Sabtu, 03 Mei 2014

Batik Cirebon-Publik Italia Terpukau Tenun Dan Batik Indonesia

batik indonesia di ottawaBatik Cirebon-Publik Italia Terpukau Tenun Dan Batik Indonesia.Batik Indonesia dan tenun dalam busana klasik dan kontemporer karya dua perancang mode papan atas Indonesia, Chossy Latu dan Carmanita memukau publik Italia.Peragaan busana diselenggarakan dalam acara Wonderful Indonesia: A Kaleidoscope of Indonesian Heritage di Roma oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Roma dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Acara yang dihadiri sekitar 600 orang dari kalangan pejabat pemerintah, korps diplomatik, pebisnis, pengamat mode internasional, dan media massa dimaksudkan untuk memperkenalkan Tenun Dan Batik Indonesia untuk menuju coutoure dan memperoleh pasar di Italia dan Eropa, demikian keterangan pers KBRI Roma yang diterima ANTARA London, Senin.Peragaan busana ini terpadu secara unik dan harmonis dengan pagelaran budaya yang menyajikan berbagai tarian dari Bali, Betawi, Sumatera Barat, dan Jawa Barat serta "mini exhibition" yang memajang produk-produk Indonesia mulai dari handicraft sampai dengan contoh agricultural products seperti kopi dan kakao.

Suasana Indonesia pun semakin terasa kental dengan alunan musik tradisional Arumba dan Sasando serta peragaan membuat batik oleh Putri Favorit Batik Nusantara 2011, Twinda Rarasati.Chossy Latu dan Carmanita bukan nama yang baru muncul di panggung internasional.Pada pagelaran kali ini, Chossy Latu tetap konsisten menggunakan kain tenun dalam baju-baju rancangannya yang sengaja dibuat klasik dan simple dan "wearable" agar dapat dipakai sehari-hari.Sementara itu, Carmanita yang lahir di lingkungan keluarga pembatik, menggelar koleksi busana Batik Indonesia rancangannya yang beraliran kontemporer dengan inspirasi alam.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Roma Priyo Iswanto mengatakan masyarakat dunia perlu ikut melestarikan Batik Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia dengan cara tidak harus ikut membuat Batik Indonesia tetapi memberikan pasar buat Batik Indonesia.Dalam rangka menuju "haute coutoure" dan menembus pasar Italia dan Eropa, KBRI Roma menggandeng Sekolah Mode Koefia di Roma yang telah berumur 100 tahun untuk melambungkan batik dan tenun fashion di Italia, negara yang sering kali disebut sebagai kiblat dunia mode.Acara ini dilaksanakan sebagai satu rangkaian acara Malam Resepsi HUT ke-67 Proklamasi RI dan mengambil tempat di Hotel Sheraton Roma.

Batik Cirebon-Masyarakat Inggris minati lukisan Batik Indonesia

batik indonesia di auchlandBatik Cirebon-Masyarakat Inggris minati lukisan Batik Indonesia.Masyarakat Inggris meminati lukisan Batik Indonesia, karena pameran lukisan batik yang digelar di lingkungan Lancaster University, Lancaster, Inggris tampak dikunjungi banyak orang."Pameran diadakan di Lancaster Environment Centre selama 1,5 bulan hingga 15 Juni mendatang," kata pengamat batik yang pengajar Batik Indonesia di Inggris, Haikal Bekti Anggoro, kepada Antara London, Minggu.

Kegiatan "Indonesian Batik Paintings Exhibition" yang digelar Esti Mardiani-Euers, pelajar asal Indonesia, itu menampilkan koleksi lukisan batik kontemporer Indonesia asal Jawa Tengah dan Yogyakarta.Kegiatan mahasiswa untuk mempromosikan Indonesia di Inggris Raya itu aktivitas sampingan dari Esti Mardiani-Euers yang menjadi seorang peneliti di bidang water engineering dan dosen di bidang statistik.

Sebelumnya, Esti kerap mengadakan pameran batiknya di pusat kota Lancaster, yaitu di Ashton Memorial, Williamson Park, serta Gregson Centre.Lancaster University merupakan universitas terbaik di UK dan nomor 10 di dunia untuk kategori universitas berusia di bawah 50 tahun."Suatu kehormatan bagi saya untuk diundang mengadakan pameran di kampus berkelas dunia ini," ucap Esti Mardiani-Euers.

Kota Lancaster sendiri terletak di Barat Laut Inggris, dan merupakan kota bersejarah di Inggris yang menahan gempuran bangsa Skotlandia selama berabad-abad.Kastil yang masih berdiri gagah di pusat kota sendiri merupakan kastil milik ratu Inggris, Queen Elizabeth II.Menurut Esti Mardiani-Euers, minat akan karya seni seperti Batik Indonesia menunjukkan tingkat kemakmuran masyarakat, mengingat mengkoleksi benda seni dapat dikategorikan sebagai kebutuhan tersier.

Dulu, minatnya sangat tinggi sebelum resesi 2007-2008 melanda UK, lalu trend sempat menurun sebelum sekarang kembali meningkat setelah ekonomi mulai membaik.Esti Mardiani-Euers memiliki minat di bidang Batik Indonesia karena keluarganya yang bergelut di industri tersebut. Ia dan kakaknya merupakan pelukis batik, serta kerap berkunjung ke desa-desa mencari bakat-bakat terpendam para pelukis Batik Indonesia yang belum dipasarkan secara baik.

"Mereka kurang paham bagaimana teknik marketing hasil karya mereka, padahal di sini orang-orang menawar untuk membeli lukisan mereka seharga jutaan rupiah," ujar Esti.Esti Mardiani-Euers merupakan lulusan Lancaster University bergelar Doktor dengan penelitian di bidang pembangkit listrik tenaga air dengan skala piko, yaitu lebih kecil dari mikro.Bidang penelitiannya sendiri sangat dapat diaplikasikan di Indonesia untuk menerangi desa-desa terpencil. Minatnya akan batik merupakan hobi yang ia geluti untuk mengisi waktu luang di sela kesibukannya.

"Saya coba luangkan waktu untuk selalu mempromosikan Indonesia, dan melalui kapasitas saya sebagai penggemar batik," ujarnya.Peluang bisnis batik di Inggris memang terbuka besar. Tidak hanya sebagai pakaian, namun sebagai lukisan, aksesoris, dan hiasan rumah."Jika hanya dijadikan kemeja atau gaun, Batik Indonesia hanya laku ketika musim panas, karena di musim-musim lainnya akan terlalu dingin untuk mengenakan batik," ujar Haikal Bekti Anggoro, mahasiswa yang juga pengajar batik di Inggris.

"Melihat pameran lukisan batik yang mendapat antusiasme yang tinggi menunjukkan banyak cara lain untuk membawa batik ke Inggris, bukan sekedar baju saja," tambahnya.Pameran ini juga dibuka bersamaan dengan pelaksanaan Britain Goes Batik dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di UK, sebuah gerakan untuk mengenakan batik setiap tanggal 2 di setiap bulannya dan juga kebetulan bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional.Selain itu, pameran ini dijadikan acara pemanasan untuk meningkatkan animo masyarakat kota Lancaster menjelang acara "Indonesian Night" di pusat kota Lancaster yang akan digelar pada 10 Mei mendatang.