Batik Cirebon
- Seperti kota-kota yang lain, Madiun juga mempunyai batik bermotif
keris sebagai ciri khas serta andalan Kota Madiun, yakni Batik Retno
Kumolo. Siti Qomariah (64), salah seseorang pengrajin batik yang pertama
kali mencetuskannya mulai sejak th. 2002.
Hingga
sekarang ini, pemesanan batik senantiasa alami penambahan. Bukan
sekedar dari dalam kota, pemesanan juga banyak yang datang dari luar
kota bahkan juga telah mempunyai pelanggan terus, seperti Jakarta,
Bandung, Surabaya, Tangerang, Sidoarjo, serta Bondowoso. " Tiap-tiap
bln. senantiasa ada yang pesan ke sini, baik itu batik catat serta batik
printing. Dalam satu bulan dapat bisa pesanan 150-200 potong, " katanya
waktu didapati di tempat tinggalnya, Jalan Tumpang Gang 1/30, Kelurahan
Pandean, Kecamatan Taman, Madiun (14/01/2015).
Dalam
satu bulan, omset penjualannya dapat meraih pada Rp 20 juta sampai 35
juta. Baik batik catat serta batik printing, harga-harganya beragam,
dari mulai Rp 250. 000 per potong sampai Rp 1. 000. 000 bergantung
keinginan. Type kain serta tingkat kesusahan dalam bikin batik itu juga
diperhitungkan. " Harga nya bergantung dengan kesusahan pekerjaan, dari
yang gampang, tengah, serta susah. Bahan yang paling murah yaitu kain
katun sedang yang mahal yaitu kain sutra, " terangnya sembari tunjukkan
hasil batiknya.
Batik Cirebon -
Mulai th. 2005, di tempatnya telah jadi pusat kursus untuk Orang-orang
Madiun sendiri. " Alhamdulillah hingga saat ini banyak anak-anak dari
mulai TK hingga SMA belajar membatik di sini. Diluar itu sempat juga ada
kursus ibu-ibu PKK se-kota Madiun serta Workshop Guru SMP Kesenian
se-kota Madiun. Jika anak SMP serta SMA yg tidak dapat turut study tur,
mereka dilarikan di sini, " tuturnya.
Batik
Cirebon - Siti menerangkan, diberi nama batik Retno Kumolo lantaran
mengambil histori Kota Madiun. Motifnya di inspirasi dari tokoh putri
dari Adipati Madiun, Retno Dumilah. Hingga, motif yang paling
diperlihatkan yaitu Keris Tundhung Medhiun serta Bunga Melati.
Ketrampilan
dalam membatik ini, Siti memberikan bahwa Ia sudah belajar sepanjang 25
th. dari sekolah industri batik di daerah Widodaren, Ngawi. Terlebih,
motif pakaian batiknya digunakan oleh pegawai negeri sehari-hari Jum'at
dari dahulu hingga saat ini.
Batik
Cirebon - Usaha yang telah cukup lama ini, Siti mengakui bahwa
terkecuali bertahan dengan modalnya sendiri, kurangnya tenaga kerja juga
jadi kesusahan dalam pengembangan batiknya di kota. Sekarang ini,
karyawan di batik printing ada 4 orang serta batik catat bekasnya
dipekerjakan oleh tetangganya sendiri. " Susah untuk menarik
ketertarikan beberapa orang kota untuk membatik. Mereka mengeluh
lantaran terkecuali senantiasa duduk lama juga tak tahan dengan uapnya, "
tutur ibu dari 10 anak ini.
Siti
cuma mengharapkan Pemerintah Kota Madiun dapat turut andil serta
memberi perhatian pada usaha batik yang digelutinya hingga saat ini.
Terkecuali belum memperoleh hak paten, Ia mengakui masih tetap susah
untuk selalu mengembangkannya hingga kalah berkompetisi dengan batik di
daerah lain.
Walau
demikian, dalam usianya yang telah tua, Ia masih tetap semangat untuk
selalu membatik serta melestarikan budaya asli Indonesia. Mandiri, usaha
keras, jujur, serta sunggug-sungguh jadi prinsip Siti sampai kini. "
Saya senantiasa mempunyai semangat anak muda. Juga sebagai wanita,
berdoalah, supaya tangannya senantiasa dibarokahi. Walau dirumah walau
demikian membuahkan, " katanya. ( Batik Cirebon )
0 comments:
Posting Komentar