Batik Cirebon
- Salah satu harta warisan tanah air yang terus naik daun dan mengalami
kejayaan adalah kain batik. Ya, kain batik tumbuh dan berkembang pada
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda
juga termasuk orang yang gemar untuk menggunakan kain batik sebagai
bahan busana favorit?
Berbicara
tentang kain batik, kita akan kembali mengenang kisah klasik
zaman-zaman kerajaan yang kala itu begitu hebat dalam memerintah
wilayahnya. Kain batik memang sangat akrab dalam lingkungan kerajaan
karena benda inilah yang menjadi ciri khas kebangsawanan para raja dan
anggota kerajaan. Jadi, memang tidak sembarang orang bisa mengenakan
kain batik dengan leluasa, sangat berbeda dengan zaman sekarang.
Batik Cirebon
- Tahukah Anda media apa yang digunakan untuk membatik? Sekitar Abad ke
17, para pengrajin batik memanfaatkan daun lontar sebagai media tulis
dan lukisnya. Saat itu, motif kain batik tradisional masih didominasi
dengan bentuk binatang dan tanaman saja. Kemudian, warisan
budaya ini tumbuh berkembang dengan melahirkan corak baru yang unik
seperti motif awan, relief candi, wayang beber, dan masih banyak motif
menarik kain batik lainnya.
Lalu
bagaimana kisah kain batik tradisional bisa menjelma seperti kain yang
sekarang? Penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaianlah
yang kemudian melahirkan seni batik tulis seperti yang kita kenal di
zaman sekarang. Nah, bagaimana dengan gaya batik? Bagi Anda yang pernah
berjalan-jalan ke pasar batik, mungkin akan sedikit kebingungan ketika
ditanya cari batik Solo dan Yogya atau cari batik Pekalongan?
Batik
Cirebon - Mengapa warisan budaya ini dibagi menjadi dua ya? Ternyata
pertanyaan ini akan membawa kita pada sebuah sejarah klasik yang mana
saat itu sedang terjadi perang besar di kerajaan Mataram, tepatnya
pada tahun 1825 hingga 1830. Perang besar ini juga dikenal dengan
sebutan perang Diponegoro.
Terjadinya
peperangan besar ini kemudian mendesak keluarga keraton dan para
pengikutnya yang sebelumnya terbiasa membuat batik kerajaan untuk
meninggalkan daerah peperangan kerajaan. Mereka kemudian tersebar dalam
wilayah Timur dan Barat. Meski tak lagi berada dalam kawasan kerajaan,
pengrajin kain batik kerajaan ini tetap melakukan aktivitas membatik
yang kemudian diikuti oleh rakyat lainnya.
Tak
heran jika kemudian kain batik Yogya, Solo, Gresik, Surabaya, dan
Madura yang tergabung dalam wilayah timur ini memiliki motif dan
tampilan berbeda dengan batik yang ada di wilayah barat seperti
banyumas, Kebumen, Tegal, Batik Cirebon,
dan Pekalongan. Umumnya, kain batik yang ada di Pekalongan memiliki
motif yang lebih bervariasi karena warga banyak terilhami dari motif
pakaian negeri India, Arab, serta Jepang.
0 comments:
Posting Komentar