Sabtu, 31 Januari 2015

Batik Cirebon - Pentingnya Menjaga Predikat Yogya Kota Batik Dunia


Batik Cirebon - High Tea Batik Undercover yang digelar di Kawasan Heritage Punakawan (Ragam Kriya Nusantara) Jalan KHA Dahlan Yogya, Sabtu (31/1) menjadi salah satu upaya bersama untuk lebih memahami makna filosofi batik secara mendalam. Acara yang digagas GKR Pembayun ini mencoba merangkul semua kalangan untuk mencoba mengedukasi batik secara menyeluruh mengingat Yogya telah mendapat predikat sebagai Kota Batik Dunia.
Diungkapkan Pembayun, predikat sebagai Kota Batik Dunia penting untuk dijaga. Bersama-sama 'nyengkuyung' penghargaan yang sudah diberikan kepada DIY. Begitu pula keistimewaan Yogya. Karenanya, semua tradisi juga harus dikembalikan dan didekatkan ke masyarakat agar mereka ingat dan bisa meneruskan kepada anak-anak mereka.
"Karenanya, kita tidak hanya mempromosikan batik saja tapi juga paham filosofinya. Jadi yang mengenakan batik juga harus tahu arti dibalik motif batik yang sedang dikenakan," ujarnya.
Batik Cirebon - Pada kesempatan itu, dibagikan buku tentang cerita RAj Arti Ayya Fatimasari Wironegoro tentang Tradisi Tetesan yang dijalaninya saat genap berusia 10 tahun, 22 Desember 2013 lalu. Hadir pula peragaan busana dari perancang busana Afif Syakur dan Inung Marwoso, bahkan GKR Pembayun dan GKR Condrokirono menjadi model busana karya Afif Syakur bersama rekan mereka Okky Liguna dan Sasha Napitupulu.
Acara yang baru diselenggarakan untuk pertama kalinya ini, rencana akan digelar rutin sebulan sekali. Sedangkan perancang busana yang terlibat tentunya memiliki karya yang masih berkaitan dengan batik.
"Awalnya, acara ini hanya mengundang 50 tamu, tapi ternyata banyak yang berminat sehingga yang datang mencapai sekitar 100 orang. Kedepan, jika sudah bisa menjadi agenda rutin, tentunya saya akan senang sekali. Mungkin tidak hanya mengulas batik, tapi juga lurik, tenun dan sebagainya," papar Pembayun. ( Batik Cirebon )

Jumat, 30 Januari 2015

Batik Cirebon - Tumbuhkan Semangat Batik Kuasai Pasar Dunia

Batik Cirebon - Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang disepakati para pemangku kepentingan di bidang batik diharapkan menjadi semangat industri dalam negeri untuk menguasai pasar dunia.
"Itu sebabnya kami beri perhatian agar seperti juga yang dibahas dengan Kementerian Tenaga Kerja, batik menggunakan sertifikasi dengan kompetensi yang didasari SKKNI," ujar Dirjen Industri Kecil Menengah Euis Saedah di Jakarta, Jumat.
Batik Cirebon - Euis mengatakan, Indonesia sempat menjalin kerja sama dengan pihak Jepang untuk lebih menjadikan batik Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, melainkan mampu menguasai pasar dunia.
"Apalagi jenis batik yang menggunakan pewarna alam, beberapa kali kami juga bekerjasama dengan pihak Jepang, terutama untuk memodernisasi batik yang sudah dibuat Indonesia," ujar Euis.
Batik Cirebon - Namun, lanjutnya, Pemerintah Indonesia cenderung berhati-hati melakukan berbagai kerjasama tersebut, agar tetap memperoleh nilai tambah dan tidak semata-mata hanya pihak Jepang yang menarik manfaat dari kerjasama tersebut.
Menurut Euis, sebelumnya, Kemenperin melakukan segmentasi batik untuk mewujudkan hal tersebut, seperti batik yang digunakan untuk masuk sekolah yakni batik dengan tema pendidikan, sehingga yang dominan adalah peranan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ada juga batik industri, di mana usaha batik mampu mencetak tenaga kerja ribuan orang dan juga menjadi sentra industri di sejumlah provinsi, dan di sini Kemenperin banyak memberi andil. Terakhir batik sebagai unsur kreatif, di mana saat itu yang banyak berperan adalah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun demikian segmentasi tidak mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan. ( Batik Cirebon )

Batik Cirebon - Desain Cheongsam Batik untuk Imlek

Batik Cirebon - Dalam menyambut perayaan hari Imlek, kerap menjadi momen para desainer dan juga label busana dalam meluncurkan koleksi terbaru.
Busana bergaya cheongsam atau qipao pun menjadi salah satu desain yang kerap ditonjolkan pada saat menyambut hari Imlek tersebut. Salah satunya label Alleira Batik yang mewarnai koleksi miliknya dengan mengeluarkan koleksi busana gaun wanita berdesain cheongsam . Memang tidak banyak busana cheongsam yang dikeluarkan Alleira Batik.
Batik Cirebon - Namun, koleksi dress tersebut menjadi salah satu koleksi pilihan terbaru yang ditawarkan label dengan brand ambassador Anisa Pohan tersebut. Kendati demikian, busana yang identik dengan warna merah tersebut dituangkan Alleira Batik dengan warna-warna yang bervariasi dan model yang beragam.
Pilihan warna dan model yang bervariasi ini dimaksudkan agar busana Tiongkok tersebut tetap tampil menarik dan tidak membosankan. Terlebih, busana tersebut juga kerap mengalami pergeseran soal tren busananya. Alleira Batik pun menawarkan sejumlah model, di antaranya koleksi busana cheongsam dengan pilihan lengan panjang dan pendek atau tanpa lengan.
Dan, ada pula busana cheongsam yang berbentuk off shoulder . Busana yang identik dengan kerah tinggi itu, juga ditawarkan dengan pilihan warna paduan merah dan oranye, merah dan gold , merah dan ungu, serta beberapa warna cerah lainnya. Dan, harga yang ditawarkannya sendiri cukup bervariasi, mulai Rp1.980.000.
Batik Cirebon - Busana cheongsam memang sudah ada sejak zaman dinasti di China, dengan desain longgarnya. Namun, seiring perkembangan dunia mode, busana tersebut dibuat dengan gaya yang lebih modern dan kekinian pada tahun 1920-an. Hingga akhirnya busana warisan China itu lambat laun berkembang dengan desain yang bervariasi, menarik, serta stylish tanpa meninggalkan unsur sejarah dan warisan dari desain busananya.
Sebab itu, Alleira Batik meluncurkan koleksi busana cheongsam dengan tampilan menarik dan stylish yang dapat Anda jadikan pilihan busana saat merayakan hari Imlek. Lebih dari itu, Alleira Batik juga menyuguhkan koleksi terbaru lainnya yang menarik, mulai dari busana wanita dan pria, hingga anak-anak.
Bahkan, Alleira Batik juga menawarkan potongan harga sebesar 20% bagi Anda pemegang kartu kredit bank Mandiri, City Bank, dan Permata Bank. Potongan harga tersebut bisa Anda dapatkan di salah satu gerainya yang ada di Grand Indonesia Shopping Town Mall. ( Batik Cirebon )

Rabu, 28 Januari 2015

Batik Cirebon - Seniman Aceh Lahirkan Karya Lukisan "Batik Tsunami"

Batik Cirebon - Seniman Aceh, Cut Azzeta Rukman, melahirkan karya fenomenal yang merupakan lukisan bernuansa Aceh berupa "batik tsunami" dan karya tersebut dipajang di Museum Tsunami di Kota Banda Aceh.
"Harapan saya, semoga lukisan batik tsunami ini menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk bangkit dan berkarya dalam memajukan dan mengharumkan nama Aceh melalui karya seni," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Aceh Niazah A Hamid di Banda Aceh, Rabu.
Hal tersebut disampaikan di sela penyerahan karya lukis Cut Azzeta Rukman berupa "batik tsunami" kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi.
Batik Cirebon - Ia menambahkan karya seni seperti itu sangat layak didukung, dikembangkan dan dipromosikan, karena selain bisa memperkenalkan tradisi Aceh secara luas ke dunia luar, juga mampu memberi ruang kepada para seniman untuk berkarya di tingkat yang lebih tinggi.
"Mudah-mudahan momentum ini bisa memperkuat semangat kreativitas seniman Aceh untuk menghasilkan lebih banyak lagi karya seni bernuansa khas daerah ini," kata Niazah yang juga istri Gubernur Aceh H Zaini Abdullah.
Dia juga menyebutkan para seniman Aceh sangat kreatif dalam membaca situasi lingkungan, sehingga berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh bisa dikonversikan menjadi karya seni.
"Karya-karya seni seperti ini bukanlah untuk menghadirkan kembali trauma masa lalu, tapi bertujuan mendorong kita agar belajar dari pengalaman hidup demi melihat masa depan yang lebih baik serta kreatif," kata dia menjelaskan.
Batik Cirebon - Ia juga menilai motif batiknya sangat indah, menarik dan memiliki nilai seni tinggi. Jika dituangkan ke dalam kain batik untuk dipakai sehari-hari, maka dapat menghadirkan kesan anggun bagi si pemakai.
"Mungkin ada yang masih trauma jika kita bicara tentang tsunami, namun dengan melihat lukisan ini, maka perasaan itu akan berganti dengan kekaguman pada karya seni yang bernilai tinggi ini," kata Niazah. ( Batik Cirebon )

Selasa, 27 Januari 2015

Batik Cirebon - Desain Batik Bisa Dikembangkan Digital

Batik Cirebon - Desain batik selama ini dibuat secara manual. Dengan modal ingatan atau contoh batik yang sudah ada, pembatik membuat motif batik. Namun untuk mengembangkan kualitas, teknologi digital sangat bisa dimanfaatkan, karena itu menurut Ketua Harian Yayasan Batik Jabar Komarudin Kodiya harus disiapkan pembatik yang berkemampuan teknologi digital.
"Pengrajin perlu mengikuti perkembangan, salah satunya menyiapkan SDM dengan pengetahuan mumpuni di bidang digital, meningkatkan kualitas disain serta pemasaran," kata Komarudin (27/1).
Batik Cirebon - Ia menyebutkan, sebagian pengrajin batik sudah mulai menggunakan konsep digital dalam desain batiknya, namun sebagian besar masuk menggunakan konsep tradisional.
"Keaslian dalam produk perlu diperhatikan, namun di sisi lain perlu ada kolaborasi sinergi dengan teknologi yang bisa mendukung produktivitas, kualitas maupun kebutuhan pasar," kata Komarudin.
Batik Cirebon - Selain itu pengrajin batik perlu menyiapkan kapabilitas dan kualitas tenaga kerja dengan menaikkan upah kerja minimum agar mereka tidak beralih ke pengusaha-pengusaha baru. "Pengrajin harus bisa menjaga kualitas pekerjaannya agar bisa tetap bertahan.
Terkait adanya klaim dan munculnya motif batik dari sejumlah negara termasuk di Eropa, menurut dia merupakan hasil sistem cetak. Hal yang menjadi masalah kata Komarudin bukan ketika motif kain batik dijual di Eropa, tetapi ketika suatu negara mengklaim suatu motif dan melarang motif itu beredar.
"Sah-sah saja bila kain batik dari Indonesia sampai ke pasar Eropa, justru kami merasa bangga, tetapi kalau sebuah negara melarang produksi motif batik di luar negeri baru kami lawan," katanya. ( Batik Cirebon )

Minggu, 25 Januari 2015

Batik Cirebon - Pengrajin Batik Karikatur


Batik Cirebon - Setelah batik di akui sebagai warisan budaya bangsa Indonesia oleh dunia Internasional, perkembangan desain atau motif melalui kreatifitas pengrajinnya mulai berkembang pesat. Batik bukan saja mengandalkan motif yang lazim di temui di pasaran yang secara turun temurun di wariskan oleh nenek moyang, namun juga pengrajin mulai berinovasi membuat batik yang tak lazim. Salah satunya adalah batik yang di kembangkan dengan motif kartun.
Motif batik dengan kartun sudah di tekuni oleh Yoga, warga Desa Gulurerjo Kecamatan Lendaj sudah sejak lebih dari empat tahun lalu. Dan di bantu oleh tujuh karyawannya. Pengrajin ini memproduksi batik yang tak lazim di temui pasaran. Berkat keunikan ini, motif batik tersebut mampu membawa ia sukses berbisnis batik.
Batik Cirebon - Menurut penuturan Yoga, ide awal munculnya motif ini dari seringnya mengunjungi pameran lukis anak – anak yang biasa digelar diberbagai daerah. “saat ikut melihat pameran lukis anak, secara tiba – tiba muncul untuk membikin batik dengan motif kartun” kata Yoga. Sedangkan pengrajin ini sering merasa kesulitan dalam merekrut karyawan, karena membikin motif dasar bergambar kartun tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. “menggambar motif kartun yang disukai anak – anak dalam sebuah kain tidak mudah” tambahnya.
Batik Cirebon - Namun, berkat kerja keras dan ketekunan yang ia lakukan selama ini, produk batik dengan motif kartun ternyata mampu bersaing di pasar dalam negeri. Motif batik tersebut ia pasarkan sampai kota Semarang dan Jakarta untuk menjadi target motif batik kartun tersebut. Hal itu ia lakukan, karena ia berniat untuk menyajikan motif yang berbeda dari biasanya.
Selain itu, masyarakat kalangan menengah, menjadi konsumen yang selalu menikmati hasil kerajinan warga dari Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan harga kain batik bermotif kartun ini juga cukup terjangkau, antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 150 ribu per lembar. “harapannya kain batik ini juga diminati oleh anak – anak, apalagi sekarang kain batik sudah diakui oleh negara – negara internasional sebagai warisan budaya indonesia” pungkasnya. ( Batik Cirebon )

Sabtu, 24 Januari 2015

Batik Cirebon - Batik Purba Khas Subang Harus Dipatenkan



Batik Cirebon - Bagi pegiat budaya di Kabupaten Subang, mereka mengharapkan agar pemkab segeraa mematenkan motif purba. Motif tersebut di ambil dari artefak perunggu peninggalan zaman prasejarah, agar segera di jadikan motif batik khas Subang.
"Batik khas dengan corak yang diambil dari artefak kuno ini merupakan kreasi orisinil warga Subang, dan akan menjadi kebanggaan masyarakat Subang," kata Pegiat Budaya Subang Budiana Yusuf, kepada wartawan, Sabtu (24/1/2015).
Untuk itu dia berharap, Pemkab Subang dapat segera mengupayakan hak paten atas temuan tersebut dan menjadikannya sebagai batik khas Subang.
Berdasarkan hasil diskusi, sambungnya, para pegiat budaya merekomendasikan enam poin kepada pemkab untuk ditindaklanjuti.
Batik Cirebon - Di antaranya, menetapkan corak pada bejana perunggu sebagai motif batik khas Subang, menyosialisasikan motif batik khas tersebut kepada publik, mematenkan corak pada bejana perunggu sebagai motif batik khas Subang, dan melakukan pengamanan serta penataan situs di lokasi penemuan bejana perunggu tersebut.
"Kami sudah melaporkan enam poin rekomendasi ini kepada Bupati Subang Ojang Sohandi, dan responnya bagus. Semoga segera ditindaklanjuti," terangnya.
Senada, Pakar prasejarah dari Balai Arkeologi Bandung Lutfi Yondri menilai, warga Subang patut berbangga atas keberadaan motif batik khas bercorak kuno tersebut. Pasalnya, pengambilan corak kuno pada tradisi batik merupakan inisiatif orisinil.
Batik Cirebon - Terlebih, hal ini belum pernah dilakukan daerah lain di Indonesia. Yang khas dari batik Subang ini adalah, motif batik digali dari corak artefak bejana perunggu yang merupakan peninggalan zaman pra sejarah yang ditemukan di wilayah Subang.
Pengambilan corak prasejarah untuk dijadikan motif batik merupakan langkah besar dan berani. Sebab, tidak banyak daerah yang melakukan langkah seperti ini.
"Ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Subang, memiliki motif batik yang orisinil yang diambil dari peninggalan prasejarah," papar Lutfi.
Dia menyebut, bejana perunggu merupakan peninggalan zaman perunggu yang hanya tiga ditemukan di Indonesia, yakni di Madura, Kerinci, dan Subang.
"Yang ditemukan di Subang adalah yang terbesar dengan corak yang paling lengkap dibandingkan dengan yang ditemukan di daerah lain," ucapnya.
Menanggapi hal ini, Bupati Subang Ojang Sohandi menyatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti rekomendasi corak purba batik khas Subang yang diusulkan para pegiat budaya melalui langkah-langkah konkret.
"Saya udah memerintahkan Disbudparpora untuk mempelajari lebih lanjut rencana motif batik purba dari corak artefak yang ditemukan di Subang ini. Saya persilakan pihak dinas segera berkoordinasi dengan pemprov atau kementerian pariwisata untuk menindaklanjuti itu," ungkap Ojang.
Dia melanjutkan, temuan itu menunjukkan bahwa Subang sangat kaya akan potensi-potensi sejarah, namun belum semuanya tergali. Untuk itu dia berharap, ada lebih banyak peninggalan-peninggalan Subang yang terungkap. ( Batik Cirebon )

Jumat, 23 Januari 2015

Batik Cirebon - Tambah Wawasan Batik di Titik Nol Jogja


Batik Cirebon - Jogja, kota pelajar yang tak pernah sepi di kunjungi wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Selama ini, Jogja hanya terkenal jalan malioboronya saja, tak banyak orang luar Jogja yang tahu terdapat monumen batik di Kawasan Titik Nol Jogja salah satu ruang publik yang tak pernah sepi.
Monumen batik ini terletak di sisi barat kawasan titik nol Jogja, tak jauh dari gedung agung yang merupakan istana Kepresidenan Republik Indonesia. Monumen batik ini terdiri dari enam pilar yang setiap pilarnya menampilkan beberapa motif batik khas Yogyakarta di bagian bawahnya. Di monumen tersebut terdapat keterangan yang dapat di baca sebagai wawasan untuk pengunjungnya.
Batik Cirebon - Salah satu motif batik yang dipampang di monumen tersebut adalah motif Gembira Loka. Dalam keterangan yang berada di bawah display batik, motif Gembira Loka termasuk dalam pola kotak parang. Motif ini merupakan karya cipta KRAy. Hastungkara, istri Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Selain motif Gembira Loka, masih banyak lagi motif lainnya seperti Parang Kusuma, Semen Sinom, dan lain sebagainya.
Inilah sarana edukasi yang dapat menambah wawasan budaya kepada khalayak ramai yang berkunjung di kawasan Titik Nol Jogja, khususnya wawasan tentang batik. Karena batik adalah sebuah warisan budaya yang patut dilestarikan. Tambah wawasan batikmu di kawasan Titik Nol Jogja.
Batik Cirebon - Namun sangat di sayangkan, keberadaan monumen tersebut kurang begitu terawat. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebersihan sangat di sayangkan.
Meski sedikit kurang terawat, monumen ini bisa jadi tempat pembelajaran beberapa motif batik khas Jogja. Hanya saja agak sedikit repot membaca keterangan motif batik yang ada di lempangan plat karena sudah kusam. Berada di tempat yang teduh, monumen ini banyak dimanfaatkan orang untuk beristirahat. Beberapa fotografer terkadang menjadikan daerah ini sebagai objek bidikan mereka.
 Batik merupakan salah satu warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Terlebih batik sudah diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Oleh karena itu pemerintah setempat ingin mengajak masyarakat untuk menunjukkan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa batik adalah asli milik bangsa Indonesia.  ( Batik Cirebon )

Batik Cirebonan, Pusaka Budaya Indonesia


Batik Cirebon - Indonesia negara yang memiliki keragaman budaya, salah satu yang terkenal adalah batik. Indonesia didaulat sebagai negara surganya batik. Hampir di seluruh pelosok provinsi di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Batik Cirebon sebut saja. Di Cirebon memiliki berbagai motif batik, namun yang paling terkenal adalah motif mega mendung yang merupakan gambar awan, di campur dengan unsur tiongkok. Batik Cirebon berkembang awalnya di lingkungan keraton saja. Untuk mengenalkan ragam hias batik Cirebon, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad menggelar pameran, bazaar dan talkshow bertema “Pusaka Budaya Batik Dari Cirebon” bertempat di Aula Heritage Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Batik Cirebon - Juga sama halnya dengan batik Mataram (Jogja-Solo) yang juga berkembang di dalam Keraton, yaitu keraton Kasepuhan dan Keraton Kaneman. Motif batik Cirebon yang bersumber dari Keraton Kasepuhan memiliki cirri khas motif singa barong. Keraton kaneman memiliki ciri khas motif paksinagaliman.
Selain itu, batik Cirebon dan batik Mataram ( Jogja-Solo ) yang memiliki kesamaan yaitu berkembang di dalam keraton, ternyata dalam hal teknik produksi pun memiliki persamaan. Hal itu di karenakan, adanya perkawinan antara dua kasultanan tersebut. Motif parang yang menjadi ciri khas batik Mataram, ternyata di adopsi oleh Keraton Cirebon dengan nama patran keris dan patran kembang. Juga dengan motif semen, juga di adopsi menjadi motif sawat.
Batik Cirebon - Secara garis besar, pola batik Cirebon jarang menggunakan pola geometris sehingga lebih banyak didominasi ruang kosong. Disamping itu, juga banyak menggunakan unsur tumbuhan, binatang mitologi dan gambar bangunan. Motif yang ada meliputi motif taman arum kanoman, taman teratai, taman arum sunyaragi, dalungan, naga utah, simbar dalung, paksinagaliman, singabarong dan bintulu.
Motif-motif tersebut terinspirasi dari kondisi lingkungan di sekitar keraton dan benda-benda yang ada di dalam keraton. Motif-motif tersebut juga seperti di jelaskan di atas juga terdapat campuran unsur tiongkok dalam motifnya. Mengingat dulu banyak para pedagang-pedagang tiongkok yang datang ke Indonesia. Dengan itu, batik mega mendung semakin di kenal sebagai produk asli Indonesia, tepatnya Cirebon. ( Batik Cirebon )

Rabu, 21 Januari 2015

Batik Cirebon - Kepopuleran Batik Indonesia Merambah Sudan Hingga Afrika

Batik Cirebon - Batik tidak hanya populer di Indonesia, ternyata batik juga sudah memiliki tempat di negara lain. Puluhan ribu kilometer dari negeri asal, tepatnya di sudan, batik sudah sangat di gandrungi.
Fakta tersebut bukan isapan jempol belaka, fakta bahwa batik punya tempat tersendiri di negara yang terletak di kawasan antara Timur Tengah dan Afrika Timur di tegaskan langsung oleh Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abdul Al Rahim Al Siddig.
"Di Sudan batik sudah sangat terkenal dan populer," sebut Al Rahim di kantor Kedutaan Besar Sudan, Rabu (21/1/2015).
Batik Cirebon - Beliau menyebut, karena saking populernya batik di Sudan, pakaian tersebut sudah di jadikan komoditi ekspor Indonesia ke Sudan. Bahkan Sudan menyediakan tempat khusus untuk menjual batik dari negara pimpinan Presiden Jokowi ini.

Di samping soal batik, Al Rahim turut memaparkan mengenai sejumlah kerjasama yang telah dijalin RI-Sudan. Yakni di beberapa sektor seperti agrikultur, hewan ternak, perikanan, perdagangan, edukasi dan budaya.

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor kerjasama yang disorot oleh Al Rahim. Sebab, volume perdagangan kedua negara telah meningkat hingga mencapai nilai US$ 747.800.000.
Batik Cirebon - Meningkatnya nilai perdagangan tersebut, menurut Al Rahim dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Namun, salah satu faktor utama ialah partisipasi aktif dari pelaku bisnis kedua negara.
"Partisipasi aktif dari para pelaku bisnis di sejumlah exhibitions trade menjadi faktor yang memberi kontribusi dalam meningkatkan kerjasama ekonomi dan komersial RI dan Sudan," tandas dia.

Filosofi batik Nelson Mandela

Tak hanya di Sudan, Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela yang wafat pada usia 95 tahun itu juga terkenal dengan filosofi batiknya.
Hal itu dikemukakan Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Sungeng Raharjo.
Menurut Sugeng, filosofi pembuatan batik yang memerlukan kesabaran dan keharmonisan merupakan cermin kuat kepribadian Mandela. Bahkan, terkesan Mandela mencintai produk asli Indonesia itu dengan mengenakan batik pada banyak acara-acara resmi. Termasuk pada acara penutupan Piala Dunia tahun 2010.
Dikutip dari BBC 6 Desember 2013, Sugeng mengatakan, perkenalan pertama Mandela dengan batik terjadi pada tahun 1990. Atau beberapa bulan setelah ia dibebaskan dari penjara Pulau Roben. ( Batik Cirebon )

Selasa, 20 Januari 2015

Batik Cirebon - Prihatin, Perajin Batik Kurang Diapresiasi


Batik Cirebon - Apresiasi di anggap penting untuk seseorang yang menghasilkan karya seni. Juga demikian dengan para perajin batik. Bagi desainer Didi Budiarjo, sangat di sayangkan perajin batik kurang begitu di hargai. Terutama kepada perajin daerah.
Bagi Didi Budiarjo, apresiasi tidak harus bernilai besar, sedikit perhatian sudah cukup bagi mereka. Sangat di sayangkan, karena kurangnya apresiasi banyak para perajin daerah yang lebih memilih untuk bekerja sebagai pelayan toko atau bekerja di hotel dari pada meneruskan keahliannya.
“Apresiasi itu sangat penting. Saya sering mendapati perajin daerah lebih senang jadi pelayan toko atau sebagai pelayan restoran, dan saya sangat menyayangkan itu,” kata Didi kepada Okezone saat ditemui di Museum Tekstil, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Batik Cirebon - Pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya memiliki selera seni tersebut sudah jelas tentu tidak semua orang bisal melakukannya. Ketika mereka di beri karunia dengan kemampuan luar biasa, yang bahkan orang lain harus belajar terlebih dahulu. Kenyataan miris ini dia temukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Menurutnya, apresiasi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan.
“Saya kalau beli kain dari seorang perajin, bukan pengepul atau pengumpul, tidak pernah menawar harganya. Saya tahu betapa susahnya untuk menghasilkan kain tersebut,” imbuh Didi.
Batik Cirebon - Menurut desainer yang telah berkarier selama 25 tahun ini, orang perlu mengapresiasi kemampuan para perajin. Perlu juga dipahami kerja keras yang mereka lakukan dalam membuat sebuah kain.
“Bagaimana sebuah batik dibuat melalui proses yang sedemikian panjangnya. Pernahkah orang tahu untuk membuat tenun, harus mencucukkan benang satu per satu ke sekian ribu mesin penenun. Itu sesuatu yang luar biasa. Jadi, hal-hal seperti itu yang perlu dipahami supaya orang lebih mengapresiasi sebuah karya,” tutup Didi.
Pemerintah sudah semestinya memperhatikan langkan perajin batik. Setiap daerah perlu mempromosikan batik khas dari daerah mereka masing-masing, hal itu di harapkan tentu agar batik mereka di kenal pasaran, dan mendatangkan penjual yang merupakan berkah untuk mereka. Sehingga, mereka akan memilih untuk terus bekerja sebagai perajin batik ketimbang bekerja di toko maupun hotel. ( batik Cirebon )

Minggu, 18 Januari 2015

Batik Cirebon - Izin HAKI Perajin Batik Lokal Akan di Percepat



Batik Cirebon - Dalam hitungan bulan Masyarakat Ekonomi Asean akan segera di berlakukan. Menyikapi hal tersebut pemerintah berencana akan melindungi produk batik Indonesia. Pasalnya, serbuan tekstil China bermotif batik yang membanjiti pasar nasional sudah amat mengkhawatirkan.
Produk yang di hasilkan oleh perajin batik di seluruh Indonesia perlu di lindungi melalui Menteri Koperasi dan UKM AAGN ‘Puspayoga’. Salah satu caranya izin haki perajin batik lokal akan di percepat, mempercepat pengurusan hak paten dan hak kekayaan intelektual (HAKI).
Batik Cirebon - "Selain mahal, lamanya proses itu juga menjadi kendala bagi perajin UKM kita. Bayangkan, untuk satu paten bisa satu tahun lebih. Saya akan koordinasi, bisa tidak proses itu menjadi lebih cepat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (18/1).
Tak hanya itu, Puspayoga pun berjanji akan mengkaji bersama Menteri Perdagangan untuk sedikit menahan gempuran teksmotif bermotif batik dari China masuk ke pasar lokal.
"Produk tekstilnya tidak bisa kita larang. Yang saya ingin itu tekstil bermotif batik yang tidak boleh masuk. Karena batik itu warisan budaya Nusantara yang sudah tercatat di UNESCO. Nanti saya akan bahas bersama Mendag, memungkinkan atau tidak hal itu kita lakukan. Tujuannya, semata-mata untuk melindungi para perajin UKM batik kita."
Batik Cirebon - Puspayoga berujar, batik yang di buat dengan proses tulis dan cap itu yang baru bisa di sebut sebagai batik. Jika kain bermotif batik itu di buat dengan proses printing, maka itu hanya di sebut sebagai produk tekstil. Berdasarkan hal itu, pemerintah akan melindungi HAKI, motif, dan brand pembuat batik. Dia berencana memberlakukan SNI untuk produk batik.
"Yang printing silakan masuk, tapi jangan menggunakan motif batik. Jangan sampai motif batik kita dicuri," pungkasnya.
Puspayoga dengan jelas menerangkan, bahwa salah satu keunggulan Indonesia adalah dengan motif batik tulisnya yang tidak bisa di tiru negara lain. Ini yang perlu di lindungi, salah satunya tentu saja dengan melindungi para pengrajinnya. Kesejahteraan para pengrajin perlu di perhatikan. Namun pemerintah juga perlu memperhatikan kompetensi para pengrajin, dengan membuat sertifikasi pengrajin batik misalnya. Hal itu akan berdampak pada terus bertumbuhnya generasi pengrajin batik. ( Batik Cirebon )

Sabtu, 17 Januari 2015

Batik Cirebon – Kades yang Mahir Membatik

Batik Cirebon - Sunoto (40) Kepala Desa di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto terus menggeluti hobinya meski ia berstatus sebagai Kepala Desa. Hobi ia adalah membatik. Tak tanggung-tanggung, untuk menjalankan hobinya ia seringkali mengikuti beberapa ajang bergengsi hingga membuahkan hasil berupa prestasi dalam menciptakan karya desain batik.
Sunoto sudah mulai melakoni usaha batik semenjak remaja ini mengaku, dengan membatik inspirasi yang di tuliskan di atas kain batik dengan guratan gambar maupun motif menggunakan cairan malam memunculkan kebanggan tersendiri, sehingga kreatifitas wajib untuk terus di gali dan selalu di tuangkan dalam karyanya untuk terus menemukan motif batik terbaru.
“Saya sering mengikuti lomba desain batik di Jogjakarta, Solo. Dan Alhamdulillah dalam ajang loba desain batik Kabupaten Pekalongan saya meraih juara tiga,” ungkapnya.
Batik Cirebon - Pria berambut cepak ini mengatakan, menciptakan karya dalam ajang lomba yang di ikuti oleh puluhan desainer batik di nusantara dengan karyanya “Batik Piring Pekalongan”, batik tersebut menggambarkan kisah sejarah kabupaten Pekalongan yang memiliki banyak unsur batik yang tertuang dalam karyanya. Hasilnya, “Batik Piring Pekalongan” mampu merebut hati dewan juri.
“Batik Piring Pekalongan banyak tercover unsur sejarah, seperti perjalanan Belanda, Portugis, Jepang yang tercakup dalam batik itu menjadi ide saya. Harapannya Pekalongan akan mempunyai motif batik sendiri, yang dapat dipatenkan menjadikan ciri khas batik milik Pekalongan,” tegasnya.
Batik Cirebon - Di tengah dominasi batik printing, upaya untuk tetap melestarikan batik tulis memiliki kekuatan tersendiri. Batik tulis mempunyai kekuatan tidak akan mudah di tiru, tentu saja akan berdampak pada kelangsungan perusahaan yang akan tetap mampu bertahan pada kondisi tersebut, yakni dengan terus berinovasi menciptakan desain batik terbaru yang mempunyai nilai seni tinggi.
“Ibarat sniper atau penembak jitu kita harus tahu sasaran bidik yang dilakukan pasaran batik printing yang mudah ditiru, ketika motif tertentu tengah laris di pasaran. Sehingga ciri khas batik perlu terus digali dan dikembangkan di Pekalongan,” ungkap  pria yang mengeluti bisnis batik sutra dari tahun 1992 ini yang pernah menjuarai beberapa lomba desain batik di beberapa kota. ( Batik Cirebon )

Jumat, 16 Januari 2015

Batik Cirebon Memberi Kesan Berwibawa Pada Pemakainya


Batik Cirebon - Papua dahulunya dikenal sebagai pulau yang susah untuk di explore, karena disana transportasinya masih sangat minim. Namun kini tidak terlalu sulit untuk singgah kesana berkat transportasi yang semakin mudah. Seperti halnya Indah Ambarwati yang memperoleh kain Batik Papua dari teman bisnis yang berada di Papua.
“Dulu memang mencari sendiri kain Batik Papua, tapi sekarang tinggal titip teman yang ada disana,” kata Indah , Rabu (14/01/2015).
Kendalanya karena tidak membeli kain sendiri, terkadang kain yang di peroleh tidak sesuai dengan yang di harapkan dengan baju yang akan dirancangnya. Solusinya ia akan lebih kreatif lagi dengan mencari kain yang warnanya sepadan untuk memadukan dan menjadi busana muslim yang anggun.
Biasanya kata Indah baju yang dibuatnya kain Batik Papua ini menjadi bawahan atau kebaya, sementara bagian atasnya dicari kain lain dengan menyesuaikan warna dari kain batik yang sudah ada.
Batik Cirebon - Selanjutnya wanita yang juga ketua Hijabersmom Community Sidoarjo (HCS) ini hanya tinggal menambahkan hiasan dan aksesori seperti renda renda, brokat maupun aksesori lainnya.
Selain mengeksploitasi keindahan batik Papua, ia juga membuat dari bahan batik batik dari Jawa yang sudah populer misalnya dari daerah  Jawa Tengah dan Madura.
“Ternyata bahan bahan dari batik ini cukup bagus  sebagai bagian dari busana muslimah, anggun dan berwibawa,” tukas Indah yang berguru desain pada Susan Budiharjo.
Batik Cirebon - Ternyata apa yang dilakukan Indah ini juga menarik perhatian teman temannya, Melly misalnya, teman satu komunitas di Hijabersmom Community Sidoarjo ini juga mulai tertarik untuk mengenakan baju muslimahan yang berbahan kain batik.
 “Saya juga mau koleksi baju baju seperti ini,” kata Melly.
Dalam waktu dekat kata Melly, ia akan pergi ke kampung halamannya di Purwakarta, pada saat pulang kampung ini ia berencana akan berburu kain batik Banyumas.
“Di sana banyak kain batik Banyumas nanti bisa minta tolong Mom Indah untuk merancangnya menjadi busana muslim,”  kata Melly. ( batik Cirebon )

Kamis, 15 Januari 2015

Batik Cirebon - Batik Merambah Kultur Modern

Batik Cirebon - Batik kini tidak hanya busana tradisional Indonesia, dari waktu ke waktu, batik mengalami banyak modifikasi untuk memenuhi selera permintaan pasar, baik nasional maupun internasional.
Misalnya, dalam hal motif, warna, desain, dan bahan. Setiap batik merek juga berlomba-lomba untuk menciptakan ciri khasnya masing-masing. Tidak sedikit merek batik terkenal Indonesia mulai mengangkat budaya asli untuk digunakan sebagai tren mode dunia. Sebut saja Batik Keris dengan potongan yang minimalis dan desain batik yang unsur masih kental dari yang tradisional.
Batik Danar Hadi yang mengusung kualitas batik premium dengan desain haute couture. Ada juga Batik Alleira yang kuat dengan unsur gradasi warna dengan potongan desain yang modern. Segmen pasar sama semakin diperluas mulai dari wanita, pria, bahkan anak-anak-anak.
Batik Cirebon - Penggunaan pakaian batik tidak terbatas pada acara-acara resmi, juga telah merambah ke acara semiformal dan acara santai. Pada saat era modern ini, model desain baju batik lebih terarah pada dressdan blues sederhana, namun tetap tidak meninggalkan kesan tradisional.
"Model baju batik pada tahun ini nantinya diharapkan kemeja batik didominasi simpel dengan sentuhan kombinasi cardigan, bolero, rompi, dan blazer. Selain itu, pakaian batik dengan model Ulasan dua kedamaian sederhana akan dapat memberikan warna pada harta pakaian di pasar , "kata Ade Kartika, Kepala Pemasaran OfficerAlleira, saat ditemui dalam kunjungan Batik Alleira di Gedung SINDO, Selasa (13/1).
Kain batik Kreasi yang berbentuk persegi (scraf) dan persegi panjang (selendang) untuk padu padan busana sudah dilakukan Alleira. Kreasi kain batik tersebut di antaranya bolero, tahiti, tuamotu, celana harem, rajutan ascot, cincin ascot, sun top, serta kebaya sarung, yang membuat penampilan yang berbeda di setiap kesempatan.
Batik Cirebon - Ade menyebutkan, berbagai kombinasi kreasi kain batik akan seperti menarik jika mengambil nuansa floraldalam motif bentuk bunga yang senada. Selain campuran nuansa bunga, kreasi batik kain dengan bahan polos juga akan mampu menciptakan gaya busana batik yang lebih sederhana namun tetap modern.
Inilah yang menjadi dasar pembentukan model batik Ulasan kemeja dua peaceyang diprediksi menjadi model trend batik busana 2015. Hal ini juga akan merambah pada model kemeja batik modern di Indonesia. Jadi, batik Model baju Ulasan two piece diperkirakan bisa mengangkat batik menjadi salah satu tren fashion dunia fashion Indonesia atau bahkan tren.
Selain pembentukan two piece, sekuens geometri dan permainan warna juga menjadi kunci dalam menentukan tren batik modern. Batik Alleira memiliki empat urutan utama dengan tema yang berbeda, di antaranya seni decoyang memiliki ciri khas berupa permainan geometris serta kombinasi warna-warna cerah dan warna pastel dengan desain gaya yang setengah kasual hingga formal.
Batik Cirebon - Kedua, sequenceAztecyang dipengaruhi tampilan suku Aztec dengan permainan-warna warna tanah, misalnya merah dan cokelat di batik. Ketiga, Origamiyang dipengaruhi teknik origami dan prajurit seragam Jepang, dengan kombinasi warna biru dan kuning.
"Keempat yaitu kupu-kupu yang dipengaruhi oleh alam, dengan sayap konstruksi dan kombinasi gradasi warna-warna cerah," kata Amanda Rahrdjo, desainer Alleira seperti dikutip dari Jakartafashionweek.co.id. Untuk menjadi tren fashion dunia, kreasi batik modern difokuskan pada desain kontemporer gaya yang diresapi dengan cetakan yang terinspirasi oleh teknik batik tradisional, batik misalnya teknik handmade.
Batik Cirebon - Gaya serbaguna memungkinkan pola berbagai, warna, dan tekstur untuk digabungkan. Seperti koleksi ready-to-weardari Alleira, yaitu busana cocktail yang chic yang terinspirasi pada teknik batik dengan kain sifon menggunakan, sutra, katun, dan kain mewah lainnya yang dicetak dengan warna gradasi yang cerah.
Hal ini dapat menampilkan sentuhan mewah dan modern. Selain itu, koleksi coutureAlleira dipesan lebih dahulu agak unik karena tidak ada dua cetakan tangan kain yang persis sama pada cetakan warna, warna, atau pola sehingga terlihat lebih eksklusif. ( batik Cirebon )

Batik Cirebon - Penipuan Tekstil Motif Batik Marak

Batik Cirebon - Pemerintah Kota Pekalongan siap memberikan sanksi tegas terhadap produsen tekstil bermotif batik yang sengaja memakai label batik tulis dan cap seiring maraknya produsen nakal yang menipu konsumen.
Wali Kota Pekalongan Basyir Achmad mengatakan sanksi tegas bagi produsen tekstil bermotif batik diberikan sejalan dengan rencana pemerintah melarang impor produk tekstil bermotif batik.
Pihaknya menyambut positif larangan pemerintah pusat dengan tujuan menjaga batik yang menjadi warisan budaya yang telah diakui oleh dunia dan terdaftar di Unesco sebagai warisan tak benda.
Adapun sanksi bagi produsen diberlakukan mengacu pada peraturan daerah (Perda) No. 6/ 2014 tentang Labeling Batik.
Batik Cirebon - Ketentuan perda menerangkan setiap orang atau badan yang memproduksi batik printing dilarang menggunakan label batik asli dalam bentuk apapun. Jika melanggar dapat dikenai sanksi berupa sanksi administrasi berupa teguran, larangan mengedarkan atau penarikan produk.
Sanksi selanjutnya, bagi yang melanggar akan dikenai sanksi administrasi berupa penghentian produksi sampai pencabutan izin produksi atau usaha.
Selain sanksi administrasi, pelanggar juga terancam sanksi pidana yaitu kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp50 juta.
“Perda itu berlaku pada September 2014. Sosialisasi telah kami gencarkan. Jika produsen melanggar akan menanggung akibatnya,” papar Basyir kepada Bisnis, Kamis (15/1/2015).
Batik Cirebon - Adanya perda tersebut, ujarnya, produsen batik diminta untuk mencantumkan label sesuai peruntukannya. Begitu pula bagi produsen batik printing juga harus mencantumkan label printing pada produk batiknya.
Sesuai ketentuan labeling, batik jenis tulis diberi label dengan benang berwarna emas. Batik cap, diberi label dengan benang berwarna putih, sementara batik perpaduan antara cap dan tulis, diberi label dengan benang berwarna perak.
Dia mengakui banyak konsumen yang merasa tertipu membeli batik yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Hal itu lantaran para pembeli tidak bisa membedakan mana batik printing, batik cap serta batik tulis.
Basyir menerangkan terbitnya perda labelisasi batik sebagai upaya pemerintah daerah untuk melindungi para pedagang dan perajin batik dari peredaran produk batik bajakan. Apalagi, dia mengakui banyak produk tekstil bermotif batik dari negara asing, terutama China.
“Kalau tidak dilindungi dari sekarang, maka produk kain bermotif batik luar akan banyak masuk,” paparnya.
Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kota Pekalongan pada 2012, jumlah usaha kerajinan batik sebanyak 632 unit. Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 9.841 orang tenaga kerja yang bekerja di sektor tersebut. ( batik Cirebon )

Selasa, 13 Januari 2015

Batik Cirebon - Sejarah Batik Keratonan

Batik Cirebon - Batik keraton merupakan batik eksklusif yang hanya berada di lingkungan keraton saja. Dahulu, orang-orang di luar lingkungan keraton tidak bisa sembarangan mengenakan batk ini.
Kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “Amba” dan “Titik”. Amba artinya menulis. Sejak dahulu pewarnaan batik di hasilkan oleh bahan malam yang di tulis di atas kain. Dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai masuknya agama demi agama ke pulau jawa, sejak datangnya para pedagang India, Cina, Arab, yang kemudian disusul oleh para pedagang dari Eropa, sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam yang dalam perjalanannya memunculkan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, batik telah hadir dengan corak dan warna yang dapat menggambarkan zaman dan lingkungan yang melahirkan.
Batik Cirebon - Batik sudah di kenal sejak abad 17, saat itu di tulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif batik masih di domonasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Setelah itu batik mulai berkembang, beralih ke motif abstrak menyerupai awan atau megamendung, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Bahan yang di pergunakan saat itu, yaitu kain putih merupakan hasil tenunan sendiri. Sedangkan pewarna untuk batik di ambil dari alam menggunakan pewarna alami, salah satunya dari pohon mengkudu. Juga garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Batik Cirebon - Kerajinan batik ini, di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke 20. Sedangkan batik cap baru dikenal setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.
Batik Cirebon - Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja sehingga disebut batik keraton dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.
#Sejarah Motif Batik Keraton
Keberadaan batik Yogyakarta tentu saja tidak terlepas dari sejarah berdirinya kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati. Setelah memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Mataram, dia sering bertapa di sepanjang pesisir Pulau Jawa, antara lain Parangkusuma menuju Dlepih Parang Gupito, menelusuri tebing Pegunungan Seribu yang tampak seperti “pereng” atau tebing berbaris.
Batik Cirebon - Sebagai raja Jawa yang tentu saja menguasai seni, maka keadaan tempat tersebut mengilhaminya menciptakan pola batik lereng atau parang, yang merupakan ciri ageman (pakaian) Mataram yang berbeda dengan pola batik sebelumnya. Karena penciptanya adalah raja pendiri kerajaan Mataram, maka oleh keturunannya, pola-pola parang tersebut hanya boleh dikenakan oleh raja dan keturunannya di lingkungan istana. Motif larangan tersebut dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1785. Pola batik yang termasuk larangan antara lain : Parang Rusak Barong, Parang Rusak Gendreh, Parang Klithik, Semen Gedhe Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat lar, Udan liris, Rujak Senthe, serta motif parang-parangan yang ukurannya sama dengan parang rusak.
Batik Cirebon - Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, segala macam tata adibusana termasuk di dalamnya adalah batik, diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang kemudian menjadikan keraton Yogyakarta menjadi kiblat perkembangan budaya, termasuk pula khazanah batik. Kalaupun batik keraton Surakarta mengalami beragam inovasi, namun sebenarnya motif pakemnya tetap bersumber pada motif batik Keraton Yogyakarta.
Batik tradisional di lingkungan Kasultanan Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan warna dasar putih yang mencolok bersih. Pola geometri keraton Kasultanan Yogyakarta sangat khas, besar-besar dan sebagian diantaranya diperkaya dengan parang dan nitik. Sementara itu, batik di Puro Pakualaman merupakan perpaduan atara pola batik Keraton Kasultanan Yogyakarta dan warna batik Keraton Surakarta. Perpaduan ini dimulai sejak adanya hubungan keluarga yang erat antara Puro Pakualaman dengan Keraton Surakarta ketika Sri Paku Alam VII mempersunting putri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Putri Keraton Surakarta inilah yang memberi warna dan nuansa Surakarta pada batik Pakualaman, hingga akhirnya terjadi perpaduan keduanya. Dua pola batik yang terkenal dari Puro Pakulaman yakni Pola Candi Baruna yang terkenal sejak sebelum tahun 1920 dan Peksi Manyuro yang merupakan ciptaan RM Notoadisuryo. Sedangkan pola batik Kasultanan yang terkenal antara lain Ceplok Blah Kedaton, Kawung, Tambal Nitik, Parang Barang Bintang Leider dan sebagainya. ( Batik Cirebon )

Batik Cirebon - Pemerintah Akan Melarang Impor Batik Cetak

Batik Cirebon - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membuat memutuskan bahwa tidak mengizinkan impor batik cetak. Ini bermaksud untuk memastikan bisnis dan material item bahan (TPT) di negara ini.
"Pada kesempatan off bahwa mereka akan batik bahan saya dilarang dengan alasan bahwa jika masuk bahan batik Indonesia, industri percetakan kami akan menyampaikan," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (13/01/2015) .
Mengingat tujuan akhir untuk mengambil setelah langkah-langkah ini, Rachmat mengakui dalam obrolan dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) AAGN Puspayoga, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani . Dia dipercaya, barang-barang warisan sosial digunakan dalam berbagai kelompok pedesaan dijamin bahkan didorong ke kekuatan dekatnya, nasional dan di seluruh dunia.
Batik Cirebon - Rachmat mengatakan boikot tidak akan ikut campur dengan pertukaran antara negara-negara di tingkat dunia. Seperti pengaturan lokal yang dikenal suatu bangsa dapat diperdebatkan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika negara-negara yang berbeda masalah.
"Material mungkin dong (menghentikan impor) jika warisan tersebut kemudian di Indonesia. Kita mengatakan tidak seharusnya ada (impor). Namanya jika kita menjaga warisan sosial. Batik garis tidak seharusnya memiliki. Kemudian ia kehilangan cukup lama," katanya .
Dia percaya bahwa boikot impor dapat dipahami untuk tahun berjalan. Sebagai data, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor batik pada Januari-November 2013 mancapai 278 ton, sebanding dengan Usd5,1 juta.
Batik Cirebon - Selain itu, Rachmat mengatakan, akan juga memboikot impor impor pakaian digunakan. Seperti yang ditunjukkan oleh dia, merusak rumah tangga showcase dalam artikel industri pakaian.
"Bisa (supply) harus kanan mengingat fakta bahwa tidak ada kesempatan dan berdiri oleh impor yang melanggar hukum dari pakaian yang digunakan terutama ya dia diragukan mati. Sampai dia tidak bisa berkembang meskipun ini sehingga harus kita menjaga bisnis," dia mengatakan.
Rachmat termasuk, legislatif juga terlihat untuk memastikan warisan sosial, misalnya, ikat, songket, rezeki dan minuman item item alam, misalnya, rumah tumbuh farmasi. Hal ini juga diidentifikasi dengan bagian dari Departemen Perdagangan agar terkait Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 di kota.
"Saya melihat banyak barang-barang yang dibuat di negara ini. Misalnya, saya menganggap bahwa sederhana seperti batik, tenun ikat, songket, itu bnyak dibuat di kota. Aku menekan menghasilkan warisan sosial Indonesia, karena memasuki kelompok keuangan ASEAN pada kesempatan bahwa kita tidak memastikan item ini akan diambil orang, "ia selesai. ( Batik Cirebon )

Sabtu, 10 Januari 2015

Deddy Mizwar : Batik Cirebon dapat Jadi inspirasi bagi Daerah Lain

Batik Cirebon telah berkembang secara signifikan yang ditandai dengan keberadaan sentra industri batik. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menyatakan, pertumbuhan industri batik khas Cirebon dapat menjadi inspirasi bagi kota/kabupaten lainnya untuk mengembangkan industri batik khas daerahnya.
"Batik Cirebon dapat menjadi model dan inspirasi bagi perkembangan industri batik di Jabar," kata Deddy, akhir pekan lalu. Keberadaan Batik Trusmi sebagai sentra industri batik telah membuat Cirebon dikenal tidak hanya di Jabar tetapi juga di Indonesia. Bahkan, batik Cirebon telah dikenal hingga mancanegara. Motif batik yang khas menjadi salah satu faktor yang membuat batik Cirebon berkembang baik.
Sentra batik Cirebon pantas di jadikan percontohan untuk industri batik lain karena popularitasnya. Salah satu yang ikut meramaikannya adalah tentu saja dari motif batik mega mendung. Seperti beberapa hari yang lalu tentang kabar di klaimnya motif batik mega mendng dari Cirebon oleh turki, hal itu langsung membuat para netizen marah.
Marahnya netizen menggambarkan eksistensi dari mega mendung di Indonesia, bukan hanya orang Cirebonnya saja yang mengetahui, namun hampir semua orang di seluruh Indonesia bahwa megamendung adalah milik Cirebon, bahkan dunia pun mengetahui bahwa mega mendung adalah milik Indonesia, Cirebon terutama.
Sentra batik di Batik Cirebon sangat ramai sekali di kunjungi pada saat hari libur. Ini yang sepantasnya di contoh oleh pemerinah daerah pengrajin batik lain. Sentra pengrajin batik juga berperan untuk memberikan pekerjaan bagi warga daerah. Dengan ramainya sentra pengrajin batik dengan promosi yang tepat maka akan sangat menguntungkan, baik itu untuk pemerintah maupun untuk warganya sendiri.
Pemerintah perlu menjembatani antara usaha dengan pengrajin dengan cara melakukan promosi. Promosi sentra pengrajin batik bisa menggunakan tema pariwisata. Dengan promosi yang tepat dan pembangunan insftatrukturnya yang menunjang, maka bukan tidak mungkin hal itu bisa menumbuhkan persaingan antara daerah pengrajin batik. Dalam artian bukan persaingan negatif, melainkan persaingan dalam membangun insfrastruktur sentra batik agar semakin ramai di kunjungi dan di minati warga negara Indonesia.
 

Jumat, 09 Januari 2015

Motif Batik Cirebon Diklaim Turki, Perajin Tertawa

Batik Cirebon - Salah satu pengrajin batik asal Kabupaten Pekalongan, Amat Failasuf, langsung tertawa ketika mendengar kabar ramainya pembicaraan di media sosial ihwal batik bermotif megamendung khas Cirebon yang diklaim bangsa Turki.
"Warga dari berbagai belahan dunia yang paham tentang batik pasti juga tertawa kalau mendengar tentang klaim tersebut, karena ini ironis sekali," ujar pemilik showroom batik pesisir di Desa Kemplong, Kecamatan Wiradesa, itu pada Jumat, 9 Januari 2015.
Awalnya, kabar tentang batik megamendung yang di klaim Turki berawal dari foto yang di unggah seorang pengguna Path, Inggrid. Inggrid menyatakan, Foto batik megamendung berwarna biru dan hitam itu berlabel “Turki Limited Edition”.
Batik Cirebon - Dalam status akun Path-nya, Inggrid menuliskan blouse batik megamendung Cirebon itu dari butik Mark Spencer Champ elysees Paris. Dalam waktu singkat, foto tersebut menyebar di Path, Twitter, dan Facebook dengan beragam komentar yang mengekspresikan kemarahan.
"Kita sudah biasa seperti itu, baru kebakaran jenggot setelah karya anak bangsa diklaim bangsa asing. Tapi setelah itu kita lupa, tidak mendesak pemerintah untuk melindungi kekayaan budayanya sendiri," kata Failasuf yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Pekalongan itu.
Namun, Failasuf juga belum percaya sepenuhnya jika label pada blouse batik megamendung itu adalah klaim sepihak dari negara Turki. "Itu kan belum dikonfirmasikan ke Turki. Siapa tahu itu hanya siasat si perajin batik atau si pemilik butik agar produknya laris," ujarnya.
Batik Cirebon - Kendati demikian, Failasuf meminta pemerintah merespons temuan pengguna Path itu dengan serius agar pencurian karya anak bangsa tidak terus terulang. Menurut dia, pemerintah pusat musti mendata seluruh produk budaya di daerah untuk dipatenkan.
"Kalau sudah dipatenkan di tingkat nasional segera diajukan ke UNESCO. Banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk itu tetap tidak sebanding dengan besarnya kerugian jika produk-produk itu dicuri bangsa lain ," kata Failasuf.
Meski asli dari Cirebon, batik motif megamendung juga sering dibuat para perajin batik asal Kota Tegal. "Tapi sering saya kolaborasikan dengan motif khas Tegal," kata Muniroh, perajin batik asal Kelurahan Kalinyamat Wetan, Kecamatan Tegal Selatan. ( batik Cirebon )

Kamis, 08 Januari 2015

Batik Cirebon - Keindahan Batik dan Tenun Khas Nusantara

Batik Cirebon - Keindahan Indonesia, tidak pernah habis untuk di bicarakan. Negara yang terletak di Asia Tenggara ini memiliki banyak ras, suku budaya serta agama.
Indonesia negara yang turun-temurun mempertahankan kerajinan tangannya patut di perhitungkan di ajang kerajinan tangan dunia. Kain batik dan kain tenun contohnya yang sudah begitu melegenda.
Namun sangat disayangkan, di tengah daya saing antara batik-batik populer seperti Batik Solo, Batik Pekalongan dan Batik Cirebon, salah satu kain batik di daerah Indonesia mulai langka, yaitu batik kudus. Padahal Batik Kudus merupakan cikal-bakal dari batik pesisir. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, awalnya membantik dengan peralatan sederhana, lambat laun beralih ke industri.
Menurut Pembina Galeri Batik Kudus Miranti Serad Ginanjar, perlunya inovasi agar Batik Kudus diminati pasar perdagangan. Ia pun menyiasatinya dengan mengangkat batik cap.
"Karena Batik Kudus ini termasuk langkah kita berkonsentrasi ke batik-batik repro. Kita juga mengangkat batik cap, yaitu mengangkat kearifan lokal Kota Kudus. Seperti motif menara Kudus, kaligrafi, dan kretek, kapal kandas, dan Gunung Muria," ungkap Miranti.
Selain batik yang diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO, Indonesia juga memiliki kain tenun yang sangat indah, seperti kain tenun Bali dan Sulawesi Selatan.
Batik Cirebon - Di Bali, kain tenunnya sendiri bermula dari kain tradisi, yaitu kain Bebali. Di awal sejarah perkembangan batik di Nusantara, Bali dikenal salah satunya adalah kain Gringsing. Motif-motifnya diambil dari keindahan alamnya, seperti flora dan fauna.
"Awal mulanya sejak tahun 1991 bermula dari penciptaan ide air brush kalau di Bali biasa dikenal dengan kain ikat, dan air brush tersebut adalah teknik baru," ungkap Ida Bagus Adyana, selaku pemilik Rumah Tenun Ikat Putri Ayu.
Sedangkan di Sulawesi Selatan, kain tenunnya terkenal dengan nama Sutra Sekang. Sesuai namanya, bahannya sendiri terbuat dari 100 persen sutra.
Ketua Koperasi Tenun, Adi Kurnia, mengatakan, umumnya satu orang wanita mampu memproduksi kain tenun dengan panjang dua meter dalam sehari.
"Dari proses penjemuran sutra mulai dari yang normal hingga menjadi berwarna membutuhkan waktu satu jam, melalui pewarnaan alami dan kearifan lokalnya inilah kami tidak khawatir akan hadirnya saingan karena konsumen sudah sangat familiar dengan produk-produk serta bahan seperti ini," ujarnya.
Ingin lebih tahu keindahan batik dan tenun tersebut. Jangan lewatkan tayangan Idenesia di Metro TV pada Kamis 8 Januari 2015, pukul 22.30 WIB. ( Batik Cirebon )

Selasa, 06 Januari 2015

Batik Cirebon - Inspirasi Membuat Batik di Dapat Dari Ranting Pohon

Batik Cirebon - Pada artikel sebelumnya sering di tegaskan bahwa batik adalah seni yang ‘fleksibel’. Memang benar, layaknya sebuah lukisan, inspirasi untuk membatik pun bisa didapatkan dari mana saja. Kenapa kata-kata ini selalu ada pada setiap artikel ? Tentu saja tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan semangat anak muda untuk turut ambil andil dalam seni batik. Penegasan ini sangat penting sekali, generasi muda perlu mengetahui bahwa batik bukan seni kuno yang membosankan. Batik sama dengan seni melukis, namun medianya saja yang berbeda, dan kekhasan tersendiri dari batik adalah lilin/malam yang di gunakan untuk mewarnai batik. Inilah uniknya, di perlukan sumber daya manusia yang telaten dan teliti untuk membuat seni batik yang berkelas premium.
Ada sedikit hal menarik dari salah satu penggiat batik, ‘Rasa Raharja’. Kemaun Rasa Raharja patut untuk di apresiasi. Ia terus memutar otak untuk membuat batik yang tak lazim. Ia menemukan motif ini dari percobaan yang di lakukan berulang-ulang. Alasannya ia mau mencari dan menemukan teknik ini adalah guna mendapatkan nuansa baru yang tak lazim yang memang di cari banyak orang.
Batik Cirebon - Siapa yang menyangka, ternyata sepotong ranting beruas banyak mampu menginspirasi Rasa Raharja menemukan teknik membatik yang disebutnya teknik ‘gepyok’. Dari teknik tersebut, akhirnya batik itu disebut di beri nama ‘batik gepyok’.
"Batik ini terlahir dari eksperimen berulangkali guna mendapatkan nuansa baru  batik tulis ditengah keinginan mendapatkan batik bernuansa beda dari yang lazim ada. Lazimnya, batik dibuat dengan menorehkan lilin dengan canting, namun batik gepyok  dibuat dengan menyabetkan atau 'menggepyokkan' ranting pohon yang berlumuran lilin  ke kain," kata Instruktur aneka jenis keterampilan  di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja/BLK Kebumen, Rasa.
Batik Cirebon - Menurut Rasa gepyokan ini memunculkan kesan seperti lukisan abstrak. Semakin bagus bentuk rantingnya, batiknya pun semakin bagus. Kendati tak berambisi menjadikan batik sebagai lahan bisnisnya, karya batik Rasa sebagian besar dititipkan di sanggar seni milik adiknya di kota Semarang dan sudah banyak  dikoleksi para pecinta batik.  "Sering saat menonton televisi saya lihat di layar kaca muncul tokoh yang mengenakan  kemeja batik karya saya," ujar Rasa.
Alumni Sekolah Menegah Perkebuan Menengah Atas (SPbMA) ini mulai menjadi instruktur BLK tahun 1982, sebagai instruktur PHP (Pengolahan Hasil Pertanian). Seiring perjalanan  waktu, pria asal Semarang ini mampu melatih berbagai jenis ketrampilan selain PHP,  diantaranya membatik, menganyam,  sablon dan pembuatan taman. Didorong jiwa seninya,  Rasa berusaha keras menguasai aneka ketrampilan tersebut. ( Batik Cirebon )

Minggu, 04 Januari 2015

Batik Cirebon - Mempopulerkan Batik dengan Kreasi Sendiri

Batik Cirebon - Batik adalah kesenian tradisional yang menuangkan motif pada dasar kain dengan pola yang beraturan atau abstrak yang di tulis dengan lilin/malam panas. Batik kian populer seiring pengakuan batik dari dunia. Setelah itu, orang-orang mulai berbondong-bondong untuk mengenakan batik. Di Indonesia, batik tersebar di seluruh penjuru provinsi. Setiap provinsi memiliki motifnya sendiri dengan kekhasannya yang beragam. Maka dari itu, sulit untuk membandingkan batik yang satu dengan batik yang lainnya, karena mereka memiliki keunikan tersendiri.
Namun sangat di sayangkan, jika seni yang penuh makna dan berfilosofi tinggi ini harus hilang di makan waktu. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya harus tau cara melestarikan batik. Tentu kita bisa melestarikannya dari cara yang paling sederhana, yaitu mengenakan batik di setiap acara. Namun, alangkah lebih baik lagi jika kita menjadi pelopor atau pengrajin batik itu sendiri.
Untuk membuat batik memang di butuhkan ketelitian dan ketelatenan. Tidak cukup hanya itu saja, kesabaran dan seni di perlukan untuk mempercantik hasil dari batik. Namun, jika sudah mencintai batik sudah pasti, proses membuat batik adalah hal yang menyenangkan.
Batik Cirebon - Mempopulerkan batik dengan kreasi sendiri menjadi penting di saat semakin minimnya pengrajin batik. Batik adalah seni yang fleksibel, kita boleh membuat batik dengan rasa kita sendiri tanpa harus mengikuti pola klasik yang sudah ada. Karena pada dasarnya, batik adalah kesenian menulis motif pada selebaran kain, hal itu pula yang sebenarnya di akui oleh UNESCO.
Batik Cirebon - Anda bisa mengikuti menulis batik dengan mengunjungi sanggar-sanggar batik yang ada di Indonesia. Di sanggar batik memberikan anda kesempatan untuk ikut menulis batik. Dengan warganya sendiri mencintai dan ditambah dengan nilai plus mampu menulis batik menjadi kebanggakan tersendiri di mata asing, karena kita mampu mampu untuk membuat batik.
Tanpa edukasi menulis batik, generasi penerus penulis batik tentu saja semakin lama semakin hilang. Sangat penting jika judul di atas dapat terealisasi “Mempopulerkan Batik dengan Kreasi Sendiri”. Akan menambah generasi yang semakin mencintai batik. ( Batik Cirebon )

Sabtu, 03 Januari 2015

Apa Keunggulan Batik Trusmi (Batik Cirebon-an) ?

batik cirebon mega mendung

Batik yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, pada dasarnya memiliki keunikan tersendiri dan bagus, dan beragam corak motif pun dimilikinya. Dengan demikian, batik-batik yang ada di daerah tidak bisa dibanding-bandingkan dengan motif dari daerah lain. Kekayaan tersebut patut untuk di syukuri, karena hanya Indonesia yang memilikinya.
Batik Cirebon umumnya bisa di klasifikasikan ke dalam kelompok Batik Pesisiran, tapi juga sedikit di pengaruhi sedikit unsur kelompok Batik Keraton. Ini karena, Cirebon memiliki dua buah keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Hanoman. Saat ini, masih ada beberapa motif yang di kerjakan oleh masyarakat Desa Trusmi, salah satunya yaitu adalah mega mendung. Mega mendung memang menjadi icon Cirebon, dan menjadi salah satu motif yang paling banyak di minati.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki Batik Cirebon, adalah sebagai berikut:
Batik Cirebon bernuansa klasik tradisional, serta menyertakan motif wadasan (batu cadas) serta unsur ragam hias berbentuk awan (mega).
Umumnya bagian latar dasar batik memiliki warna yang lebih mudah di bandingkan motif garis utamanya.
  1. Bagian latar atau dasar kain nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan.  Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
  2. Garis-garis motif pada Batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses Batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan cantik tembok atau bleber.
  3. Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
  4. Memiliki warna dominan kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan warna dasar warna kain krem atau putih gading.
Ada sedikit hal yang unik, untuk kelompok motif Batik Cirebon Pesisiran batik ini sangat di pengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing.
Perkembangannya saat ini adalah pewarnaan yang lebih beraneka ragam dan menggunakan unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan etnis (asimilasi). Sehingga Batik Cirebonan cenderung menerima pengaruh budaya luar yang dibawa oleh pendatang. Hal ini membuat Batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan penggunaan banyak warna.
Produksi Batik Cirebon-an pada saat ini terdiri dari Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Kombinasi Tulis-Cap. Pada tahun 1990-2000 ada sebagian masyarakat pengrajin Batik Cirebonan yang memproduksi dengan teknik sablon tangan (hand-printing). Namun belakangan ini teknik sablon tangan hampir punah dikarenakan kalah bersaing dengan teknik sablon mesin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar.
Pertumbuhan Batik Trusmi bergerak dengan cepat mulai tahun 2000, hal ini bisa dilihat dari bermunculan showroom-showroom batik yang berada di sekitar jalan utama desa Trusmi dan Panembahan. Pemilik showroom batik Trusmi hampir seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Trusmi asli walaupun ada beberapa yang dimiliki oleh pemodal dari luar Trusmi.