motif batik trusmi.
Perbedaan
lainnya, konsumen lokal masih meminati batik dengan bahan pewarna
sintetis, berbeda dengan konsumen domestik, mereka justru lebih menyukai
batik dengan pewarna alam. Bagi konsumen lokal, harga batik dengan
pewarna alam lebih mahal dan warna yang di hasilkan terlalu kalem dan
terlihat pudar.
Justru
warna yang terlihat pudar tersebut bagi sebagian konsumen asing membawa
keunikan tersendiri dan yang pasti lebih aman karena pewarnanya tidak
mengandung bahan kimia.
0 comments:
Posting Komentar