Rabu, 31 Desember 2014

Batik Cirebon - Rahasia di Balik Cemerlangnya Warna Batik


Batik Cirebon - Setiap orang pasti ingin koleksi batiknya tetap bersih cemerlang dan tidak pudar. Di Yogyakarta, mencuci kain batik tidak menggunakan sabun pada umumnya. Melainkan menggunakan sabun lerak, sabun lerak ini berfungsi sebagai deterjen namun tetap ramah lingkungan. Selain itu, sabun lerak juga bisa membuat kain batik tetap cemerlang.
Buah lerak (Sapindus rarak D.C.) orang jawa lebih mengenalnya sebagai klerek atau werek. Orang sunda mengucapkannya sebagai buah rerek. Beda pula dengan orang palembang yang menyebutnya lamuran. Dalam biologi, lerak termasuk famili Sapindus yang konon artinya sabun Indonesia (sapo Indus, karena dinding buahnya mengandung saponin.
Dalam buah lerak, ada sebuah zat yang menghasilkan busa, zat itu adalah saponin. Selain itu, lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai perlatan dapur, lantai juga untuk memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.
Batik Cirebon - Buah lerak bisa ditemui di pasar-pasar tradisional, pada penjual rempah-rempah atau jamu tradisional. Berbentuk bulat mirip seperti kelereng, harganya juga relatif murah. Buah lerak ini di jual dalam bentuk kering, serta kulit buahnya yang mengerut pertanda bahwa buah itu memang sudah kering. Untuk memecahkan kulit buah ini sedikit susah-susah gampang, perlu pukulan ekstra untuk memecahkan kulit buah ini.
Lerak ini harus di pecah, karena pecahan lerak ini kemudian di celupkan ke dalam air dan di gosok, sehingga akan keluar buih. Inilah lerak yang dimanfaatkan sebagai bahan pencuci. Karena, buih yang muncul mirip buih sabun. Pakaian batik yang akan dicuci direndam semalaman. Kain yang berwarna ajab lebih tahan warnanya jika di cuci menggunakan lerak.
Batik Cirebon - Lalu, bagaimana cara untuk mencucina ? batik yang hendak dicuci di rendam dalam air hangat yang sudah di campir dengan 3 butir lerak. Setelah itu bilas dengan air bersih. Ketika menjemur, hindari menjemur di tempat yang kena sinar matahari langsung. Dengan begitu, batik akan terlihat cerah dan tetap baru. Dan tentunya juga akan menghindari batik dari pudarnya warna.
Sekarang, kita tidak perlu repot-repot memecahkan buah lerak ini. Beberapa penjual batik di Yogyakarta sudah menjual buah lerak ini dalam bentuk ekstrak, tinggal dibaca saja seberapa takaran cairan lerak itu untuk batik yang akan dicuci.
Selain itu, mencuci dengan lerak juga lebih ramah lingkungan. Karena air bekas cucian ini tidak menganggu mikroorganisme di tanah maupun di air. ( batik Cirebon )

Selasa, 30 Desember 2014

Batik Cirebon – ‘Batik’ Pakaian Tradisional Paling Populer


Batik Cirebon - Bagi dunia nama batik memang sudah tidak terdengar asing lagi, tentu saja itu setelah di akui statusnya oleh UNESCO. Apalagi di Indonesia, busana ini sudah menjadi busana sehari-hari bagi warga Indonesia, dan menjadi ciri khas di daerahnya masing-masing. Kata batik sebenarnya memiliki arti sebagai cara membuat pakaian dengan teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam. Kata batik sendiri berawal dari tik yang berbarti titik. Meskipun ada beberapa membuat batik dengan teknik cap, cara ini lebih cepat ketimbang tulis.
Tradisi membatik bermula pada tradisi yang di lakukan turun temurun, sehingga terkadang suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Bahkan beberapa motif batik bisa menunjukan perbedaan status seseorang. Bahkan hingga sekarang, keluarga keraton masih memakai motif batik yang memang hanya di pakai oleh keluarga keraton saja, yaitu Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kalidiperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik Cirebon - Berbagai ragam corak dan warna Batik juga turut di pengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Selain itu batik di setiap daerah juga berbeda-beda, hal itu di dasari oleh perbedaan adat dan suku di Indonesia. Juga selera orang-orang di daerah saat itu, sebut saja batik cirebon yang terkenal dengan mendungnya atau batik parang. ( batik cirebon )

Minggu, 28 Desember 2014

Batik Cirebon – Perlunya Perlakuan Khusus Pada Batik Pewarna Alami


mencuci batik cirebon
Batik Cirebon - Berbagai macam kain khas Indonesia, memang tidak pernah habisnya untuk di bicarakan. Hal ini patut di syukuri, karena Indonesia memiliki berbagai macam warisan dari nenek moyang sabang sampai merauke. Hal itu pula yang terus membuat para pengrajin terus berinovasi dan mengekspor, menciptakan kain cantik yang bernilai dan di sukai masyarakat maupun wisatawan. Dengan beragamnya kain batik, kreatifitas mereka bisa semakin terasah dengan gabungan beberapa motif berdasarkan kreasi mereka.
Kain tradisional dengan pewarna alami dengan pewarna sintetis jelas berbeda dalam hal perawatan. Dan sudah jelas jangan menyamakan cara mencucinya. Hal ini tentu saja agar baju batik kesayangan anda tetap awet dan bisa di pakai dalam waktu lama.
Untuk kain berbahan pewarna alami, contohnya yang berasal dari dedaunan seperti, daun mangga, rambutan dan tom. Ada trik cara merawatnya lho dari pemilik usaha kain tradisional yang menggunakan pewarna alami sekaligus seorang pengrajin Flo Natural Dyes.
Batik Cirebon - Pewarnaan yang alami itu memang beda, perawatannya pun lebih lebih baik di rawat secara alami. Bisa dengan kerak, juga daun dilem misal di Jogja.
Namun, bagi Anda yang sulit menemukan daun dilem, ada cara lain untuk merawatnya. Berikut cara merawat kain dengan pewarna alami:
Batik Cirebon - Pertama, memakai sampo. Untuk produk yang penuh batik, Flo menyarankan untuk dicuci dengan sampo atau deterjen lembut tanpa pemutih. Namun jangan terlalu lama direndam agar warna tetap terjaga. Cara kedua, adalah dengan menggunakan pewangi. Untuk yang polos tanpa batik, Flo menyarankan agar tidak terlalu sering dicuci.
"Orang kan jarang pakai sehari penuh. Kalau cuma setengah hari atau dipake sebentar diangin-angin saja," kata Flo.
Selain itu bila dipakai seharian, cukup dicelup ke dalam pewangi dan jangan direndam," tutup Flo.
Itu dia beberapa tips praktis untuk Anda yang suka dengan batik pewarna alami. Selamat mencoba ya.
Untuk beberapa orang, mungkin malas untuk melakukan hal itu, terlebih dengan adanya mesin cuci. Perlu di ingatkan, batik sangat tidak di anjurkan untuk di cuci menggunakan mesin cuci. Karena hal itu bisa menyebabkan memudarnya warna bahkan terhapusnya motif oleh gesekan mesin cuci. ( batik Cirebon )

Sabtu, 27 Desember 2014

Batik Cirebon - Dominasi Batik Printing dibanding Batik Tulis

Batik Cirebon - Saat membahas perkembangan batik di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang, Eko haryanto langsung terdiam beberapa saat.
Pengusaha Usaha Kecil menengah yang mencintai Batik Semarang itu kemudian mengakui, dia sedang resah atas sikap dan perkembangan batik di Semarang.
Untuk saat ini, sudah terlalu banyak batik printing alias produk tekstil yang ‘hanya bermotif batik’. Secara perlahan, batik printing pasti akan membunuh batik tradisional.
Untuk penerapan tenaga kerja sendiri, usaha batik tradisional dinilai lebih bermanfaat. Selain menjaga keberlangsungan batik tulis, juga setidaknya bisa menyerap tenaga kerja minimal 15 orang. Berbeda dengan batik printing, yang hanya membutuhkan seorang operator printer saja.
Batik CirebonKeadaan Kampung Batik sekarang berbededa dengan kampung batik zaman dahulu. Pada rentang waktu 2006 hingga 2010, Kebanyakan pengusaha kampung batik masih di dominasi oleh batik tradisional, baik itu tulis maupun cap.
Pada 2011, batik printing mulai muncul. Untk orang awan bisa dipastikan sulit membedakan antara batik tradisional dan printing. Padahal batik tradisional mempunya nilai historis yang tinggi dan tentu saja di buat dengan cinta budaya sang pengrajin.
Jangan sampai pengakuan UNESCO di sia-siakan, dengan mendominasinya batik printing bukan tidak mungkin lama kelamaan status tersebut akan di cabut dari Indonesia.
Batik Cirebon - Dalam industri batik, ada beberapa profesi. Mulai dari peracik malam, pencanting, tukang cap, hingga desainer batik. Penilaian per orang di sesuaikan keterampilannya. Dengan demikian, batik tradisional memang lebih banyak menyerap tenaga kerja dan lebih mensejahterakan daerah tersebut.
Yang di ujikan bukanlah teori, namun di nilai dari aspek kemampuan sehari-hari. Tidak begitu di permasalahkan meski pembatik tidak pernah baca tulis.
 Jika semua industri memiliki sertifikasi, maka orang asing pun tidak akan meremehkan Industri batik di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah akan lebih di permudah untuk mendata berapa banyak pengrajin yang kompeten di Indonesia, pun dengan pengalamannya minimal 2 tahun. Dengan data yang akurat dan tepat pemerintah bisa memanfaatkan para pengrajin ini ketika di butuhkan nantinya. Dan bukan tidak mungkin para pengrajin ini menjadi master batik di Indonesia dan mempermudah pembuatan kampung batik. ( batik Cirebon )

Jumat, 26 Desember 2014

Batik Cirebon - Batik Indonesia Sulit di Tiru, Pengrajin Harus Pede


Batik Cirebon - Bank Indonesia mengeluarkan statement bahwa negara lain akan sulit untuk meniru produk lokal asli asal Indonesia, terutama untuk produk unggulan ‘Batik’.
Banyak kerajinan dan seni asli Indonesia yang tidak bisa di tiru oleh negara lain, untuk membuatnya dibutuhkan keahlian khusus yang cukup tinggi, Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir percaya, hal itu hanya di miliki oleh pengrajin Indonesia. Pengrajin Indonesia di kenal ulet dan terampil, juga sabar dalam membuat kain batik yang memakan waktu berbulan-bulan itu.
Maka dari itu, pengrajin asal Indonesia haruslah percaya diri dan tidak perlu berkecil hati menghadapi MEA. MEA ini akan berlangsung akhir 2015. Percaya diri ini dalam artian memang produk lokal ini unik dan eksklusif, negara lain tidak memilikinya. Sehingga produk batik ini bisa menjadi pembeda dengan produk yang di jual oleh negara lain.
Batik Cirebon - Pihaknya berharap, masyarakat terutama pengusaha agar tidak mudah terpengaruh oleh pendapat sejumlah pihak yang mengatakan bahwa Indonesia belum siap menghadapi MEA.
Mau tidak mau, pengrajin Indonesia harus siap. Justru jika tidak siap maka kita bisa menjadi sasaran pasar bagi bangsa lain mengingat Indonesia merupakan negara padat penduduk sehingga potensi pasarnya sangat besar.
Batik yang telah lama di akui oleh dunia Internasional, ternyata memberikan manfaat besar untuk pengrajin lokal. Karena produk batik sendiri sudah menarik minat pasar asing, sehingga hal ini bisa memudahkan untuk pemasarannya.
Batik Cirebon - Hal terpenting yang perlu di jaga adalah daya saing. Daya saing ini meliputi kualitas dan harga produk. Untuk pasar Internasional memang kualitas sangat penting, untuk menjaga daya saing agar tidak terlalu jauh tertinggal dengan produk lain.
Selama produk kita bersifat komparatif dengan produk lain ditambah memiliki nilai yang lebih rendah maka kita siap menghadapi persaingan dengan produk-produk dari negara lain.
Bahkan, pihaknya menilai persaingan membuat kerja sumber daya manusia menjadi lebih efisien karena harus selalu memastikan kualitas. Kualitas SDM menjadi lebih baik dan kreatif jika menghadapi persaingan.
Pada dasarnya jika kita siap menghadapi MEA maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin baik, dengan demikian masyarakat juga akan semakin sejahtera. ( batik Cirebon )

Batik Cirebon - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti Luncurkan Batik Sagu

Batik Cirebon - Bersamaan dengan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Meranti ke-6, Pemerintah kabupaten meluncurkan desain batik sekaligus memperkenalkan desain Batik khas Kepulauan Meranti. Desain batik ini dinamakan Batik Sagu, hasil bersama yang dikaji dan di motori oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, bersama Ketua DPRD, Fauzi Hasan SE, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra Arsyad SH MSi dan Ketua Dekranasda, Nirwanasari Irwan SE, memperkenalkan desain batik sagu itu usai Apel Hari Jadi Kepulauan Meranti, Jumat (19/12) kemarin.
Bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Meranti Ke-6, Pemerintah Kabupaten memperkenalkan desain Batik khas Kepulauan Meranti. Desain batik ini diberi nama Batik Sagu, hasil kajian bersama yang motori Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Batik Cirebon - Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, bersama Ketua DPRD, Fauzi Hasan SE, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra Arsyad SH MSi dan Ketua Dekranasda, Nirwanasari Irwan SE, memperkenalkan desain batik sagu itu usai Apel Hari Jadi Kepulauan Meranti, Jumat (19/12) kemarin.
Bupati Irwan mengatakan, desain batik khas Kepulauan Meranti tersebut akan menjadi kebanggaan daerah dan akan diprioritaskan penggunaannya oleh seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Kita akan sangat bangga mengenakan batik khas Kepulauan Meranti, untuk itu saya mencanangkan agar ini bisa diprioritaskan di setiap SKPD di lingkungan Pemkab terlebih dahulu, barulah nantinya disebarluaskan ke setiap komponen masyarakat," kata Bupati Irwan.
Menurut Bupati, keberadaan Batik Sagu sebagai desain batik khas Kabupaten Kepulauan Meranti, bisa dijadikan salah satu aspek dalam mendorong promosi dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Meranti ke depannya.
"Sengaja dipajangkan dihadapan para peserta apel biar semua bisa melihat bahwa Kepulauan Meranti sudah punya desain batik sendiri. Ini sangat saya dukung, apalagi kita sudah dinobatkan sebagai pengelola sagu paling besar dan paling kreatif di Indonesia," ungkapnya.
Bupati Irwan juga berharap, Dekranasda Kepulauan Meranti sebagai inisiator pembuatan desain batik ini, bisa mengembangkan program batik berdesain sagu Kepulauan Meranti tersebut. Dikatakannya, Inovasi ini sangat diperlukan untuk memotivasi semua pihak. ( batik Cirebon )

Rabu, 24 Desember 2014

Batik Cirebon - Batik Tulis nan Indah dan Seksi

Batik Cirebon - Seiring berjalannya waktu, batik ternyata mampu untuk tetap eksis. Sejak dulu batik ditemukan hingga kini, batik bukan hanya sebatas pakaian yang di gunakan untuk membalut tubuh.Namun, juga di gunakan sebagai simbol keanggunan perempuan, jati diri dan karakter yang tergambar lewat desain busana nan simbolis dan apik. Dibuat dengan sentuhan tangan yang penuh cinta dan ketulusan, beragam batik tulis dari berbagai provinsi di Indonesia mampu mempercantik penampilan.
Batik menjadi sesuatu yang sangat futuristik di tangan Melda Lauws. Wanita keturunan Attambua, Nusa Tenggara Timur ini berinovasi memadukan lace dengan batik tulis Solo dan sutra Pekalongan. Tiga desain yang telah selesai di garapnya tersebut di berikan tema Form of Love. Tidak perlu di pungkiri, pembuatan batik memang sulit. Tapi, para pekerjanya ulet, dan yang terpenting mereka mengerjakannya dengan penuh cinta menciptakan karya tersebut agar tetap lestari.
Batik Cirebon - Batik memang di kenal sebagai seni yang fleksibel, batik mampu mengikuti perkembangan zaman. Dengan bentuk masa kini, Melda Lauws merancang tiga evening grown berbahan batik tulis Solo yang begitu menggoda. Umumnya, batik memiliki warna cokelat dan hitam yang sejatinya monoton. Namun nyatana, batik tetap bisa di sulap menjadi busana two-piece nan seksi.
Untuk bagian atasnya sendiri, Melda menggunakan lace chantilly warna kulit bertabur bordir dan payet. Bordir itu dibuat tiga dimensi dengan pola bunga dari lace yang di gunting bertumpuk. Supaya tidak terkesan monoton, butiran payet pun dihadirkan untuk mengimbangi warna cokelat batik. Melda menggunakan warna alam biar senada, tapi tetap keren. Dua atasan tersebut dibuat dengan model crop top sleeveless. Sementara itu, yang lainnya diberi detail lengan yang menjuntai dan loose.
Melda pun menyarakan sebaiknya bawahannya itu dibuat sederhana. Batik dibuat dengan susah payah, jadi ia tetap berusaha mempertahankan bentuk aslinya. Selain itu batik juga memiliki kekhasan di tiap daerah, batik cirebon misalkan.
Dengan demikian batik boleh saja terus di jejali oleh inovasi-inovasi orang-orang yang kreatif. Selama kreasi itu tidak merubah identitas asli dari batik. Inovasi itu pun diharapkan menambah nilai lebih dari batik agar terus di cintai masyarakat di rumahnya sendiri, bahkan masyarakat Internasional. ( batik Cirebon )

Batik Cirebon - MEA 2015 Siap di Hadapi Perajin Batik Sleman


Batik Cirebon - Lebih dari 20 pengrajin batik di wilayah Sleman telah mandiri. Bukan hanya memproduksi batik, mereka juga telah memiliki show room sendiri. Target pasar mereka bahkan sudah merambah skala nasional, bukan hanya lokal saja. Produknya bahkan sudah merambah lebih luas lagi, go Internasional. Bukan hanya prestasi go Internasional saja yang di dapatkan, ternyata masih ada puluhan pengrajin batik tradisional binaan Pemkba Sleman melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.
Demi pengembangan usaha dan pasar, pemkab di haruskan terus mendorong para pengrajin batik agar terus melahirkan karya-karya baru. Contohnya seperti batik motif “Sinom Parijotho Salak” yang ngetrend pada tahun 2014. Motif tersebut terdiri atas elemen tanaman parijotho (tangkai, daun, dan bunga) serta salak pondoh (daun dan buah), dengan hiasan stilasi daun salak pada tepi kain. Latar belakang motif diisi dengan motik cecek berupa titik-titik kecil tersebar merata. Warna yang digunakan terdiri atas, hitam, biru, coklat, kuning, dan putih.
Batik Cirebon - Batik yang merupakan kombinasi dari beberapa desain pemenang lomba desain batik 2012 merupakan batik khas Sleman. Sedikitnya ada tujuh desain batik khas kabupaten berslogan ”SEMBADA”. Yakni, parijotho, salak, semarak salak, belut dan salak, gajah kombinasi parang rusak barong, salak pondoh, dan salakan.”Pemkab juga mendorong perajin batik membuat kolaborasi desain untuk memberi nilai lebih suatu produk. Misalnya, batik tulis kombinasi jumput atau bordir,” ungkap Bupati Sri Purnomo kemarin (23/12).
Di penghujung tahun 2015 ini, pasar Indonesia sedang bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Untuk pasar bebas ini mangsa pasar sedikit berbeda dari pasar lokal, mereka biasanya menginginkan kualitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini batik, pasar Internasional lebih menyukai batik dengan bahan pewarna alami ketimbang pewarna sintetis berbahan kimia. Tentu saja mereka punya alasan sendiri, salah satunya adalah pewarna alami lebih ramah lingkungan dan memiliki warna khas tersendiri. Beberapa sentra pengrajin batik, batik cirebon misalnya harus bersiap menghadapi ini.
Batik Cirebon - Untuk membuat batik dengan pewarna alami tentu mempunyai tantangan tersendiri. Batik pewarna alami cenderung lebih mahal, dan warnanya cenderung soft dan tak secerah pewarna sintetis. Ini yang menjadi tantangan pemerintah. Maka dari itu perlu di galakkan sosialisasi penggunaan bahan pewarna alami batik.
Selain lebih mahal, batik warna alami cenderung soft dan tak secerah (men-colok) pewarna zat sintetis. ”Ini menjadi tantangan dalam menghadapi pasar bebas. Maka, perlu digalakkan sosialisasi penggunaan bahan pewarna alami batik,” lanjut Sri Purnomo.
Pemkab juga berencana membentuk komunitas pecinta lingkungan dari kalangan perajin batik. Untuk mendukung ketersediaan bahan, pemerintah juga menggalakkan budidaya tanaman sumber bahan pewarna alami. Di antaranya, teh (coklat), tanaman perdu /indigo (biru), kelapa (krem kecoklatan), secang (merah), kunyit (kuning), dan bawang merah (jingga kecoklatan). Bagian tanaman yang digunakan berbeda-beda. Bisa daun, bunga, ranting, umbi akar, dan kulit pohon. ( batik Cirebon )

Minggu, 21 Desember 2014

Batik Cirebon - Kantor Perwakilan BI Malang Bantu Berdayakan UKM Batik


Batik Cirebon - Hari batik Nasional di peringati setiap tanggal 2 Oktober. Batik merupakan ciptaan nenek moyang bangsa Indonesia yang begitu membanggakan yang harus di lestarikan, serta sudah di akui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Saat ini telah berdiri Paguyuban Batik Jawa Timur. Motif batik Jatim tidak memiliki patokan pakem, lain halnya juga dengan batik Madura, biasanya hanya dengan motif garis tegas warna merah.
Pengembangan batik warisan budaya Indonesia haruslah berkesinambungan, pelestariannya juga tentu harus di perhatikan. Pameran dan event-event batik harus terus di gulirkan di setiap daerah, tentu saja dengan harapan ajang ini menjadi ajang promosi bagi para pengrajin batik. Dengan lebih sering di adakannya even pameran batik, bisa akan semakin menggenjot pemasaran batik di seluruh Indonesia.
Beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dudi Herawadi di sela-sela acara dialog, peragaan busana, dan gelar produk batik dengan tema Sinergitas Penguatan Produk Batik Jatim Kawasan Tengah Selatan (Katesa) Sebagai Komoditi Budaya dan Produk Unggulan Daerah di Hotel Atria Malang, Kamis (18/12).
Batik Cirebon - Event ini diikuti pengrajin batik se-wilayah kerja BI Malang yaitu, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Kepala Kantor Perwakilan BI Malang pada acara ini memburikan bantuan perlatan kepada pengrajin-pengrajin batik sebesar Rp. 10 juta.
Dengan bantian ini di harapkan para pengrajin batik bisa lebih maju dan berkembang lagi. Di ibaratkan seperti suntikan vitamin, jika supportnya bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus juga. Tentu saja juga dengan bantuan ini, perlu terus di galang sehingga nantinya batik akan mampu bersaing di pasar Internasional nantinya.
Sementara itu, Bupati Malang, Drs. H. Rendra Kresna, BcKU, SH, MM, MPM mengatakan jika batik tidak hanya hasil budaya tapi juga menjadi mata pencaharian masyarakat. Dari sejarahnya, batik berawal dari keraton-keraton dan yang membatik adalah putri-putri keraton dan hanya dari kalangan bangsawan saja. "Batik sekarang bisa dibuat di setiap daerah. Misalnya batik Madura bisa dibuat oleh orang Jawa," urainya.
Dahulu, batik sulit sekali untuk di kenali, namun sekarang bisa dibilang tidak ada istilah batik daerah, bisa lebih disebut sebagai batik Indonesia, karena batik sudah sangat nasionalis sekali untuk Indonesia. Untuk perkembangan batik, sangat perlunya di cari setiap peluang. Peran pemerintah pun harus serius menyikapi hal ini, pemerintah perlu membantu memasarkan. ( batik Cirebon )


Kain Sarung Megamendung Batik Cirebon

Batik Cirebon - Jika berbicara tentang batik, memang tidak akan pernah habis untuk membicarakannya. Batik memiliki ciri yang sangat khas dengan berbagai produk kain batik lokal dari seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan banyak perusahaan ternama Batik Trusmi misalnya yang tak pernah habis mengeluarkan produknya setiap bulan. Bahkan tak jarang setiap perusahaan memiliki produk unggulannya tersendiri.

Motifnya yang anggun dan seragam terlihat begitu indah dan menawan, sehingga batik cocok di pakai di berbagai suasana, kegiatan formal ataupun non-formal. Batik memiliki berbagai model, batik tulis, batik printing maupun batik cap. Batik pun di desain sedemikian rupa untuk berbagai suasana. Kini, batik pun semakin mudah untuk di temuka, di sentra pengrajin batik bahkan di mall-mall sudah sangat mudah sekali untuk menemukan batik. Batik memang telah menjangkau berbagai kalangan.Selain itu batik kini telah dimudahkan dengan berbelanja di toko online yang banyak tersedia di situs-situs terpercaya. Trend batik cirebon modern yang kian fleksibel juga di ikuti dengan cara jualnya yang modern.

[Kunjungi Kuga : Kain Batik ]

Batik Cirebon - Batik sendiri memiliki berbagai keistimewaan, diantaranya warna dan motifnya yang cukup awet akan mapu bertahan lama, sehingga tidak gampang rusak ketika di cuci, lalu dengan bahan-bahan yang bagus dan berkualitas mendukung kenyamanan dalam melakukan berbagai kegiatan karena tidak merasa gerah. Pada pewarnaannya pun sebagian besar bermotif simple dan praktis, sehingga penampilannya menarik dan tidak berlebihan cocok di pakai berbagai kalangan. Model batik terbaru 2015 ini terlihat mampu mengikuti perkembangan sampai tahun-tahun berikutnya. Hal itu didukung dengan adanya pengoptimalan dari segi konvesi sebuah perusahaan untuk memproduksi model baju batik yang tetap menjaga kualitas dan gaya yang modern.

Kini saatnya anda melihat beberapa model baju batik terbaru yang ada disini, mulai dari atasan hingga bawahannya. Semua akan terasa lengkap bila Anda mampu menentukan model batik yang cocok dalam setiap kegiatannya. Apalagi adanya desain terbaru seperti desain kaos baju batik dan baju batik bermotif jersie menambah keistimewaan dari sebuah produk batik tersebut.

Mungkin sedikit anjuran untuk model batik yang pas, akan lebih baik bila Anda memilih ukuran batik yang sesuai ukuran tubuh Anda, tidak kekecilan atau tidak kebesaran saat dipakai. Karena hal tersebut akan mendukung penampilan Anda terlihat lebih rapi dan dinilai menawan dihadapan orang yang melihatnya. Jangan lupa untuk selalu memadukan model baju batik pada bagian atas dan bagian bawahannya. Seperti misalnya, bila Anda menggunakan batik dengan pewarnaan coklat atau sedikit lebih gelap, maka lebih pantas atau couple untuk bawahan celananya bewarna gelap kehitaman. ( batik Cirebon )
 

Jumat, 19 Desember 2014

Batik Cirebon - Memaknai Pesona Batik Asli Indonesia


Batik Cirebon - Busana batik semakin digemari oleh masyarakat. Ia dapat dikenakan dalam beragam kesempatan. Semua orang bisa melakukan inovasi terhadap busana batiknya, tidak hanya perancang busana.
”Kita dapat memakai batik dengan beragam cara agar semakin menarik, bukan hanya sebatas memilih motif dan corak saat membeli,” kata penata busana asal Jakarta, Adi Surantha, dalam peluncuran koleksi batik terbaru Danar Hadi, ”Tribal Fusion”, di butik Jl Gajah Mada No 183, Semarang, Jumat (19/12).
Adi mencontohkan, bagi kawula muda, batik dapat dikombinasikan dengan busana seperti celana pensil atau celana jeans ketat. Bisa juga ditambah syal agar memunculkan kesan gaya.
Namun bagi karyawan kantor, dia mewanti-wanti agar mengenakan baju batik tanpa banyak variasi dan warna yang terlalu cerah. ”Sebab, karyawan adalah cerminan dari perusahaan, jadi harus tampil dengan formal,” kata dia.
Kombinasi
Batik Cirebon - Karyawan kantor, lanjutnya, juga tidak semestinya menggunakan baju batik yang terlalu ketat. Baju batik jika dikombinasikan dengan pakaian lain pun dapat dipakai dalam beragam acara. ”Misalnya baju kantor bagi wanita bisa kombinasikan dengan rok yang mekar untuk datang ke berbagai acara nonformal,” kata Adi.
Dalam koleksi terbaru, Danar Hadi menawarkan beragam warna dengan materi sutra dan crepe melayang untuk kesan mewah dan elegan. Hal itu memang telah menjadi ciri khas dia dalam setiap rancangannya.
”Koleksi ini ditujukan bagi pribadi yang dinamis, multiaktivitas, praktis, dan simpel,” ujar Diana Santosa, managing director PT Danar Hadi.
Koleksi Chossy Latu dengan konsep tropical yang menimbulkan kesan ringan juga disuguhkan. Busana yang seluruhnya berwarna hitam putih ini tampil dengan motif-motif tradisional seperti kawung, parang, dan bunga buket.
Koleksi itu memiliki keunikan dengan campuran proses produksi dengan menggunakan teknik cat, tulis, dan cetak. ( batik Cirebon )
 

Batik Cirebon - Batik Jadi Andalan Hadapi MEA 2015


Batik Cirebon - Sejumlah daerah terus bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, termasuk Kota Solo. Agar tak terjadi kebingungan maupun bisa beradaptasi dengan pasar, beberapa potensi produk lokal jadi andalan. Salah satunya batik.
”Batik bisa menjadi produk yang berpotensi mendatangkan buyer atau wisatawan. Batik Solo telah memiliki positioning yang kuat tidak hanya di lingkup dalam negeri, namun juga di mata dunia internasional,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B. Sukamdani usai  Talkshow Kesiapan Pengusaha Solo Raya menghadapi diberlakukannya MEA 2015, di Hotel Sahid Jaya Solo, Kamis (18/12).
Dia menjelaskan, posisi Kota Bengawan yang kental akan budaya batik semakin memudahkan penjualan warisan budaya itu ke pasar internasional. Jika konteks pusat batik berhasil direbut Solo, maka memberikan dampak yang besar terhadap pasar lokal.
”Tidak hanya berdampak positif pada penjualan produk secara ritel namun dapat menjadi skala partai besar. Batik Solo bisa menjadi magnet kuat dalam mendatangkan buyer maupun wisatawan tingkat lokal, nasional, bahkan internasional,” tambahnya.
Batik Cirebon - Meski demikian, posisi Kota Solo sebagai pusat batik belum banyak diakui masyarakat luas. Sebab, konsumen maupun pasar masih mengenal pusatnya Kota Batik berada di Kota Pekalongan maupun Yogyakarta. ”Ini tantangan bagi pengusaha, pemerintah dan stake holder lainnya untuk mengukuhkan pusat batik hanya di Solo,” jelasnya.
Batik Cirebon - Untuk itu, perlu strategi mendorong potensi lain yang dimiliki misal industri manufaktur farmasi, furnitur, industri tekstil dan produk tekstil, industri ekonomi kreatif seperti batik hingga pusat pendidikan yang berkualitas.
Dalam menghadapi MEA, produk khas atau produk asli Indonesia memang sangat penting sekali untuk di tonjolkan. Hal itu memang untuk menjaga besarnya gesekan persaingan. Produk batik misalnya, produk batik telah di akui dunia milik Indonesia. Sehingga batik bisa menjadi andalan komiditas dalam MEA 2015.
Selain itu, adanya fasilitas transportasi berupa bandara internasional yang kapasitasnya dapat menampung pesawat berbadan lebar, supply kamar hotel yang kini mencapai 3.800 kamar hotel di tahun 2014 dan obyek wisata budaya bisa menjadi alternatif unggulan. ( batik Cirebon )

Rabu, 17 Desember 2014

Batik Cirebon - Perayaan Ultah ke-3, Batik Trusmi Berencana Hadirkan Miss Universe 2013


Batik Cirebon - Cirebon bakal kedatangan Ratu Kecantikan Dunia, Miss Universe 2013, Gabriela Isler dari Venezuela. Gabriela bakal menyemarakkan acara ulang tahun Batik Trusmi yang ke-3 pada pertengahan Februari 2015 mendatang.
Rencana kedatangan Miss Universe 2013 ini, disampaikan Owner Batik Trusmi, Ibnu Riyanto, saat menjamu Puteri Indonesia Jawa Barat Suci Nurhadhiah, Selasa (16/12) di kawasan Jalan Pemuda Kota Cirebon.
Rencana menghadirkan Gabriela yang dinobatkan sebagai pemenang dalam malam final di Crocus City Hall, Moskwa, Rusia, 9 November 2013 lalu itu, sebagai upaya untuk mengkampanyekan kekayaan budaya Cirebon dan Indonesia ditingkat internasional.
Batik Cirebon - Menurut Ibnu, Cirebon memiliki banyak kebanggan potensi wisata dan budaya yang harus dikembangkan dan dikampanyekan, tak hanya bagi warga Indonesia, melainkan pula masyarakat dunia.
“Mudah-mudahan kita bisa menghadirkan Miss Universe 2013 ke Cirebon. Masih menjalin komunikasi dengan pihak Kementerian dan sponsor. Mohon doanya, ini kan demi memperkenalkan potensi budaya dan pariwisata Cirebon agar go international,” katanya didampingi Puteri Indonesia Jawa Barat Suci Nurhadhiah.
Gabriela Isler berasal dari kota Maracay Venezuela. Usianya 25 tahun, dan saat ini dia bekerja sebagai seorang talent di Venevision TV Network. Gabriela adalah seorang penari Flamenco yang telah terlatih sejak kecil. ( batik Cirebon )

Selasa, 16 Desember 2014

Batik Cirebon - Pelajari Batik Klasik Tingkatkan Karakter Siswa


Batik Cirebon - Banyaknya generasi muda yang tidak lagi mengenal motif batik membuat sejumlah kalangan merasa prihatin. Mata pelajaran (mapel) IPS pun diusulkan untuk memuat nilai-nilai filosofis batik agar penanaman budaya lokal bisa kembali menguat.
Pakar Batik asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sariyatun, mengatakan masyarakat tidak lagi mengenal budaya mereka sendiri. Bahkan, batik yang menjadi salah satu simbol Kota Solo pun sudah tidak lagi menjadi magnet bagi masyarakat. “Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, generasi muda kita ke depan tak akan mengenal dengan akar budaya,” katanya, baru-baru ini.
Dikatakan, generasi muda mayoritas sudah tak lagi mengenali motif batik. Apalagi menyangkut makna filosofis. Padahal menurut staf pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini, di dalam batik klasik mengandung nilai-nilai kearifan yang bisa menjadi penguat ketahanan budaya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ia menyatakan dengan mempelajari motif batik klasik beserta nilai filosofinya akan meningkatkan karakter siswa. Karena itu perlu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran IPS. Dengan memasukkan materi itu proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Batik Cirebon - Di Solo ia telah merintis di sejumlah sekolah di antaranya SMP Negeri 10, SMP Negeri 19 dan SMP Kristen 1. Sementara di SMA Negeri 5 juga telah memasukkan batik sebagai muatan lokal. Untuk lebih menguatkan diperlukan upaya pendalaman terhadap nilai filosofis batik. “Jadi tidak hanya mengajak siswa untuk belajar ketrampilan membatik.”
Sekarang perlu dilakukan redifinasi atau dekonstruksi nilai filosofis dari nilai batik klasik bukan sebagai kebudayaan generik, tetapi sebagai kebudayaan deferensial yang dinegosiasikan menjadi salah satu penanda identitas keIndonesiaan. Ini sekaligus sebagai strategi revitalisasi terhadap eksistensi batik klasik.
Menurutnya, mereka yang tidak mengenali motif batik termasuk di antaranya pemaes temanten. Ini tentu sesuatu yang sangat memprehatinkan karena batik klasik kurang diapresiasi. Ini dampak dari globalisasi yang mengedepankan budaya homogen. ( batik Cirebon )

Minggu, 14 Desember 2014

Batik Cirebon - Menurut Bule: 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Lebih Sering Memakai Batik

Batik Cirebon - Di lemarimu sekarang, ada berapa baju batik sih yang kamu punya? Satu, dua? Seberapa sering pula kamu memakainya? Apakah sudah menjadi pilihan berpakaianmu sehari-hari, atau hanya saat acara formal dia keluar dari lemari?
Tanggal 2 Oktober diperingati masyarakat dunia setiap tahun sebagai Hari Batik Internasional. Apakah hari ini kamu memakai batikmu dengan bangga? Apakah kamu sudah menemukan alasan untuk mencintai sang warisan budaya?
Jika belum, pendiri Hipwee Lauri Lahi bisa menjelaskan alasan kenapa kamu harus lebih sering memakai batik. Artikel di bawah ini diciptakannya sendiri, dan ditulis atas usulan pribadinya. Semoga dengan ini kita jadi lebih menghormati batik, ya!
Sudah lebih dari tiga tahun saya tinggal di Indonesia. Dengan berbagai cara saya berusaha menunjukkan rasa hormat pada rumah baru saya. Salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian tradisional Indonesia, batik.
Sekarang adalah Hari Batik Internasional. Rasanya baik jika saya berbagi alasan kenapa orang Indonesia harus lebih sering memakai batik. Mungkin perspektif seorang asing bisa membuat kamu melihat pakaian menakjubkan itu dari sudut pandang baru.

 

1 Batik itu menakjubkan

Batik Cirebon - Pertama kali saya pergi ke Indonesia, saya kaget melihat banyak orang memakai baju berwarna-warni dan bercorak “gila” (dalam artian baik). Saya lihat para pria memakai baju bermotif bunga-bunga dan berwarna biru-ungu. Di negara lain mungkin itu pemandangan aneh. Tapi pria Indonesia yang mengenakan pakaian ini justru terlihat wibawa dan dewasa.
Baju warna-warni ini lebih “ramai” lagi kalau dipakai perempuan. Satu baju bisa punya warna oranye sekaligus hijau. Motifnya pun macam-macam. Ada yang bergambar burung hingga (saya pernah dengar) bumbu dapur. Wah.
Saya heran sekaligus kagum. Bagaimana bisa pakaian dengan “konsep” seramai ini terlihat pantas dikenakan semua orang? Kadang sampai sekarang jika melihat perempuan berkebaya saya ingin menyetopnya dan bilang, “Pakaianmu benar-benar indah.”

2 Batik menghubungkan ribuan orang dari latar belakang berbeda

Saya biasanya memakai batik tiap hari Jumat. Setiap saya memakainya orang-orang di sekitar saya akan tersenyum lebih lebar. Saya pikir, “Ini cara yang baik untuk memulai hari saya.”
Tidak hanya menghubungkan orang asing dengan warga Indonesia saja. Batik juga menyatukan orang Indonesia yang satu dan yang lain. Dari Sumatra hingga Papua. Semua suku punya budaya asli yang berbeda-beda. Namun semuanya tahu apa itu batik. Batik adalah identitas bersama masyarakat Indonesia.

3 Dengan batik, kamu bisa memperlihatkan bahwa kamu bangga pada Indonesia

Batik adalah cara paling mudah untuk memperlihatkan kebanggaanmu sebagai orang Indonesia. Kamu tidak perlu jadi atlet olimpiade dan meraih emas. Kamu tidak perlu bisa menari tradisional dan dikirim ke luar negeri.
Cukup buka lemarimu dan kenakan pakaian tradisional yang kamu punya. Lagi pula ini tidak ada ruginya.

4 Membeli batik sama dengan mendorong roda ekonomi lokal

Selama ini, saya berkutat di sektor ekonomi. Saya jadi punya kebiasaan untuk memperkirakan dampak suatu barang dengan perekonomian lokal. Termasuk batik.
Setiap kali kamu membeli batik, kamu mendukung kemajuan ekonomi negeri sendiri. Membuat kain polos hingga menjadi “wah” dan berbentuk pakaian siap pakai butuh waktu yang tidak sebentar. Ada orang yang bekerja menyiapkan tekstil, ada yang menyiapkan pengecapnya, ada yang mengecap, ada yang memotongnya jadi bahan baju, ada yang menjahitnya, ada yang menambahkan kancingnya, ada yang mengantarkannya ke toko, ada yang menjaga tokonya, dan ada kasir yang tersenyum ke kamu saat menerima uang yang kamu serahkan untuk membeli baju batik itu. Semua orang ini terhubung lewat satu pakaian saja.
Belum lagi jika kamu membeli batik tulis. Kamu tidak hanya mendukung ekonomi, tapi juga seni.
Kalau mau: kalau kamu membeli batik tulis langsung dari produsen lokal lain kali, biarkan mereka mengambil untung lebih banyak dari biasanya. Mereka pantas mendapatkan itu.
batiks-850x565 batik cirebon

5 Kamu boleh bersyukur punya pakaian tradisional yang bisa dipakai sehari-hari

Di negara saya, jarang sekali ada orang yang keluar dengan pakaian tradisional kami. Bahkan bisa dikatakan tidak ada. Kecuali kalau memang ada pesta rakyat, pernikahan, atau acara sejenisnya.
Baju tradisional kami terlalu tidak praktis untuk dipakai sehari-hari. Lebih baik kami mengenakan baju modern saja. Ini tidak seperti batik yang hanya tinggal kamu pakai dan kancingkan. Selain itu, warna baju tradisional kami juga lebih polos. Tidak seperti batik yang kaya corak, nada, dan ekspresi. Menurut saya, kamu boleh bersyukur punya pakaian yang bisa begitu cantik namun praktis jika dikenakan.

6 Batik bisa menyalurkan kreativitasmu

Warna dan corak batik tidak terbatas. Bentuknya pun bisa bermacam-macam, dari gaun mewah sampai kaos sepakbola. (Saya sebenarnya tidak begitu suka kaos sepakbola motif batik, tapi setiap orang punya selera masing-masing).
Kamu benar-benar dibebaskan menyalurkan kreativitas lewat batik. Mau menorehkan gambar apa saja, mencelupkan dengan tinta apa saja, tidak dilarang.
karya-Anne-Avantie-yang-dipakai-Miss-indo-universe-850x523

7 Mengenakan batik: memperkenalkan dunia pada warisan budaya Indonesia

Ada beberapa pertanyaan yang mengganggu di kepala saya. Kenapa baju Hawaii bisa terkenal di seluruh dunia, tapi batik tidak? Mungkinkah karena baju ala Hawaii itu dipasarkan dengan lebih baik?
Lalu, bagaimana caranya supaya batik bisa menjadi sama terkenalnya dengan baju Hawaii? Salah satu yang bisa kita lakukan adalah memakainya lebih sering.
Jika kamu pergi ke luar negeri, selalu bawa pakaian batik terbaikmu. Percayalah, banyak orang akan mendatangi kamu dan bertanya, “What is this colorful thing you are wearing?” Jika kamu ingin mempromosikan Indonesia, tidak ada waktu yang lebih baik dari ketika kamu menjawabnya.
Nah, setelah membaca tulisan Lauri di atas, jangan pernah malu lagi untuk memakai baju batikmu. Keluarkan dari lemari dan memacaklah! Kapan lagi coba, kamu bisa bergaya sekaligus mengungkapkan kebanggaan pada negara? ( batik Cirebon )

Sabtu, 13 Desember 2014

Batik Cirebon - Batik Jokotole buatan Bangkalan ini dijual ke 3 Negara


Batik Cirebon - Batik Jokotole Bangkalan Madura
Batik Cirebon - Rumah produksi Batik Jokotole yang terletak di Bangkalan, Madura merupakan salah satu UKM binaan dari Bank Indonesia yang biasa disebut WUBI atau Wirausaha Bank Indonesia. Rumah produksi ini berdiri sejak tahun 2011 akhir dengan modal awal Rp 22 juta. Batik yang terkenal adalah batik motif gentongan dengan kisaran harga Rp 1,7 juta per kain. Batik biasa hanya Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.
Uswatun Hasanah pemilik bisnis mengatakan, mahalnya batik gentongan karena sulitnya proses membatik dan proses pembuatan membutuhkan waktu yang lama.
"Kalau batik biasa, pembuatannya paling lama satu minggu, sedangkan batik gentongan lama, minimal dua bulan," kata Uswatun saat ditemui di rumah batik Jokotole, di Bangkalan, Sabtu (13/12).
Batik Cirebon - Dia mengatakan penjualan batik ini juga sudah mencapai pasar ekspor ke tiga negara yakni Malaysia, Jepang dan Cina. Dengan mematok harga sekitar Rp 200 ribu sebelum pajak untuk batik yang biasa. Akan tetapi untuk ekspor, Uswatun mengaku terganjal oleh kendala perizinan.
"Perizinannya rumit, harus ngurus ke RT/RW, Kelurahan. Jadi saya harap ke depannya tidak dipersulit lagi karena ini juga kan menambah devisa negara," katanya.
Setiap bulannya, kata Uswatun, bisa ekspor 3 hingga 4 kali dengan pengiriman 80 sampai 200 potong kain batik.
Menurut Uswatun kini omzetnya terus bertambah. "Sekarang omzetnya Rp 106 juta per bulan," ujarnya.
Untuk pengrajin sendiri, Uswatun mengatakan mempekerjakan tetangganya seperti ibu rumah tangga dan remaja. Itu dilakukan agar mereka memiliki kegiatan yang positif dan menghasilkan. Sementara sistem pengupahan tergantung persentase penjualan.
"Kalau upah tergantung lakunya berapa persen nanti dibagi," katanya.
Dosen Universitas Tronojoyo ini menjelaskan, untuk warna batik yang diproduksinya ada empat warna berdasarkan filosofi Bangkalan Madura, yakni hijau, merah, kuning dan biru.
"Hijau itu artinya lebih ke nilai religi, kalau merah keras dan berani, biru menggambarkan letak geografis yang dikelilingi lautan, sedangkan kuning menggambarkan hamparan sawah," katanya.
Untuk pemilihan nama Jokotole sendiri, kata Uswatun, diangkat dari filosofi nama tokoh Pahlawan Madura. ( batik Cirebon )

Jumat, 12 Desember 2014

Batik Cirebon - Atasi Limbah Batik, Kombi Tawarkan Toilet Industri


Batik Cirebon - Aktivis dari Komunitas Biji menawarkan solusi pembuatan IPAL murah bagi pengusaha batik. Sebab, selama ini para pengusaha enggan menggunakan IPAL, karena konsekuensi biaya operasional yang tinggi. “Ini kami namakan toilet industri. Karena kinerjanya sederhana dan memang bisa mengurangi dampak limbah, meski baru sedikit,” terang Ketua Kombi, Andi Setiawan.
Kombi sudah membuat satu contoh toilet industri di salah satu pengusaha batik di Banyurip Alit. Dirinya mengakui, IPAL yang dibuatnya belum baku mutu, namun setidaknya bisa mengurangi dampak baik warna maupun aroma dari air limbah hasil pengolahan batik.
Batik Cirebon - Bahan maupun pembuatannya pun, dikatakan Andi, cukup sederhana. Pemilik usaha, hanya perlu menyiapkan empat atau lima bong (kaleng bekas cat) ukuran besar. Di dalamnya, tinggal diberi sejumlah bahan yang dapat mereduksi air limbah seperti arang, batu kapur, ijuk, pasir batu dan kricak. Semua bahan disusun bertingkat di masing-masing bong. Aliran air limbah yang biasanya langsung dibuang ke got atau sungai, dibelokkan terlebih dahulu ke rangkaian filter tersebut.
“Memang belum baku mutu, tapi hasilnya terlihat. Dari awal limbah yang berwarna merah pekat, akan semakin tereduksi baik aroma atau warnanya hingga hasil akhir menghasilkan air limbah berwarna kuning pudar, dan aroma yang tersisa sedikit,” beber dia lagi.
Untuk optimalisasi filter limbah, Andi mengatakan, pengusaha bisa menggunakan lima bong. Sehingga penyaringan akan melalui lima tahap dan hasilnya bisa lebih sempurna. “Yang sudah kami buat hanya empat bong, dan cukup terlihat hasilnya. Kalau lebih optimal, bisa menggunakan lima,” imbuhnya.
Mengenai biaya, untuk pembuatan toilet industri hanya dibutuhkan Rp200 ribu hingga Rp250 ribu saja. Sehingga bisa dibuat oleh siapa saja. “Silahkan yang mau membuat, pengusaha untuk membuat sendiri-sendiri. Kami hanya menawarkan solusi tidak hanya sekedar menuntut pembenahan saja. Yang harapannya, bisa ditindaklanjuti pemerintah setempat, sehingga bisa difasilitasi pengusahanya,” kata Andi.
Batik Cirebon - M Nasir Usman, pemilik usaha batik yang mencoba penerapan toilet industri mengaku memang berniat ingin meminimalisir dampak industrinya, sehingga bersedia mencoba apa yang ditawarkan Kombi. “Sempat ditawari BKM untuk buat IPAL, tetapi makan tempat terlalu besar. Ini ditawari lagi, dan saya coba.”
Pemilik Jafry Batik tersebut, sebenarnya tak berkeberatan untuk mengeluarkan biaya pembuatan IPAL. Namun, jika harus mengeluarkan biaya terus menerus untuk operasional, memang sedikit berat. “Kalau yang ini sederhana. Kalau melihat kendala, apakah toilet industri ini bisa menampung air dalam jumlah besar. Karena biasanya saat produksi banyak, jumlah limbah yang dihasilkan juga lebih banyak,” tandasnya. ( batik Cirebon )

Batik Cirebon - Kini Seni Batik Bermain di Luar Pakem Tradisional


lilin batik cirebon
Batik Cirebon - Seni batik kini tidak terpaku pada pakem tradisional seperti pedalaman dan pesisir. Justeru seni batik yang berani mengambil pakem di luar hal-hal yang bersifat tradisional kini banyak dicari orang. Sebut saja batik anti koruptor, batik ketidakadilan, batik permainan gaplek, batik gedung sate, kujang pamor, super hero dan sebagainya.
“Saya lebih suka bermain batik dengan gaya dan desain diluar pakem yang sudah ada. Menuruti imajinasi yang ada di kepala,” kata Mulyawan Kurnia S.ST, seniman batik sekaligus founder CV aa ade di sela Festival Batik Nusantara 2014.
Meski di luar pakem, justeru batik hasil karya Mulyawan, banyak dicari penggemar batik. Ratusan desain batik yang unik kini menjadi buruan para kolektor batik baik konsumen dalam negeri maupun luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Kanada dan Nigeria.
Batik Cirebon - Selain bermain diluar pakem, Mulyawan yang akrab disapa Kang Mule juga memiliki karakter sendiri pada pemilihan warna kain. Ia sangat menghindari warna-warna gelap seperti hitam dan coklat tua karena mencerminkan pembodohan.
“Saya lebih suka warna-warna ceria dan berani, seperti warna pelangi, merah, kuning, biru, hijau dan lainnya karena warna ceria menggambarkan karakter cerdas dan dinamis,” lanjutnya.
Kang Mule sendiri sebelumnya pernah menjadi volunteer di Museum Teksil Jakarta. Pria asal Subang lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung tahun 2004 tersebut kini mencoba memberikan jasa kursus dan fashion batik. Juga menerima pesanan produksi kain batik, baju dan seragam batik baik komunitas maupun perusahaan serta membuka gerai di Blok M Plaza untuk melayani masyarakat.
Batik Cirebon - Ia mengaku awalnya terjun ke industri batik dan mengeluarkan brand rancangannya, setelah mengajar di Sekolah Desain Susan Budiharjo. Sambil mengajar, ia berpikir keras bagaimana suatu saat bisa terjun membuat karya sendiri.
“Saya ingin menjadi something di hidup saya, bukan hanya nothing. Kurang lebih setahun mengajar di sana, saya putuskan mulai membuat karya lewat merek aa ade,” tukasnya.
Harga kain batik rancangannya dibandrol mulai dari Rp150.000 hingga Rp3 jutaan per meter. Namun ada juga kain batik yang dilelang dan dibeli salah satu petinggi partai seharga Rp 30 juta bermotif anti korupsi.
Festival Batik Nusantara menurut Plt Kepala UP Museum Tekstil Jakarta Imron merupakan bentuk apresiasi terhadap batik sebagai karya seni nasional.
“Batik yang sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan sejak 2 Oktober 2009 patut dijaga kelestariannya,” pungkasnya. ( batik Cirebon )

Rabu, 10 Desember 2014

Batik Cirebon - Desainer Kawinkan Teknik TieDye dengan Pewarnaan Batik


batik cirebon - teknik tie dye jepang
Batik Cirebon - Helen Dewi Kirana, desainer mode yang dikenal melalui merek B(i) batik ini, mencoba berinovasi dengan mengawinkan teknik (pengikatan) tie-dye asal Jepang, yang disebut shibori, dengan teknik pewarnaan pada kain batik.
Shibori sendiri sebenarnya mengkombinasikan berbagai teknik sederhana seperti melipat, mengikat, memelintir dan menjahit kain yang akan digunakan untuk mendapatkan corak yang cantik.
Rangkaian koleksi yang mengawinkan dua teknik dari dua negara ini merupakan koleksi dari label fashion terbaru Helen yang bernama NES by Helen Dewi Kirana | hdk, yang terdiri dari stola dan scarf.
"Jadi, saya menggunakan teknik pengikatan shibori, namun teknik pewarnaannya menggunakan teknik yang biasa diaplikasikan pada kain batik. Yakni, untuk mendapat satu warna tertentu harus melalui beberapa layer warna. Hasil warnanya jadi lebih eksotis. Bahkan saya menggunakan obat untuk batik yang saya beli di Pekalongan," papar Helen pada jumpa pers Peluncuran koleksi NES by Helen Dewi Kirana | hdk di Jakarta, Rabu (10/12).
Batik Cirebon - Teknik Shibori diaplikasikan ke kain dengan mempertimbangkan tidak hanya desain corak yang ingin ditampilkan, namun juga jenis kain yang digunakan agar hasilnya maksimal. Saat ini Helen mengaku masih menggunakan katun impor dari Italia, Jepang dan Korea, karena memang katun tersebut dinilainya paling pas untuk mengaplikasikan teknik shibori ini.
"Proses shibori ini tidak mudah, karena bila diikat terlalu keras kain akan menjadi rusak, namun kalau terlalu longgar mengikatnya polanya tidak akan sempurna," katanya.
Dengan begitu, dalam waktu 3 hari biasanya Helen hanya menghasilkan 25 stola. Ia mengaku butuh istirahat beberapa hari dulu hingga akhirnya memulai pengerjaan lagi. Hal itu dikarenakan setelah proses shibori biasanya tangannya merasa sakit dan pegal.
"Saya hanya dibantu dua orang di tim saya untuk melakukan proses shibori dan pewarnaan. Oleh karena itu, koleksi NES ini tidak bisa diproduksi massal," tandas Helen.
Batik Cirebon - Namun, walaupun tidak diproduksi massal, Helen tetap bercita-cita ingin mengembangkan koleksi NES dengan menambah pilihan produk.
Saat ini Helen mencoba untuk membuat stola yang multifungsi dengan menampilkan dua motif berbeda dalam satu stola. Sehingga, pengguna bisa memilih salah satu motif yang ingin ditampilkan dengan melipat stola menjadi dua. ( batik Cirebon )

Selasa, 09 Desember 2014

Batik Cirebon - Batik motif "Kepek" Gunung Kidul akan dipatenkan


Batik Cirebon - Pemerintah Desa Kepek, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mematenkan produk batik motif "Kepek" dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian warga.
Kepala Desa Kepek Bambang Setiawan di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan motif Kepek merupakan batik bergambar manding atau petai cina muda atau dalam istilah Jawa dikenal dengan "Kepek".
"Motif 'Kepek' merupakan produk asli daerah kami," kata Bambang.
Batik Cirebon - Ia mengatakan motif ini sudah diproduksi meski berskala kecil. Nantinya setelah dipatenkan motif batik ini akan dikembangkan produksinya. Pelakunya ialah ibu rumah tangga dan masyarakat Desa Kepek yang berminat mengembangkan usaha batik.
"Nantinya akan ditingkatkan produksinya. Kami berharap, di Desa Kepek tumbuh industri batik sehingga pendapatan masyarakat meningkat dan pengangguran berkurang," katanya.
Bambang mengatakan nantinya motif Kepek akan menjadi baju perangkat desa, dan lembaga yang berada di desa dan dusun. Hal ini untuk memotivasi masyarakat memproduksi dan mencintai produk karya desanya.
"Gerakan di lapanagan atau memberikan contoh kepada masyarakat untuk menggunkan batik jenis ini," katanya.
Batik Cirebon - Selain itu, kata Bambang, pihaknya akan meningkatkan sumber daya manusia, agar produksinya meningkat dan berkualitas. Untuk memaksimalkan pengenalan produk, Desa Kepek juga akan membuat show room yang rencananya akan dibuka dikomplek balai desa.
"Keberadaan show room akan memiliki efek domino, yakni mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat," kata dia.
Setiap daerah memang perlu memiliki motif batik tersendiri, hal itu di harapkan agar setiap daerah memiliki ciri khas batik. Setelah itu di harapkan agar pariwisata di masing-masing daerah batik dapat terus berkembang dengan ciri khasnya. Dengan mematenkan motif batik tiap daerah akan memliki nama sendiri atau dengan kata lain seolah-olah seperti branding. Seperti di batik trusmi Cirebon misalkan yang sudah begitu terkenal di Indonesia bahkan mancanegara.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Batik Desa Kepek Guntur Susilo mengatakan berbagai pelatihan yang melibatkan pihak ketiga sudah dilakukan secara berkesinambungan. Masyarakat kini telah memproduksi batik motif Kepek ini di rumah masing-masing. ( batik Cirebon )

Minggu, 07 Desember 2014

Batik Cirebon - Bule Ini Bangga Pake Batik Korpri


batik cirebon - bule memakai batik korpri
Batik Cirebon - Batik memang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Bahkan orang asing pun bangga menggunakannya. Seperti dalam sebuah foto yang beredar di media sosial
Dalam foto tersebut, seorang warga asing (bule) berpose dengan menggunakan batik lengan panjang. Di lehernya tersemat kalung yang sangat jelas terlihat karena kancing batik paling atas tidak dikaitkan.
Dia tersenyum sumringah dalam foto tersebut. Namun, tidak para pengguna media sosial yang melihat foto tersebut. Sebab, batik yang ia kenakan adalah batik dengan corak yang khusus digunakan para pegawai negeri sipil.
Batik Cirebon - Si bule menggunakan batik berwarna biru khas para pegawai RI (Korpri). Meski kebanyakan pengguna media sosial bangga dengan penggunaan batik oleh bangsa asing, namun menggunakan batik Korpri dianggap sebagai sesuatu yang lucu.
"Beginilah bule sok tau. Salah beli batik," tulis Maruli Gading Manurung yang memposting foto tersebut.
Hingga tulisan ini dibuat, foto ini hampir mencapai 100 kali share.
"Bule habis upacara hari Korpri," timpal komentar lainnya.
Batik Cirebon - Ada juga yang menganggap jika bule tersebut kemungkinan besar adalah guru bahasa asing di sekolah internasional di Indonesia.
Namun, belum diketahui siapa bule yang ada dalam foto tersebut. Bahkan lokasi pengambilan foto sepertinya tidak berlangsung di Indonesia.
Belakangan ini, batik memang semakin mendunia seiring dengan promosinya yang lebih gencar dari pada sebelumnya. Terutama setelah batik di akui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Selain itu, batik sudah bisa semakin merambah ke berbagai kalangan. Menurut sejarah, batik di klaim bukan hanya ada di Indonesia saja. Namun di belahan dunia lain juga terdapat batik, seperti afrika misalnya. Tokoh yang sangat terkenal 'Nelson Mandela' beliau di kenal sebagai bapak pecinta batik. Namun perlu di akui bahwa batik terlahir di Indonesia, ini yang patut di banggakan. Misi untuk menduniakan batik kian terasa semakin dekat, contohnya saja dalam artikel ini. Seorang bule dengan bangganya memakai batik korpri. Meski sebenarnya dia tidak tahu di pakai dalam acara apa batik tersebut di gunakan di Indonesia. ( batik Cirebon )

Sabtu, 06 Desember 2014

Batik Cirebon - Omzet Perajin Batik Pekalongan Turun 50%


Batik Cirebon - Omzet penjualan batik produk perajin di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, selama beberapa pekan terakhir turun sekitar 50 persen, karena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Kabupaten Pekalongan, Failasuf, di Pekalongan, Sabtu (6/12), mengatakan, bahwa kondisi perbatikan kini relatif lengang dan sepi pembeli, sehingga omzet penjualan batik turun hingga 50 persen.
"Naiknya harga bahan baku batik dan turunnya daya beli masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi relatif berpengaruh besar terhadap usaha perbatikan," katanya.
Batik Cirebon - Menurut dia, naiknya harga BBM bersubsidi kini juga telah diikuti dengan kenaikan harga bahan baku batik, seperti kain dan obat batik hingga 10 persen.
"Kain sutra semula Rp 100.000 per meter kini naik sekitar Rp 110.000 per meter. Oleh karena itu, kami harus pandai berupaya bagaimana usaha kerajinan batik ini bisa tetap bertahan di tengah menurunnya daya beli masyarakat," katanya.
Beban usaha perajin batik agar bisa tetap bertahan, kata dia, tidak hanya karena dihadapkan persoalan adanya kenaikan harga bahan baku kain, obat batik, dan BBM saja melainkan juga naiknya tarif dasar listrik, pajak, serta upah pekerja.
"Biaya operasional batik kian banyak dan membengkak tetapi daya beli masyarakat menurun. Hal inilah yang harus dihadapi perajin batik bagaimana agar usahanya tetap bertahan," katanya.
Batik Cirebon - Menurut di, untuk mengatasi persoalan yang dihadapi pelaku usaha batik, pemerintah perlu memberikan konpensasi pada dunia perbatikan agar kestabilan usaha mereka tetap terjaga.
Dampak kenaikan bbm memang sangat terasa di berbagai sektor, tak terkecuali dalam sektor pembatikan. Kenaikan bbm juga ikut berdampak pada naiknya harga bahan-bahan baku batik. Selain itu juga di pengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat. Hal itu di pengaruhi oleh kebutuhan pokok yang juga ikut melonjak. Dengan demikian penurunan omset batik sangatlah wajar. Namun, pengusaha batik harus berusaha mempertahankan keberlangsungan usaha batik demi melestarikan warisan budaya nenek moyang Indonesia.
"Kompensasi itu bisa berupa subsidi bahan baku. Kami berharap pada pemerintah mampu mengatasi persoalan yang sedang dihadapi pelaku usaha batik," katanya. ( batik Cirebon )